Sukses

Penyebab Gelombang Tinggi Berkali-kali Terjang Daratan Pesisir Kebumen

Gelombang tinggi yang menerjang daratan pesisir pantai Kebumen menyebabkan kerugian Rp 625 juta.

Liputan6.com, Kebumen - Sejumlah pantai wisata di pesisir selatan Kebumen, Jawa Tengah kembali diterjang gelombang tinggi laut selatan, Senin, 13 Agustus 2018. Akibatnya, Pemerintah Daerah Kebumen dan masyarakat pelaku wisata mengalami kerugian hingga ratusan juga rupiah.

Ini adalah bencana gelombang tinggi ketiga dalam kurun waktu kurang dari sebulan. Sebelumnya, dua gelombang tinggi melabrak pesisir selatan Jawa Tengah hingga Yogyakarta, pada dasarian terakhir Juli lalu.

Kepala pelaksana harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen, Eko Widianto mengatakan, pada Selasa (14/8/2018), petugas BPBD Kebumen masih mendata angka kerugian pasti dampak terjangan gelombang tinggi ini.

Sementara ini, kerugian berkategori besar sudah terdata di dua objek wisata, yakni di Pantai Suwuk dan Petanahan, Kebumen. Jumlahnya mencapai sekitar Rp 625 juta.

Di Pantai Suwuk, sebanyak 15 bangunan kios permanen milik pengelola wisata atau Pemda Kebumen, rusak. Lima di antaranya, hancur total. Kemudian di pantai yang sama, paving block sepanjang 150 meter dengan lebar delapan meter juga hancur.

Adapun di Pantai Petanahan, gelombang tinggi laut selatan menyebabkan 15 toilet umum milik masyarakat rusak total dan tak lagi bisa digunakan. "Itu ada 15 pintu MCK yang hancur total. Itu karena tidak begitu permanen kerugian kira-kira Rp 150 juta," ucapnya, Selasa.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Abrasi Pantai Ratusan Meter Akibat Gelombang Tinggi

Hari ini petugas BPBD juga mulai mendata kerugian skala kecil di kedua pantai wisata ini. Petugas juga mendata kerugian yang dialami di pantai lainnya, semisal Karangbolong.

Selain menyebabkan kerusakan infrastruktur, akibat abrasi, garis pantai di Suwuk dan Petanahan pun bergeser hingga sekitar 150 meter dengan panjang mencapai 20-an meter. Bangunan kios yang sebelumnya berjarak 100 meter lebih dari pantai kini berada di bibir pantai.

"Tapi tidak seluruh pantai. Hanya di spot-spot tertentu saja," dia mengungkapkan.

Sebelumnya, pada Juli lalu, gelombang tinggi juga menerjang jauh ke daratan. Saat itu, sebanyak 70 bangunan rusak. Di luar itu, sebanyak 90-an perahu nelayan rusak saat diterjang gelombang tinggi.

Gelombang tinggi dilaporkan juga terjadi di Cilacap, Jawa Tengah. Namun, belum diperoleh data wilayah yang terdampak atau kerugiannya.

Peningkatan gelombang yang terjadi berkali-kali di perairan selatan Jawa dan Samudera Hindia dalam hingga menerjang daratan dalam kurun waktu tak terlampau lama pun menuai tanya.

3 dari 3 halaman

Tekanan Tinggi di Utara Benua Australia dan 3 Badai Siklon Tropis Picu Gelombang Tinggi

Prakirawan BMKG Pos Pengamatan Cilacap, Rendy Krisnawan menjelaskan, saat ini sedang terjadi tekanan tinggi di utara benua Australia. Di waktu yang sama, muncul tiga badai Siklon Tropis di perairan sekitar benua Asia.

Tekanan di utara Australia cukup tinggi, mencapai 1.024 milibar. Sebaliknya, di sisi utara, ada tekanan rendah 994 milibar. Akibatnya, tiupan angin pun bertambah kencang, mencapai 40 kilometer per jam.

Kondisi kontras ini memicu peningkatan kecepatan angin, terutama di Samudera Hindia dan perairan selatan Jawa. Kecepatan angin berimbas langsung pada meningkatnya tinggi gelombang di perairan selatan dan Samudera Hindia.

"Kecepatan angin memicu gelombang tinggi," dia menjelaskan.

Dia pun memperingatkan, yang patut diwaspadai adalah munculnya gelombang tinggi ketika laut sedang pasang naik. Permukaan laut yang tinggi ditambah gelombang tinggi akan menyebabkan ombak bisa menjangkau jauh ke daratan.

Dia juga mengungkapkan, tekanan tinggi Australia dan badai siklon tropis masih akan berpengaruh hingga beberapa hari ke depan. Sebab itu, ia memperingatkan agar masyarakat mewaspadai peningkatan kecepatan angin yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Sebab itu, meminta agar nelayan, pengguna transportasi laut, pengelola wisata serta wisatawan mewaspadai munculnya gelombang tinggi seperti yang terjadi di Kebumen. Sebab, gelombang tinggi yang mencapai daratan masih mungkin terjadi jika angin berembus kencang  saat kondisi air laut pasang.

"Perbedaan tekanan ini menyebabkan peningkatan kecepatan angin, yang bisa memicu munculnya gelombang tinggi," Rendy menjelaskan. 

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.