Sukses

Cari Peluang Kontrak Baru, PTDI Pameran di Kuala Lumpur

Pameran ini merupakan langkah strategis Perusahaan dalam memasarkan produk industri pertahanan tanah air di pasar global, juga kesempatan bagi PTDI untuk memperoleh potensi pekerjaan baru.

Liputan6.com, Bandung - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) bersama 10 Perusahaan asal Indonesia lainnya mencari peluang kontrak baru dalam pameran pertahanan Defence Service Asia (DSA) 2024 yang akan berlangsung pada 6-9 Mei 2024 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Menurut Direktur Niaga, Teknologi dan Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal, PTDI dalam pameran ini merupakan langkah strategis Perusahaan dalam memasarkan produk industri pertahanan tanah air di pasar global, juga kesempatan bagi PTDI untuk memperoleh potensi pekerjaan baru.

"Keterlibatan PTDI di DSA 2024 merupakan salah satu upaya perluasan pasar, peningkatan penjualan, serta penjajakan terhadap potensi-potensi kontrak baru, baik untuk produk pesawat maupun jasa after sales, begitu pula membuka peluang kerja sama baru dengan partner," ujar Moh Arif Faisal dalam keteranga tertulisnya, Bandung, 7 Mei 2024.

Arif mengatakan dalam hal rekam jejak produk PTDI di Malaysia, sejak tahun 1999 telah tercatat sebanyak 7 (tujuh) unit pesawat CN235 hasil produksi PTDI yang dioperasikan oleh Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM).

PTDI juga tidak hanya mendukung kebutuhan armada udaranya saja, melainkan juga layanan after sales-nya, dimana PTDI memberikan layanan maintaining serviceability rate untuk seluruh pesawat yang dioperasikan oleh TUDM.

"Termasuk pemenuhan program Follow on Support (FoS) yang terdiri dari kegiatan service, repair component & spare part untuk jangka waktu tertentu," kata Arif.

Arif menuturkan di samping itu, pada tahun 2023 lalu PTDI juga melakukan modifikasi terhadap tiga unit pesawat CN235 milik TUDM, dari konfigurasi Military Transport menjadi Maritime Patrol Aircraft (MPA) melalui program US Aid yang telah berhasil diselesaikan dan dikirimkan kembali ke TUDM pada tahun yang sama.

Pameran yang digelar di Malaysia International Trade & Exhibition Centre (MITEC) ini merupakan pameran industri pertahanan terbesar di Asia Pasifik, dimana PTDI tergabung dalam booth Indonesia Defence Industries yang dipimpin oleh Kementerian Pertahanan RI.

Dalam ajang internasional pameran DSA 2024 ini PTDI pasarkan berbagai macam produk unggulannya, seperti pesawat CN235-220, NC212i dan N219, maupun MRO, bersama-sama dengan Anak Perusahaannya, dalam hal ini PT Nusantara Turbin & Propulsi (PT NTP) dan Holding Industri Pertahanan Defend ID – PT Len Industri (Persero), PT Pindad, PT PAL Indonesia dan PT Dahana.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Profil PT Dirgantara Indonesia

Dicuplik dari kanal Hot, Liputan6, PT Dirgantara Indonesia adalah perusahaan milik negara yang telah didirikan sejak tahun 1976. PT Dirgantara Indonesia dikenal juga dengan sebutan PTDI, dan merupakan salah satu perusahan dirgantara asli di Asia.

Seperti namanya, badan usaha perseroan ini berfokus pada kedirgantaraan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dirgantara adalah ruang yang ada di sekeliling dan melingkupi bumi, terdiri atas ruang udara dan antariksa.

PT Dirgantara Indonesia adalah perusahaan yang memproduksi pesawat terbang untuk memenuhi kebutuhan maskapai penerbangan sipil, operator militer, hingga kebutuhan misi khusus. Oleh karena itu, perannya sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan dunia penerbangan di Indonesia.

Berikut Liputan6.com rangkum dari laman resmi PT Dirgantara Indonesia berbagai sumber lainnya, tentang PT Dirgantara Indonesia.

 

3 dari 5 halaman

Mengenal PT Dirgantara Indonesia

PT Dirgantara Indonesia adalah perusahaan milik negara yang dikenal juga dengan singkatan PTDI. PTDI adalah salah satu perusahaan aerospace di Asia dengan kompetensi inti dalam desain dan pengembangan pesawat, pembuatan struktur pesawat, produksi pesawat, dan layanan pesawat untuk sipil dan militer dari pesawat ringan dan menengah.

PT Dirgantara Indonesia didirikan pada tahun 1976 sebagai perusahaan milik negara di Bandung. Badan Usaha Milik Negara ini memproduksi berbagai jenis pesawat terbang untuk memenuhi kebutuhan maskapai penerbangan sipil, operator militer, dan kebutuhan misi khusus. PTDI sudah berpengalaman dalam bidang desain pesawat terbang, mampu merancang pesawat terbang baru, dan mengubah konfigurasi serta struktur sistem pesawat untuk tujuan misi khusus seperti patroli laut, pengawasan, dan penjagaan pantai.

Di bidang pembuatan pesawat, PT Dirgantara Indonesia telah memproduksi berbagai jenis pesawat, seperti CN235 untuk transportasi sipil atau militer, Pesawat Surveillance Maritim, Pesawat Patroli Maritim, dan pesawat Penjaga Pantai. Secara total, PTDI telah mengirimkan hampir 400 pesawat ke 50 operator di seluruh dunia.

 

4 dari 5 halaman

Sejarah PT Dirgantara Indonesia

Sejarah PT Dirgantara Indonesia sudah dimulai sejak masa awal kemerdekaan Indonesia. Melansir Merdeka, aktivitas kedirgantaraan di Indonesia dimulai pada tahun 1946 dengan dibentuknya Biro Rencana dan Konstruksi Pesawat di lingkungan Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara di Madiun, yang kemudian dipusatkan di Andir, Bandung.

Tahun 1953, kegiatan tersebut mendapat wadah baru dengan nama Seksi Percobaan yang pada tahun 1957 berubah menjadi Sub Depot Penyelidikan, Percobaan dan Pembuatan Pesawat Terbang.

Tahun 1960, Sub Depot ini ditingkatkan menjadi Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP) yang kemudian berubah menjadi Komando Pelaksanaan Industri Pesawat Terbang (KOPELAPIP) yang pada tahun 1966 digabung dengan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari menjadi Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (LIPNUR).

Kemudian pada tahun 1975, PT Pertamina membentuk Divisi Advanced Technology dan Teknologi Penerbangan (ATTP) yang bertujuan menyiapkan infrastruktur bagi industri kedirgantaraan di Indonesia.

Selanjutnya, di bawah pimpinan Prof. Dr. Ing. B.J.Habibie, perusahaan tersebut berganti nama menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN). Pada tanggal 24 Agustus 2000, nama perusahaan secara resmi diubah oleh Presiden Republik Indonesia saat itu menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Seiring dengan perkembangannya, PT Dirgantara Indonesia tidak hanya memproduksi berbagai pesawat tetapi juga helikopter, senjata, menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance service) untuk mesin-mesin pesawat.

PT Dirgantara Indonesia juga pernah menjadi rekanan sub-kontraktor untuk industri-industri pesawat terbang besar di dunia seperti Boeing, Airbus, General Dynamic, Fokker dan lain sebagainya.

Namun di tahun 2007, PTDI yang pernah memiliki karyawan hingga 16.000 orang ini pernah mengalami pailit. Hingga di tahun 2012, PTDI berhasil bangkit kembali dan membuat 4 pesawat CN235 pesanan dari Korea Selatan.

Di bawah pimpinan Budi Santoso, PTDI juga sedang berusaha untuk membuat pesawat C295 (CN235 versi jumbo) dan N219, serta kerja sama dengan Korea Selatan dalam membangun pesawat tempur siluman KFX.

 

5 dari 5 halaman

Produk PT Dirgantara Indonesia

Di bidang pembuatan pesawat, PT Dirgantara Indonesia telah memproduksi berbagai jenis pesawat, seperti CN235 untuk transportasi sipil atau militer, Pesawat Surveillance Maritim, Pesawat Patroli Maritim, dan pesawat Penjaga Pantai. Secara total, PTDI telah mengirimkan hampir 400 pesawat ke 50 operator di seluruh dunia.

Di bawah Perjanjian Kerjasama strategis dengan Airbus Defense & Space, Spanyol, PTDI mengembangkan dan memproduksi NC212i (versi perbaikan NC212-400), memproduksi komponen CN235 dan CN295 untuk diekspor ke Airbus Defense & Space, dan juga melakukan Light Final Assembly and Delivery. Pusat CN295.

PT Dirgantara Indonesia bekerja sama dengan LAPAN telah sukses membangun pesawat N219 dan telah melakukan uji terbang perdana pesawat N219 pada tanggal 16 Agustus 2017.

Pesawat N219 merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 orang dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23.

Pesawat ini memiliki kemampuan lepas landas di landasan pendek yang tidak dipersiapkan sehingga akan menjadi pendukung konektivitas antar pulau terutama di wilayah Perintis.

Selain pesawat sayap tetap, PT Dirgantara Indonseia juga memproduksi berbagai jenis helikopter, seperti NAS330 Puma, NAS332 C1 Super Puma, H215, H225M/H225, AS365/565, H125M/H125 dengan lisensi dari Airbus Helicopters dan Bell 412EPI dengan lisensi dari Bell Helicopter Textron Inc. (BHTI).

Dalam bisnis aerostructure, PTDI memproduksi komponen, peralatan, dan perlengkapan pesawat untuk Airbus A320/321/330/350/380, untuk Helikopter Airbus MKII dan H225M/H225, juga untuk Airbus Defense & Space CN235 dan CN295.

Di bidang teknik & pengembangan, PTDI memiliki kemampuan teknis dalam desain, pengujian dan sertifikasi pesawat, simulator penerbangan, dan Kendaraan Udara Tak Berawak (UAV). Unit Layanan Pesawat PTDI juga menyediakan pemeliharaan, perbaikan, dan dukungan logistik untuk CN235, NC212-100/200/400, NC212i, Bell412, BO-105, NAS 330 Puma, NAS332 Super Puma, B737-200/300/400/500.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini