Sukses

Pagi Seru Melihat Migrasi Burung-Burung Cantik di Pantai Cemara Jambi

Masih ada waktu sebulan lagi atau berakhir Maret 2020 untuk melihat aktivitas burung migran di Pantai Cemara, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Jambi.

Liputan6.com, Tanjungjabung Timur - Jambi tak hanya terkenal dengan wisata alamnya seperti hutan dan gunung. Berada di pesisir timur Pantai Sumatra, Jambi, juga memiliki destinasi wisata pantai yang keberadaannya kini masih jarang diketahui.

Namanya pantai Cemara, pantai ini terletak di Desa Sungai Cemara, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Jambi. Dalam siklus setiap tahun, pantai ini selalu menjadi tempat singgah ribuan burung migran.

Dalam buku panduan pantai Cemara menginformasikan setiap bulan Agustus hingga Maret, pantai Cemara semakin dipadati burung-burung migran yang berasal dari Rusia timur laut, China, Alaska, dan belahan bumi utara lainnya.

Pada rentang musim tersebut, adalah waktu yang cocok untuk bertandang ke pantai Cemara. Di sana, pengunjung akan melihat banyak aktivitas migrasi burung-burung pantai yang berterbangan.

Berbeda dengan pantai pada umumnya yang memiliki pasir putih, pantai Cemara justru berpasir cokelat dan kehitaman. Kawasan pantai dengan luas 450 hektare itu lokasinya persis bersebelahan dengan Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS).

Pantai yang di pinggirnya banyak ditumbuhi pohon cemara itu, juga menjadi kawasan penyangga taman nasional dari ancaman abrasi. Taman nasional ini merupakan kawasan konservasi lahan basah terluas di Asia Tenggara.

Pagi hari menjadi waktu yang tepat untuk melihat aktivitas kawanan migrasi burung-burung cantik, sambil menikmati indahnya matahari terbit yang terlihat dari pantai.

Jika ingin waktu pagi hari, direkomendasikan wisatawan bisa mendirikan tenda atau malam harinya terlebih dulu menginap di rumah penduduk di Desa Sungai Cemara, sebuah desa yang paling dekat pantai Cemara.

"Migrasi burung migran di pantai Cemara sudah mulai dan malah sudah mau selesai, karena rentang waktunya itu sampai Maret," kata Sherly, seorang wisatawan dari Jambi kepada Liputan6.com, Selasa (4/2/2020).

Sherly pernah melakukan pengamatan burung migran di pantai Cemara Tanjungjabung Timur. Kata dia, pagi hari bertepatan dengan sunrise menjadi nilai tambah berwisata sembari mengamati burung migran.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tentang Burung Migran

Dalam buku berjudul Burung Pantai: Panduan Lapangan di Pantai Cemara Jambi yang diterbitkan BKSDA Jambi dan Wildlife Conservation Society Indonesia itu memberi penjelasan lengkap tentang migrasi burung di pantai Cemara.

Burung-burung yang bermigrasi ke pantai Cemara itu melintasi jalur migrasi burung Asia Timur-Australia yang meliputi kawasan Aisa Timur, Papua, Australia, Selandia Baru hingga pulau-pulau di lautan Pasifik. Posisi Indonesia, termasuk pantai Cemara memiliki nilai penting dalam migrasi burung tersebut.

Sekitar 26.000 ekor burung bisa dijumpai di pantai Cemara, yang sebagian besar di antaranya adalah jenis burung migran yang datang dari berbagai pantai di dunia. Tak kurang dari 72 jenis burung yang mendiami pantai Cemara dalam rentang musim tersebut.

Dalam buku panduan tersebut, burung-burung teridentifikasi dalam berbagai jenis, yakni 4 jenis burung air, 30 jenis burung hutan, 27 jenis burung pantai, dan 11 jenis burung laut.

Burung-burung yang bermigrasi itu mencari sumber makanan dan tempat yang hangat di pantai Cemara. Sebab, di daerah asal burung pada rentang waktu tersebut tengah beriklim dingin.

Beberapa jenis burung yang bermigrasi ke pantai Cemara itu termasuk jenis jenis burung yang dilindungi secara internasional dan nasional. Di antaranya seperti jenis Trinil Nordman, Pluvialis squatarola, Numenius phaeopus, Limosa limosa, Tringa glareloa, Galinago stenura, Phalaropus lobatus, dan jenis burung lainnya.

Burung-burung migran tersebut, juga sampai ke wilayah Sembilang, Sumatra Selatan, yang juga masih satu lanskap dengan kawasan berbak.

Pantai Cemara menawarkan sumber makanan bagi koloni burung migran. Berbagai jenis makanan tersedia di pantai ini, seperti jenis ikan, karang, kepiting, dan cacing yang banyak tersedia. Itu dapat memenuhi kebutuhan makanan burung-burung pantai.

Kini, pantai Cemara lebih sering digunakan sebagai lokasi penelitian burung, sehingga destinasi wisata pantai ini lebih dikenal pada destinasi minat khusus atau yang datang lebih banyak kalangan peneliti.

Balai Konservasi Sumber Daya (BKSDA) Jambi, beberapa waktu lalu atau sejak November 2019 juga mengamati aktivitas burung migran. Pengamatan dilakukan bersama pemerhati burung pantai dari Surabaya, Jawa Timur.

Kini pengamatan masih terus dilakukan oleh relawan lokal yang merupakan warga desa binaan. Pengamatan ini dilakukan hingga bulan Maret 2020.

Jika wisatawan ingin datang menikmati aktivitas burung migran itu, tentu sangat dianjurkan untuk menggunakan peralatan seperti teropong supaya lebih mendapatkan sensasi mengamati burung-burung cantik.

 

3 dari 3 halaman

Akses Menantang

Kawasan pantai Cemara yang berada di wilayah pantai timur Sumatra itu merupakan kawasan pantai yang dilindungi sebagai kawasan ekosistem esensial.

Gubernur Jambi telah menetapkan pantai Cemara sebagai kawasan lindung bagi burung air migran dan burung pesisir sejak tahun 1996.

Akses untuk menuju pantai Cemara memang sedikit sulit dan jauh, atau bisa ditempuh melalui jalur sungai dan darat. Jika melewati sungai bisa dilalui dengan menggunakan speedboat dari Suak Kandis, Muaro Jambi.

Sementara jika menggunakan jalur darat dari Kota Jambi, kita terlebih dulu menghabiskan perjalanan sekitar dua jam menuju Nipah Panjang, Tanjungjabung Timur.

Kemudian dari Nipah Panjang ke pantai Cemara, dilanjutkan dengan menaiki kapal bermesin (pompong) dengan lama waktu perjalanan sekitar 7 jam untuk sampai di Sadu, letak pantai Cemara tersebut.

Wilayah Sadu, menjadi salah satu wilayah terluar di pantai timur Sumatra Jambi, berbatasan langsung dengan Kepulauan Riau. Sebagai daerah pesisir, Sadu, memiliki kontur tanah rawa bergambut.

Namun alam dan pesisirnya menjadikan daerah ini juga cocok dijadikan destinasi liburan. Di sana kita akan menemui masyarakat Jambi yang hidup dengan menggantungkan mata pencaharian dari laut.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.