Sukses

Mengenal Samator, Perusahaan Gas Terbesar di Indonesia yang Dibangun Arief Harsono

Pada 2004, Samator melakukan ekspansi usaha gas industrinya secara agresif dengan melakukan akuisisi PT Aneka Gas Industri (AGI).

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pengusaha Indonesia dan Komisaris Utama Aneka Gas Industri, Arief Harsono tutup usia pada Jumat, 2 Juli 2021.

Menjadi pendiri Samator Group, nama Arief Harsono tak asing lagi. Seperti dilansir website resmi Samator Group, Liputan6.com telah merangkum perjalanan perusahaan gas industri pertama di Indonesia ini. 

Arief Harsono membangun Samator dengan memulai bidang usahanya yang memproduksi asetilen pada 22 Juli 1975 di Surabaya, Jawa Timur.Merek dagang gas Samator ini pun ternyata singkatan dari Samarinda-Toraja. Hal itu seperti disampaikan Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam laman disway.id.

Sejak itu, perusahaan berhasil tumbuh menjadi grup perusahaan multi triliun rupiah dengan pegawai lebih dari tiga ribu orang.

Pada 2004, Samator melakukan ekspansi usaha gas industrinya secara agresif dengan melakukan akuisisi PT Aneka Gas Industri (AGI). Bidang usaha AGI telah tumbuh lebih dari enam kali dalam satu dekade terakhir ini dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) yang impresif sebesar 20 persen.

Pada perayaan HUT ke-40, Grup Samator memiliki fasilitas lebih dari 50 pabrik dan 100 pos pengisian Tak hanya itu, perusahaan juga telah menyediakan serangkaian produk dan jasa gas industri dalam memenuhi permintaan pasar secara nasional.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perusahaan Gas Industri Pertama di Indonesia

Merek Samator dikenal sebagai perusahaan gas industri pertama di Indonesia dengan jaringan distribusi terbesar dan terluas. Grup Samator juga bermitra dengan perusahaan gas industri lain seperti Taiyo Nippon Sanso Corporation, Tomoe Shokai Co. Ltd., dan Hangzhou Hangyang Co.,Ltd.

Perusahaan juga telah mengembangkan bisnisnya ke beberapa sektor, termasuk kesehatan, kimia, engineering procurement and construction (EPC), otomotif dan properti.Setelah penerbitan obligasi kedua di akhir tahun 2012, perusahaan juga melakukan restrukturisasi organisasi pertama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.