Sukses

Jangan Sepelekan Limbah Ikan Nila, Ini Buktinya

Kulit ikan ikan nila tidak bisa dianggap remeh. Ia mampu menjadi solusi persoalan global. Cek wujudnya.

Liputan6.com, Yogyakarta Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kembali berinovasi lewat ikan. Kali ini, limbah ikan nila yang menjadi sasarannya.

Wahyuni Eka Maryati, Priska Wahyuni, Eva Cristyani Br Tarigan, Annisa Husnul Latifah, dan Rizni Rahayu menciptakan obat luka bakar dari kulit ikan nila. Selama ini, pengobatan luka bakar kebanyakan memanfaatkan lidah buaya atau salep berbahan dasar kimia.

Mereka memilih untuk mengembangkan salep luka bakar dari kulit ikan nila karena luka bakar merupakan masalah kesehatan global. Luka bakar bisa mengakibatkan kematian dan kecacatan.

"Konsumsi ikan nila di DIY cukup melimpah dan kulitnya hanya menjadi sampah yang dibuang," ujar Wahyuni, mahasiswi program studi Matematika FMIPA UNY, baru-baru ini.

Ia menjelaskan kulit ikan nila memiliki kelembaban, kolagen, dan ketahanan penyakit pada tingkat yang sebanding dengan kulit manusia, sehingga dapat membantu penyembuhan luka. Kulit ikan nila mengandung kadar protein 47,43 persen, air 23,4 persen, lemak 1,68 persen, dan abu 3,01 persen.

Kulit ikan nila mengandung kolagen tipe satu. Artinya, tipe kolagen yang terdapat dalam kulit ikan nila adalah pola SDS-PAGE yang memiliki rantai dan tidak dapat teramati secara jelas karena tampak berhimpitan.

Bahan baku kulit ikan nila ini membantu regenerasi sel menjadi jaringan ikat fibrin untuk menutup luka. "Salep dari kulit ikan nila mampu menjawab kebutuhan para pelanggan mengenai cairan obat luka bakar alami, aman, dan berkualitas," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memperoleh Dana Dikti

Mahasiswa UNY melabeli temuannya dengan nama Cikikubar yang merupakan kependekan dari Cairan Kulit Ikan Nila Untuk Luka Bakar. Produk ini dikemas dan disajikan dengan kemasan 10 gram sehingga praktis dibawa bepergian.

Cikikubar yang dijual Rp 10.000 per kemasan berhasil meraih dana Pendidikan Tinggi (Dikti) dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan 2018.

Annisa menjelaskan cara pembuatan Cikikubar. Pertama, kulit ikan nila dipisahkan dari dagingnya. Seluruh peralatan yang dipakai disterilkan dengan cara direbus.

Lalu, kulit ikan nila dicuci, kemudian direndam dalam air kapur sirih untuk menghilangkan bau amis dan dibersihkan. Kulit ikan nila dicampur dengan ddH2O+NaOH untuk mendapatkan cairan kolagen kulit ikan nila.

Setelah cairan kolagen didapatkan, kemudian dipisahkan dengan cairan lainnya melalui penyaringan. Kolagen disaring dengan kertas saring dan dicampur dengan esens methylisothiazolinone. Terakhir, cairan ini dicampur lagi dengan obat gel kemudian dikemas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.