Sukses

Sabtu Minggu Ayo ke Kaliwungu, Ada Apa yang Seru?

Festival Seni Kaliwungu kali ini mengusung tema Seni Guyub Rukun.

Liputan6.com, Jakarta - Komunitas seni Desa Kutoharjo, Kaliwungu, Kendal,Jawa Tengah menggelar Festival Seni Kaliwungu 2019 pada 26-27 Oktober 2019. Ini merupakan festival ke-4 yang digelar oleh komunitas tersebut. Festival kali ini mengangkat tema “Seni Guyub Rukun” itu tak hanya diisi dan diikuti puluhan grup kesenian di Kendal, tetapi juga pelaku seni, fotografi, videografi, vlogging, dan tari tradisional dari berbagai wilayah di Indonesia.

Penggerak Komunitas Seni Kaliwungu, Wiwik W Wijaya, Jmenyebutkan ada 15 kelompok kesenian khas Kendal, drumblek, yang sudah konfirmasi untuk tampil di festival tersebut. Mereka akan tampil di hari kedua. Pada hari pertama, festival diisi dengan pentas tari tradisional, seperti tari sufi, rebana, di samping pertunjukan musik lokal, seperti seni musik reggae Daun Bambu, pameran seni lukis, karikatur, dan batik khas Kendal.

“Ada lebih dari 350 fotografer, videographer, dan vlogger nasional maupun lokal yang juga akan datang. Mereka tak hanya mengabadikan festival. Tetapi, juga turut serta dalam festival dengan mengisi dan bertukar pengetahuan dalam pelatihan dan workshop fotografi, videografi, dan vlogging bagi anak-anak di desa,” ujar Wiwik.

Festival yang dipusatkan di Dusun Mranggen, Desa Kutuharjo tersebut diselenggarakan oleh komunitas pecinta seni dan komunitas pemuda di wilayah Kecamatan Kaliwungu Kendal, khususnya di Desa Kutoharjo, serta didukung oleh Aya Cipta Comm dan Pacific Paint. Festival seni rutin tahunan tersebut kali ini menginjak tahun yang keempat dan telah menjadi salah satu perayaan pentas seni terbesar di Kabupaten Kendal.

Festival tersebut sedianya akan dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen. Selain itu, hadir pula sejumlah pejabat teras di Pemerintah Kabupaten Kendal.

Guyub rukun

Wiwik menjelaskan, dipilihnya tema 'Seni Guyub Rukun' didasari realitas sosial di wilayah Kaliwungu, khususnya di Desa Kutoharjo, yang selama ini terbukti bahwa seni turut menyemai keguyuban masyarakat di wilayah tersebut. Pun, sebaliknya kesenian terbukti bisa tumbuh subur jika masyarakat merasa guyub dan rukun.

“Kami ingin menunjukkan bahwa melalui seni, masyarakat bisa rukun dan bahagia. Dengan bahagia, mereka bisa terus bersemangat untuk terus berkesenian. Desa Kutoharjo itu beragam secara politik, ekonomi, dan keyakinan, tetapi seni bisa membuat mereka dapat bahagia bersama,” ujarnya.

Seni juga telah membawa para pelaku seni di Desa Kutoharjo tampil di pentas internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka diundang untuk tampil dan berpameran di ajang-ajang seni di luar negeri, seperti Jepang dan Rusia.

“Makanya, saya selalu mengatakan kepada teman-teman di Kaliwungu. Mereka boleh saja cuma lulus SMA. Tapi, harus bisa jalan-jalan ke luar negeri. Caranya, asah kreativitas dan konsisten berkesenian. Dan, terbukti kita bisa jalan-jalan ke luar negeri dengan seni,” kata Wiwik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ekonomi Kreatif

Inspirator komunitas seni Kaliwungu yang juga konseptor acara Festival Seni 2019, Bambang Yogi, mengungkapkan, apa yang dilakukan komunitas seni di Kaliwungi saat ini adalah untuk mengembangkan seni budaya sejak dini, supaya masyarakat menjadi tahu kebudayaannya yang berdampak secara sosial, ekonomi, dan bahkan kesejahteraannya.

“Dalam empat tahun terakhir, bangkitnya kesenian tradisional di wilayah itu telah turut memberikan daya ungkit bangkitnya sektor industri kecil, pariwisata, dan ekonomi kreatif warga di sini,” ujar Bambang.

Ini terbukti dengan turut tumbuhnya industri kerupuk, payung lukis, kerajinan bambu, serta lahirnya obyek wisata Kampung Warna di Dusun Mranggen, Kutoharjo. Obyek wisata tersebut diinisiasi oleh para pelaku seni setempat dan dilaksanakan oleh masyarakat dengan penuh suka cita.

“Hal ini penting sebagai benteng budaya mengingat di Kaliwungu banyak industri besar. Dengan begitu, mereka siap menghadapi industrialisasi yang terus berkembang ini,” imbuh Bambang.

Ketua Panitia Festival Seni Kaliwungu, Suseno mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan akan ada ribuan pengunjung yang hadir menikmati festival ini. Para tamu dari luar kota, baik pelaku seni maupun penonton, dipersilakan menginap di rumah-rumah warga di Dusun Mranggen secara gratis sambil menikmati sajian khas desa.

Meskipun di dekat kawasan industri, lanjut dia, rasa kegotongroyongan dan keramahan masyarakat di Kaliwungu itu tidak hilang.

“Mereka sangat antusias menyambut acara ini dan dengan senang hati mempersilakan tamu-tamu dari luar kota untuk menginap. Ini seni untuk kebahagiaan bersama,” papar Suseno.

Ketua Grup Kesenian Drumblek Mellow, Kampung Mranggen, Diky Wahyu Aprilio menambahkan, pihaknya sangat senang bisa terlibat dalam festival dan kegiatan seni yang makin marak di Kaliwungu. Dengan wadah ini, minat, bakat, dan ekspresi kesenian warga, seperti halnya kelompok seninya, bisa tersalurkan.

“Kami menjadi semakin bersemangat untuk berkreasi dan terpanggil untuk juga turut menularkan keterampilan seni mereka untuk generasi muda,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.