Sukses

LIVE

Dampak Polusi Udara dan Musim Kemarau Basah, Kasus ISPA di Jakarta Tembus 1,9 Juta

Cuaca di Jakarta dan sekitarnya memang sangat panas dan terik akhir-akhir ini.

Diterbitkan 17 Oktober 2025, 13:52 WIB
Share
Copy Link
Batalkan
Jadi intinya...
  • Kasus ISPA di Jakarta meningkat signifikan, mencapai 1.966.308 pada Oktober 2025.
  • Peningkatan ISPA dipengaruhi polusi udara dan fenomena musim kemarau basah.
  • Dinkes DKI mengimbau PHBS dan tips pencegahan untuk menekan penularan ISPA.

Liputan6.com, Jakarta Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA di Jakarta mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta per Oktober 2025, ada sebanyak 1.966.308 kasus ISPA.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, peningkatan jumlah kasus ISPA di Jakarta mulai teridentifikasi sejak Juli 2025. Ia menyebut, ISPA menjadi penyakit dengan jumlah kunjungan tertinggi di Puskesmas karena penularannya dapat terjadi dengan sangat mudah melalui percikan droplet maupun partikel aerosol di udara.

Ani menjelaskan, kenaikan kasus ISPA di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai faktor. Tidak hanya akibat polusi udara, tetapi juga karena fenomena musim kemarau basah yang melanda Indonesia pada 2025 ini.

“Kondisi tersebut berdampak pada penurunan daya tahan tubuh individu serta peningkatan jumlah agen biologis penyebab infeksi saluran pernapasan di lingkungan masyarakat,” kata Ani dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (17/10/2025).

2 dari 3 halaman

Kenali Gejala-Gejala ISPA

Ani menuturkan, gejala ISPA meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam. Gejala tambahan dapat berupa hidung tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, bersin, serta suara serak.

“Pada kasus yang lebih berat, penderita dapat mengalami sesak napas yang memerlukan penanganan medis segera,” katanya.

Oleh karenanya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengimbau masyarakat agar senantiasa menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah penyakit saluran pernapasan seperti ISPA.

“Dengan disiplin menerapkan PHBS, risiko penularan ISPA dan penyakit pernapasan lainnya dapat ditekan secara signifikan,” ujarnya.

3 dari 3 halaman

Tips Terhindar dari ISPA

Ani berujar, upaya sederhana dapat dilakukan seperti dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menghindari kerumunan, memakai masker saat beraktivitas di ruang padat maupun area publik, serta menerapkan etika batuk dan bersin dapat membantu memutus rantai penularan penyakit.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk segera mengakses layanan kesehatan jika mengalami gejala batuk dan pilek, membatasi aktivitas ketika sedang sakit, serta menghindari paparan asap rokok.

“Menjaga daya tahan tubuh juga sangat penting, antara lain dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, beristirahat cukup, berolahraga secara rutin, dan mengelola stres dengan baik,” kata Ani.