Sukses

Menilik Potensi Agrowisata di Desa Bulontala Timur Bone Bolango yang Ciamik

Bisa dipastikan Agrowisata di Desa Bulontala Timur Bone Bolango ini mampu menarik minat wisatawan berkunjung, sekaligus belajar berkebun.

Liputan6.com, Gorontalo - Potensi agrowisata di Kabupaten Bone Bolango (Bonebol) terus menggeliat. Tidak hanya wisata alam dan buatan, kini juga terdapat potensi baru berbasis agrowisata yang mempergunakan lahan pertanian warga. Bisa dipastikan objek wisata ini mampu menarik minat wisatawan berkunjung, sekaligus belajar berkebun.

Salah satunya yang ada di Desa Bulontala Timur, Kabupaten Bonebol, Provinsi Gorontalo. Disini terdapat sebuah perkebunan labu madu atau Labu Butternut yang dikembangkan oleh kelompok tani Al-Hidayah yang mengusung konsep agrowisata.

Tanaman dengan nama latin Cucurbita moschata ini, saat ini menjadi komoditas utama mereka. Bermodalkan kemauan dan kerja keras, lahan tidur berhasil disulap menjadi lahan produktif sekaligus agrowisata.

Sumber air yang berlimpah, tanah yang subur serta kondisi alam yang masih asri, menjadi penunjang mereka melakukan budidaya labu madu tersebut. Tidak hanya sekedar budidaya, hasil panen labu tersebut mulai dijual dipasaran.

Selan dijual, labu madu tersebut dibuat juga berbagai olahan makanan dalam bentuk kemasan siap saji. Di antaranya, keripik, selai hingga olahan kue lainnya yang berbahan dasar labu madu.

Tidak hanya itu, budidaya labu madu yang mereka kembangkan tidak menggunakan pupuk kimia sama sekali. Melainkan, yang digunakan adalah nutrisi tanaman yang juga dikembangkan oleh kelompok tani Al-Hidayah.

Olahan labu madu dalam kemasan pun sama, mereka tidak menggunakan bahan pengawet apapun. Olehnya, olahan labu madu yang diciptakan terbilang higienis, sehingga sehat untuk dikonsumsi.

Ketua Kelompok Tani Al-Hidayah Kasim Daud mengatakan, bahwa inovasi ini dikembangkan sebagai bentuk keprihatinan dirinya terkait dengan banyaknya lahan tidur di desanya. Selain itu, peningkatan ekonomi masyarakat juga yang utama.

"Misi saya adalah membangun ekonomi masyarakat dari pertanian. Saya melihat banyak lahan tidur yang jika dikembangkan, bisa berpotensi menunjang ekonomi masyarakat," kata Kasim kepada Liputan6.com beberapa pakan lalu.

Menurut Kasim, dengan adanya pengembangan budidaya labu madu ini, masyarakat sekitar bisa terbantu. Konsep agrowisata yang dirintis pun perlahan mulai berkembang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Agrowisata

Kondisi letak geografis Desa Bulontala Timur yang berada di ketinggian, menjadi salah satu alasan mengapa lokasi itu cocok dijadikan desa agro wisata. Musabab, pemandangan dari desa itu, bisa terlihat sebagian daratan Kabupaten Bonebol.

Pepohonan rindang yang tumbuh di sepanjang jalan desa itu, membuat udara sekitar sungguh masih sangat asri. Meski belum banyak dikunjungi, mereka optimis jika kedepan agrowisata labu madu akan dilirik.  

"Nah, Konsep agro wisata perlahan mulai dikembangkan. Mudah-mudahan dengan budidaya labu madu dan produk yang kami ciptakan bisa menunjang rencana kedepan," ujarnya.

Tidak hanya labu madu, kelompok tani Al-Hidayah juga menanam cabai rawit dan sayuran yang menjadi komoditi tambahan. Jadi jika berkunjung di desa tersebut, kita bisa membeli langsung produk olahan labu madu dan hasil pertanian organik.

"Inilah konsep yang kami bakal kembangkan, mudah-mudahan juga bisa ada sentuhan pemerintah daerah untuk pengembangan agrowisata yang kami mulai dirintis ini," imbuhnya

 

3 dari 3 halaman

Pesan Bupati

Sementara itu, Bupati Bonebol Hamim Pou mengapresiasi apa yang telah dilakukan petani di Desa Bulontala Timur. Petani mandiri seperti itu yang selalu diharapkan oleh pemerintah daerah.

“Artinya adalah, petani itu sudah harus mendiri seperti itu. Jangan terus mengharapkan bantuan dari pemerintah,” kata Hamim

“Sangat saya apresiasi, mudah-mudahan agrowisata ini bisa terwujud dengan baik,” ungkapnya.

Menurut Hamim, bahwa Bonebol memiliki banyak potensi alam yang harus digerakan dengan kemauan. Sebab, kemauan dan kerja keras merupakan hal yang harus ditanamkan kepada petani.

“Intinya adalah kemauan, jika tidak ada kemauan maka pemerintah juga tidak mungkin mengucurkan bantuan. Kalau sudah terlihat kinerjanya, pemerintah tinggal membantu saja,” ia menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.