Sukses

PP Presisi Bidik Tiga Kontrak Baru di Sektor Jasa Tambang Hingga Akhir 2021

PT PP Presisi Tbk lakukan peralihan dari kontraktor sipil dan umum ke kontraktor jasa pertambangan.

Liputan6.com, Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) optimistis transformasi bisnis anak perusahaan, yakni PT PP Presisi Tbk (PPRE) dan PT PP Properti Tbk (PPRO), bakal memperkuat kinerja perusahaan.

Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk Novel Arsyad mengatakan, upaya memperkuat kinerja dilakukan melalui transformasi bisnis oleh PTPP beserta anak usahanya.

Diversifikasi ke jasa pertambangan yang dilakukan oleh PP Presisiuntuk mengoptimalkan aset alat berat yang dimiliki, mendorong pada perolehan kontrak baru dengan pencapaian yang menggembirakan. Hingga Mei 2021, PPRE membukukan kontrak baru senilai Rp 2,2 triliun.

"Pada kuartal pertama 2021 berhasil mengantongi kontrak baru senilai Rp 813,2 miliar atau naik 92 persen yoy dari kuartal pertama 2020. Pencapaian ini kemudian bertambah menjadi Rp 2,2 triliun hingga akhir Mei 2021," kata Novel dalam keterangan tertulis, Selasa (6/7/2021).

Upaya yang dilakukan PP Presisi dengan shifting dari kontraktor sipil dan umum ke kontraktor jasa pertambangan merupakan strategi perusahaan untuk dapat tumbuh lebih dinamis.

Terlebih jasa tambang mampu memberikan pendapatan lebih stabil dibandingkan konstruksi melalui skema kontrak kerja produksi jangka panjang hingga 4 tahun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Optimalkan Aset Berat

Selain memperoleh sumber pendapatan yang lebih stabil, melalui jasa pertambangan khususnya nikel, PPRE mampu mengoptimalkan aset alat berat yang dimiliki dan tidak perlu melakukan investasi dalam jumlah yang besar karena karakter alat berat yang diperlukan dalam jasa tambang khususnya nikel tidak jauh berbeda dengan alat berat yang digunakan pada jasa kontraktor sipil.

"Pemerintah juga terus meningkatkan percepatan pembangunan smelter dengan target 30 smelter hingga 2024. Kondisi tersebut tentunya membuka peluang bagi anak perusahaan kami yaitu PPRE untuk dapat memasuki sektor jasa pertambangan dan berkontribusi dalam peningkatan produksi nikel,” ujar Novel.

Diperolehnya dua kontrak baru PPRE dari sektor jasa pertambangan yakni Jasa Tambang Nikel Morowali dan Hauling Road Upgrading serta Stockyard Area Weda Bay Nickel meningkatkan kepercayaan diri dan optimisme PPRE untuk memperoleh sedikitnya tambahan tiga kontrak baru di sektor tersebut hingga lebih dari Rp 1,5 triliun hingga akhir 2021.

"Prospek untuk penambahan kontrak baru dari sektor jasa pertambangan diharapkan dapat mendukung target kontribusi lini bisnis jasa pertambangan hingga sebesar 20 persen terhadap target pendapatan PPRE di tahun 2021,” kata dia.

Selain prospek pada jasa tambang, PPRE juga mengincar beberapa proyek infrastruktur lainnya sebagai kontraktor utama untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.