Sukses

Wall Street Beragam Usai The Fed Kerek Suku Bunga, Indeks Dow Jones Cetak Kenaikan Terpanjang Sejak 1987

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam usai the Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin. Indeks Dow Jones catat kenaikan terpanjang sejak 1987.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Rabu, 26 Juli 2023. Indeks Dow Jones membukukan kemenangan beruntun terbaik sejak 1987 seiring pelaku pasar mencerna setelah bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga dan rilis laporan keuangan perusahaan besar.

Dikutip dari CNBC, Kamis (27/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 82,05 poin atau 0,23 persen ke posisi 35.520,12. Indeks Dow Jones memperpanjang reli dalam 13 hari, kenaikan yang belum dicapai sejak Januari 1987.

Jika indeks Dow Jones naik selama 14 hari berturut-turut pada Kamis pekan ini, akan menyamai rekor terpanjang yang pernah terjadi sejak Juni 1897. Itu satu tahun setelah Dow Jones hadir pada Mei 1896.

Sementara itu, indeks S&P 500 merosot 0,02 persen ke posisi 4.566,75. Indeks Nasdaq tergelincir 0,12 persen ke posisi 14.127,28 di wall street.

Di sisi lain, the Fed kerek suku bunga ke level tertinggi selama lebih dari 22 tahun setelah menaikkan suku bunga 0,25 persen. Namun, imbal hasil obligasi pemerintah AS atau treasury susut setelah ketua the Fed Jerome Powell menyarankan bank sentral dapat berhenti menaikkan suku bunga.

“Saya akan mengatakan sangat mungkin bahwa kami akan menaikkan bunga lagi pada pertemuan September jika datanya benar. Dan saya juga akan mengatakan mungkin kami akan memilih untuk tetap stabil dan kami akan membuat penilaian yang cermat, seperti yang saya katakan, pertemuan demi pertemuan,” ujar Powell.

The Fed akan kembali memutuskan kebijakan suku bunga pada 20 September 2022. Saham bank termasuk Wells Fargo menguat setelah komentar itu karena pelaku pasar bertaruh ekonomi dapat menghindari resesi  jika the Fed tetap bertahan.

Namun, penekanan Powell kalau bank sentral akan bergantung pada data membuat pelaku pasar bingung tentang langkah bank sentral selanjutnya dan agak membebani sentimen pasar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sektor Saham yang Menguat di Wall Street

Selain itu, saham induk usaha Google Alphabet naik 5,8 persen seiring pertumbuhan pendapatan cloud membantu mendorong perusahaan terhadap kinerja perusahaan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan.

Saham Boeing naik 8,7 persen setelah melaporkan penurunan kuartal II di tengah kenaikan pengiriman pesawat komersial. Namun, tidak semua berita laporan keuangan perusahaan positif. Saham Microsoft merosot 3,7 persen setelah melaporkan pertumbuhan pendapatan cloud yang melambat.

Semua 11 sektor saham di S&P 500 bersiap membukukan kenaikan bulanan pada Juli 2023. Saham-saham energi dan keuangan telah memimpin sektor tersebut lebih tinggi dengan masing-masing naik lebih dari  5 persen pada Juli.

Sektor saham consumer dan teknologi informasi menguat terbatas pada Juli seiring dua sektor saham itu naik kurang dari 1 persen.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 25 Juli 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak melesat pada penutupan perdagangan saham Selasa, 25 Juli 2023.

Indeks Dow Jones kembali melonjak sehingga membukukan kenaikan beruntun terpanjang dalam lebih dari enam tahun seiring pelaku pasar menimbang laporan laba terbaru.

Dikutip dari CNBC, Rabu (26/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 26,83 poin atau 0,08 persen menjadi 35.438,07. Kenaikan indeks Dow Jones ini mencapai 12 kali berturut-turut dan merupakan reli terpanjang sejak Februari 2017.

Indeks S&P 500 naik 0,28 persen ke posisi 4.567,46. Indeks Nasdaq melonjak 0,61 persen menjadi 14.144,56.

Sementara itu, saham General Motors turun 3,5 persen melemah 3,5 persen bahkan setelah produsen mobil tersebut menaikkan panduan laba setahun penuh. Sementara itu, saham General Electric naik hampir 6,3 persen yang didukung pendapatan yang lebih kuat dari perkiraan pada kuartal II 2023.

Di sisi lain, saham UPS tergelincir 1,9 persen setelah mencapai kesepakatan tentatif fengan serikat Teamsters Union, untuk hindari pemogokan.

Selain itu, saham Banc of California naik 11 persen dan PacWest Bancorp merosot 27 persen. Sebuah laporan dari the Wall Street Journal yang mengutip dari sumber mengatakan Banc of California sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk membeli PacWest.

Pelaku pasar di wall street mencerna hasil dari rentetan laporan laba sejauh ini dengan nama-nama teknologi yakni Alphabet dan Microsoft yang rilis laporan keuangan setelah penutupan perdagangan. Hampir 130 perusahaan S&P 500 telah melaporkan laba kuartal II. Dari nama-nama tersebut, sekitar 79 persen telah melampaui harapan, demikian data FactSet.

Investor juga menanti keputusan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pada Rabu pekan ini. Selain itu, investor juga akan mencerna komentar ketua the Fed Jerome Powell terkait prospek ekonominya.

 

4 dari 4 halaman

Antisipasi The Fed

Investor bertaruh kalau the Fed akan menaikkan suku bunga 0,25 persen. Akan tetapi, investor kurang yakin apa yang akan dilakukan pembuat kebijakan pada September.

“Mereka harus yakin inflasi bertahan lama di jalur meluncur menuju target mereka,” ujar Tom Hainlin dari US Bank.

“Dan saya pikir masih ada lebih banyak informasi yang bisa didapat. Jadi kami tidak akan mengatakan pasti ada kepastian ini adalah kenaikan suku bunga terakhir untuk tahun ini,” ia menambahkan.

Analis Bank of America, Jill Carey Hall menuturkan, perusahaan AS telah sedikit melakukan pembelian kembali sejak Mei.

“Pembelian kembali oleh perusahaan melambat meskipun biasanya meningkat pada titik di musim rilis kinerja keuangan dan di bawah tren musiman sejak Mei,” ujar dia.

Ia menambahkan, pembelian kembali di antara perusahaan yang telah dilaporkan turun 30 persen pada 2023 dibandingkan periode sama tahun lalu.

“Buyback bisa menjadi salah satu korban terbesar dari kredit yang lebih ketat,” ujar Hall.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.