Sukses

IHSG Sempat Koreksi 1 Persen, Ini Penyebabnya

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat turun 1 persen pada awal sesi perdagangan. Apa penyebabnya?

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat koreksi 1 persen pada Senin (29/8/2022). Analis menilai koreksi IHSG hari ini terbilang wajar karena sentimen eksternal, salah satunya kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Pada perdagangan Senin, 29 Agustus 2022 pukul 11.24 WIB, IHSG masih bergerak di zona merah. Namun, koreksi IHSG berkurang. IHSG turun 0,77 persen ke posisi 7.082. Indeks LQ45 merosot 0,77 persen ke posisi 1.006. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Senin, 29 Agustus 2022, IHSG merosot 0,69 persen ke posisi 7.086,11. Indeks LQ45 tergelincir 0,67 persen ke posisi 1.007,45. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.

Pada Senin, 29 Agustus 2022, IHSG berada di level tertinggi 7.106,41 dan terendah 7.015,34. Sebanyak 382 saham melemah sehingga menekan IHSG. 153 saham melambung dan 148 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 813.155 kali dengan volume perdagangan 17,7 miliar saham. Nilai transaksi Rp 6,8 triliun.

"Koreksi IHSG ini terbilang wajar, hal ini dikarenakan sentimen eksternal terkait the Fed yang masih akan menaikan suku bunganya bahkan dengan risiko resesi,” kata Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis kepada Liputan6.com, Senin (29/8/2022).

Dia menambahkan, pada sesi dua pergerakan IHSG masih akan cenderung masih akan tertekan, mengingat masih ada kekhawatiran dari pelaku pasar.Sementara itu, Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei menuturkan, seiring bursa regional, penurunan IHSG Senin pagi, 29 Agustus 2022 dipengaruhi anjloknya bursa saham AS pada akhir pekan lalu.

Hal ini setelah the Fed menyatakan akan terus menaikkan suku bunga untuk meredam laju inflasi, sehingga dapat memicu pelemahan ekonomi AS.

“Pelemahan IHSG masih terbilang wajar karena dalam sebulan terakhir IHSG sudah mengalami reli,” kata Jono.

Meskipun demikian, Jono mengatakan, untuk sesi kedua sepertinya pelemahan dapat lebih terbatas.

“Untuk sesi kedua sepertinya pelemahan dapat lebih terbatas antara lain karena rilis kinerja beberapa emiten misalnya PTBA yang mencatatkan kinerja baik pada semester I 2022, sehingga diharapkan dapat menopang pelemahan IHSG,” ujar dia.

Sedangkan, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, IHSG mengalami koreksi karena terpengaruh sentimen global.

“Di akhir pekan ada pidato Dovish dari Gubernur The Fed yang kembali berencana menaikan suku bunga acuan meski berpotensi membawa potensi resesi ekonomi,” kata Cheryl.

Cheryl menilai, koreksi yang dialami IHSG ini masih wajar.

“Koreksinya masih wajar mengingat beberapa pekan lalu juga IHSG sudah stagnan di area resisten nya. Sesi dua berpotensi melanjutkan pelemahan diperkirakan support di 7.000,” kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pembukaan IHSG Senin Pagi 29 Agustus 2022

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada Senin, 29 Agustus 2022 ikuti bursa saham Asia Pasifik dan wall street. Koreksi IHSG ikuti bursa saham global ini setelah pidato ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) di Jakcson Hole.

Mengutip data RTI, pada pembukaan perdagangan, IHSG tersungkur 78 poin ke posisi 7.057,39. Indeks LQ45 melemah 1,48 persen ke posisi 999,21. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.057,54 dan terendah 7.015,34.

Sebanyak 369 saham tertekan sehingga menekan laju IHSG. 92 saham menguat dan 145 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 170.491 kali dengan volume perdagangan 4,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 1,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.868.

Seluruh sektor saham tertekan pada awal sesi perdagangan. Indeks sektor saham IDXtechno anjlok 2,65 persen, dan pimpin koreksi terbesar.

Diikuti indeks sektor saham IDXtransportasi melemah 1,68 persen dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur susut 1,66 persen, indeks sektor saham IDXfinance melemah 1,56 persen. Kemudian indeks sektor saham IDXbasic tersungkur 1,41 persen, indeks sektor saham IDXindustry melemah 1,22 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal terpangkas 0,86 persen.

3 dari 4 halaman

Top Gainers-Losers pada Senin Pagi 29 Agustus 2022

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham ITMA melonjak 23,33 persen

-Saham PANI melonjak 12,50 persen

-Saham SBMA melonjak 9,93 persen

-Saham ARKA melonjak 9,84 persen

-Saham OBMD melonjak 12,42 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham AMMS melemah 8,21 persen

-Saham ESTA melemah 6,93 persen

-Saham OKAS melemah 6,90 persen

-Saham KIOS melemah 6,61 persen

-Saham LUCY melemah 9,09 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham BUMI senilai Rp 164,9 miliar

-Saham NATO senilai Rp 113 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 111,9 miliar

-Saham FREN senilai Rp 96 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 84,6 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

-Saham RICY tercatat 10.531 kali

-Saham ARKA tercatat 9.101 kali

-Saham BUMI tercatat 8.891 kali

-Saham ANTM tercatat 7.796 kali

-Saham FREN tercatat 6.850 kali

4 dari 4 halaman

Prediksi IHSG dari Ajaib Sekuritas

Financial Expert Ajaib Sekuritas M. Julian Fadli menuturkan, IHSG akan bervariasi dengan kecenderungan melemah terbatas di kisaran 7.096-7.215 pada Senin pekan ini.

Ia mengatakan, dari  dalam negeri, isu harga bahan bakar minyak dapat menjadi sentimen untuk IHSG. Kementerian Keuangan menuturkan kuota subsidi untuk BBM jenis Solar dan Pertalite akan habis pada Oktober 2022 disebabkan oleh kenaikan konsumsi bahan bakar sejalan dengan pemulihan ekonomi yang semakin kuat.

Maka dengan asumsi konsumsi Solar 17,44 juta kiloliter, Pertalite 29,07 kiloliter, harga ICP US$105 per barel pada kurs rata-rata Rp14.700 /USD, subsidi dan kompensasi yang harus ditambah sebesar Rp195,6 triliun. Sehingga subsidi dan kompensasi akan mencapai Rp698 triliun sampai akhir tahun.

"Dari mancanegara, Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Jerome Powell memberi sinyal bahwa The Fed tidak akan melonggarkan kebijakan suku bunga untuk menekan laju inflasi yang masih terlampau tinggi dari target,” kata dia dalam risetnya.

Semula, pelaku pasar berharap Bank Sentral lebih bersifat moderat dan memperlambat kenaikan suku bunga dari 75 basis poin menjadi 50 hingga 25 basis poin. Di pasar obligasi, tingkat imbal hasil atau Yield obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun, 10 tahun, dan 30 tahun, masing – masing turun ke level 3,37 persen, 3,03 persen, dan 3,24 persen.

Untuk saham pilihan, Ajaib Sekuritas memilih saham TAPG, ENRG, TOBA, dan  RALS pada awal pekan ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.