Sukses

BI Rate 7,25%, IHSG Melemah 23 Poin

Ada sebanyak 184 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke level 4.513.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Sentimen eksternal dan internal mempengaruhi laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (14/1/2016), IHSG susut 0,53 persen atau 23,99 poin ke level 4.513,18. Indeks saham LQ45 melemah 0,87 persen ke level 786,41. Sebagian besar indeks saham acuan kompak melemah pada hari ini.

IHSG sempat berada di level tertinggi 4.526,51 dan terendah 4.456,46 pada hari ini. Ada sebanyak 184 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan 82 saham menguat dan 78 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 241.383 kali dengan volume perdagangan 4,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,9 triliun. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 300 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 400 miliar.

Sebagian besar sektor saham melemah kecual sektor saham perkebunan naik 0,75 persen dan sektor saham keuangan mendaki 0,05 persen.

Sementara itu, sektor saham industri dasar melemah 1,71 persen, dan memimpin penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur melemah 1,29 persen dan sektor saham perdagangan tergelincir 1,13 persen.

Saham-saham yang menjadi top gainers antara lain saham BEKS naik 34,48 persen ke level Rp 78 per saham, saham MBSS menguat 15,77 persen ke level Rp 279 per saham, dan saham SMMT menguat 14,14 persen ke level Rp 113 per saham.

Sedangkan saham-saham masuk top losers antara lain saham ARTO melemah 9,94 persen ke level Rp 145 per saham, saham LPIN susut 9,91 persen ke level Rp 5.500 per saham, dan saham ESSA tergelincir 9,48 persen ke level Rp 1.575 per saham.

Nilai tukar rupiah pun berada di posisi 13.937 per dolar AS pada Kamis sore ini. Bursa saham Asia pun juga turut menekan laju IHSG. Indeks saham Jepang Nikkei melemah 2,68 persen ke level 17.240, indeks saham Singapura melemah 1,93 persen ke level 2.644,57 dan indeks saham Taiwan tergelincir 1,04 persen ke level 7.742. Sedangkan indeks saham Hang Seng melemah tipis 0,59 persen ke level 19.817.

BI Rate Beri Tenaga ke IHSG

Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menilai, tekanan IHSG yang terjadi didorong oleh sentimen dari global ketimbang ledakan di Sarinah.  

Sementara itu, Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan memang kalau dlihat secara historis kejadian bom seperti bom Bali berdampak negatif ke IHSG. Akan tetapi, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan/ BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,25 persen memberikan tenaga ke IHSG dan Rupiah.

"Dengan BI Rate turun maka suku bunga kredit jadi turun sehingga cost of fund juga turun. Sekitar 40 persen penyaluran kredit berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jadi biaya perbankan cukup dominan untuk pertumbuhan ekonomi. Emiten pun akan terbantu karena suku bunga turun," kata Alfred saat dihubungi Liputan6.com.

Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI), Hamdi Hassyarbaini menuturkan investor tetap melihat fundamental ekonomi secara keseluruhan. "Adanya bom mungkin berpengaruh tetapi sifatnya sementara. Beberapa saat setelah bom meledak, indeks saham sempat turun tetapi sekarang sudah naik lagi," kata Hamdi.(Ahm/Igw)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.