Sukses

Giliran Lukisan Potret Kate Middleton di Sampul Majalah Tatler Dicibir Warganet: Sama Sekali Tidak Mirip

Lukisan potret Kate Middleton di sampul majalah Tatler itu dibuat oleh seniman berdarah Inggris Zambia.

Liputan6.com, Jakarta - Meski absen di muka publik selama berminggu-minggu, kabar seputar Kate Middleton terus jadi bahasan. Yang terbaru datang dari sampul depan majalah Tatler edisi Juli 2024.

Majalah gaya hidup tersebut menghadirkan lukisan potret Kate Middleton yang digambar oleh Hannah Uzor, seorang seniman berdarah Inggris Zambia. Ia terinspirasi dari penampilan Putri Wales saat menghadiri jamuan kenegaraan pertama Raja Charles III untuk menyambut tamu dari Afrika Selatan di Istana Buckingham pada November 2022.

Ibu tiga anak itu tampil elegan dengan menggunakan gaun malam putih menyapu lantai karya Jenny Packham dengan detail berkilau. Ia juga memakai tiara yang pernah dipakai ibu mertuanya, Putri Diana, semasa hidup, Lover's Knot.

Lukisan Kate diletakkan di depan latar berwarna hijau kebiruan yang menurut Hannah menyimbolkan warna bola mata Kate, menjadi taman di darat dan menyimbolkan minatnya pada mendayung di air. "Tanpa keraguan. Semua potretku dibuat terdiri dari lapisan-lapisan kepribadian, dibangun dari segala sesuatu yang dapat saya temukan tentangnya," kata Hannah

Mengutip The Sun, Kamis (23/5/2024), Hannah juga mengaku terinspirasi dari sikap tenang dan berani yang ditunjukkan Kate saat menyampaikan diagnosis kankernya lewat video pendek pada Maret 2024. "Momen menghadapi sesuatu yang sulit, berbicara dari hati, berani menghadapinya secara langsung," jelasnya kagum. 

"Ketika kamu tidak bisa bertemu dengan sosoknya secara langsung, kamu harus melihat segala hal yang bisa ditemukan dan meyatukan momen humanis yang halus yang terungkap dalam beragam foto: apakah mereka memiliki cara tertentu dalam berdiri atau memegang kepala atau tangan mereka? memiliki isyarat yang berulang?'

"[Kate] telah benar-benar meningkatkan perannya – dia dilahirkan untuk ini. Dia membawa dirinya dengan martabat, keanggunan dan keanggunan. Saya merasakan bersamanya kegembiraan menjadi ibu," imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dicibir Warganet

Hannah merupakan seniman ketiga yang mendapat komisi dari Tatler untuk melukis potret anggota Kerajaan Inggris. Sebelumnya ada Sarah Knights yang melukis Raja Charles untuk sampul majalah tersebut pada Juli 2023. Ia mengikuti jejak Oluwole Omofemi yang melukis Ratu Elizabeth II untuk merayakan Platinum Jubilee pada 2022.

Namun, lukisan itu tak direspons positif oleh sebagian warganet. Banyak yang menganggap lukisan itu sebagai lelucon.

"Ini benar-benar aneh, sama sekali tidak mirip dengannya," tulis seorang warganet. "Apa yang telah mereka lakukan pada wajahnya?" tanya yang lain.

Warganet lain menuliskan, "Sama sekali tidak mirip Catherine. Jika dia tidak mengenakan gaun itu, saya tidak tahu siapa yang memakai gaun itu."

"Apakah kamu bercanda? Lukisan sampah apa itu? Kuharap kamu tidak menjual salinan sampah itu, kamu pasti bercanda! Kamu menyebutnya seni? Bagaimana kamu bisa beralih dari [gambar Kate] ini ke hal yang menjengkelkan itu?" cibir orang berbeda.

Yang lain menilai karya seni itu tampak "seperti diciptakan oleh seorang anak kecil". Sementara, warganet lain menyarankan, "Dia (Hannah) harus segera membuat janji dengan Specsavers karena siapa itu di Princess of Wales?"

"Ini benar-benar mengerikan dan seharusnya tidak pernah terungkap, apalagi muncul di sampulnya," yang lain menyetujui.

3 dari 4 halaman

Mengulang Insiden Lukisan Potret Raja Charles III

Kritikan atas lukisan potret Kate Middleton muncul hanya berselang kurang dari dua minggu setelah peluncuran lukisan potret Raja Charles III pertama sejak ia dinobatkan secara resmi pada 6 Mei 2023. Warganet tak menyukai lukisan yang dibuat oleh seniman Jonathan Yeo yang ditugaskan untuk membuat karya tersebut pada 2020.

"Aku tidak mendapat perasaan baik sama sekali dari melihat lukisan itu. Mohon maaf pada artisnya, tapi itu tidak menyenangkan untuk dilihat," tulis seorang warganet.

"Itu terlihat dia sedang bermandi darah," komentar warganet berbeda.

"Saya akan menyukai ini jika warnanya selain merah. Dia benar-benar menangkap esensi dirinya di wajahnya, tetapi kerasnya warna merah tidak sesuai dengan kelembutan ekspresinya," imbuh warganet lain.

Ada pula yang mengaitkan warna merah darah di lukisan Charles dengan isu perang Palestina dan Israel. "Itu seperti diwarnai dengan darah orang Palestina untuk diamnya!!" tulisnya yang segera mendulang perdebatan baru.

"Apakah ini merujuk pada pertumpahan darah kolonial yang diakibatkan oleh imperialisme Inggris?" singgung warganet berbeda.

"Itu seperti dia sedang terbakar di neraka," tambah yang lain.

 

4 dari 4 halaman

Penjelasan Lukisan Merah Darah Raja Charles

Lukisan Raja Charles III diperlihatkan pertama kali ke publik di Istana Buckingham. Itu menjadi lukisan pertama Charles sejak dinobatkan secara resmi pada 6 Mei 2023. "Sungguh luar biasa melihat hasilnya," komentar Charles setelah lukisan itu diresmikan, dikutip dari ITV, Rabu, 15 Mei 2024.

Yeo diminta membuat lukisan itu untuk merayakan 50 tahun Pangeran Wales sebagai anggota The Drapers' Company pada 2022. Perusahaan itu didirikan lebih dari 600 tahun lalu sebagai sekelompok pedagang kain wol, namun kemudian berkembang menjadi badan pemberi hibah.

Charles ditampilkan dalam lukisan mengenakan seragam Pengawal Welsh berwarna merah darah. Ia diangkat menjadi kolonel resimen pada 1975.

Yeo bertemu dengan Raja Charles empat kali antara Juni 2021 dan November 2023 untuk menyelesaikan lukisan tersebut. Di antara sesi-sesi tersebut, ia mengerjakan gambar dan foto Raja Charles yang diambilnya. Sang seniman merasa mendapat "hak istimewa dan kesenangan" untuk ditugaskan mengerjakan lukisan itu.

"Saat saya memulai proyek ini, Yang Mulia Raja masih bergelar Yang Mulia Pangeran Wales, dan seperti kupu-kupu yang saya lukis melayang di atas bahunya, potret ini telah berkembang seiring dengan transformasi peran subjek dalam kehidupan publik kita," kata Yeo dalam sebuah pernyataan.

Ukuran kanvas dengan bingkai kira-kira 8,5 x 6,5 kaki persegi dirancang agar sesuai dengan arsitektur Drapers' Hall. Penjelasan tentang lukisan tersebut akan ditempelkan di sampingnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini