Sukses

Sejarah 2 Katana Kuno Jepang yang Hilang di Museum Sulawesi Tenggara

Maling ikut manggasak dua bilah samurai milik jenderal Jepang yang menjadi koleksi museum Sulawesi Tenggara.

Liputan6.com, Kendari - Aksi maling membobol museum Sulawesi Tenggara, Senin (25/1/2021), menyebabkan kerugian tak sedikit. Selain ratusan benda berharga, pencuri juga ikut menggasak dua bilah katana atau samurai tua peninggalan seorang tentara Jepang.

Menurut keterangan kurator, Agung Kurniawan, katana ini diperkirakan berharga hingga miliaran rupiah. Menurut sumber dari warga, dahulu, katana ini milik seorang tentara Jepang berpangkat jenderal.

Hal ini, ditandai dengan ukiran di pungung pedang dan gagangnya. Keduanya memiliki panjang 150 sentimeter dan berbentuk unik. Pada bagian punggung pedang, ada sebuah ukiran timbul berbentuk bintang.

"Ada juga ukiran kata-kata berbahasa Jepang, diukir di punggung pedang," ujarnya.

Dia menyebut, saking panjangnya pedang khas asal Jepang itu, ada sebuah roda kecil di ujung sarungnya. Sehingga, ujung sarung tidak langsung menyentuh lantai saat pedang dibawa pemiliknya.

"Itu kami sudah simpan dalam gudang, diletakkan dalam lemari kaca, sudah puluhan tahun di sini," tambah Agung Kurniawan.

Dia menceritakan, sebelum masuk museum puluhan tahun lalu, dua bilah pedang ini, dikumpulkan dari salah seorang warga Kendari. Namun, dia tak mengetahui, siapa warga yang menyimpan katana yang diperkirakan berharga hingga miliaran rupiah itu.

Pria yang merupakan kurator utama di museum itu mengungkapkan, museum sudah empat kali dibobol, sejak 2018. Namun, baru dua kali aksi pembobolan yang cukup merugikan. Penyebabnya, fasilitas dan personel keamanan yang minim.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ratusan Benda Berharga Raib

Selain dua bilah katana kuno, ada ratusan jenis koleksi barang berharga lainnya ikut lenyap. Di antaranya, kalung dan gelang kuno, gong, dan perkakas yang biasa dipakai di pernikahan, wadah mengunyah sirih dan berbagai peralatan berbahan tembaga dan kuningan.

Barang koleksi sebanyak ini, disimpan dalam gudang penyimpanan di bagian belakang museum. Pencuri masuk dan memanjat pagar belakang, kemudian membobol gembok pintu.

"Pintu gudang kan digembok, namun berhasil mereka bobol, sepertinya digergaji," ujar Agung Kurniawan, salah seorang petugas museum.

Dia menyebut, benda-benda berharga ini merupakan cadangan koleksi yang ada di dalam ruang pameran dan ruang utama. Semua yang ada di ruang pameran, kebanyakan ada cadangannya di ruang gudang penyimpanan.

Kadis Dikbud Sulawesi Tenggara, Asrun Lio mengatakan, sejauh ini pihaknya masih mendata kerugian dan jumlah barang. Pihaknya masih menunggu kepolisian meneliti lokasi.

"Mungkin masih ada sidik jari mereka atau jejak, kami harap ini cepat ditindaklanjuti kepolisian sehingga bisa membantu menemukan titik terang dari aksi pencurian ini," kata Asrun Lio.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.