Sukses

Gubernur Anies: BOR RS di Jakarta Masih Separuh dari Saat Gelombang Kedua Covid-19

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) saat ini masih cukup rendah bila dibanding pada puncak pandemi Covid-19 gelombang kedua pada 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) saat ini masih cukup rendah bila dibanding pada puncak pandemi Covid-19 gelombang kedua pada 2021.

Pasalnya, meski varian Omicron menerjang, BOR rumah sakit di Jakarta saat ini masih di angka 60 persenan. Menurut Anies, BOR rumah sakit di Jakarta kala varian Delta menyerang Juni-Juli tahun lalu, jumlahnya dua kali lipat dari saat ini.

"Saat ini tingkat keterisian rumah sakit ada pada kisaran 60 persen yang kapasitas untuk perawatan Covid-nya masih setengah dibandingkan dengan kapasitas pada saat puncak gelombang kedua tahun lalu," ujar Anies Baswedan lewat sebuah video di akun Instagram pribadinya dikutip pada Rabu (9/2/2022).

"Jadi kalau sekarang 60 persen dari kapasitas separuh dari gelombang kedua, artinya memang masih amat kecil," tambahnya.

Apabila BOR terus menunjukkan tren kenaikan, mantan Rektor Universitas Paramadina ini memastikan Jakarta bakal menambah kapasitasnya bagi pasien Covid-19.

"Ke depannya tentu kita akan meningkatkan kapasitas itu. Dibilang kapasitasnya meningkat, presentasenya akan mengecil, tetapi kita tetap harus hati-hati," terangnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Angka Kematian Rendah

Anies juga bilang bahwa angka kematian pasien Covid-19 varian Omicron di DKI Jakarta lebih rendah, ketimbang saat gelombang pandemi disebabkan varian Delta. Kendati persentasenya lebih rendah, menurut dia satu angka kematian saja tetap terasa banyak.

Untuk itu dia mengajak semua pihak untuk mencegah itu dengan segala daya dan upaya. Anies tidak ingin ada kematian yang terjadi dari gelombang ketiga ini.

"Walaupun angka kematian jauh lebih rendah dibandingkan saat gelombang Delta, tapi kita semua sadar satu kematian saja akibat Covid-19 tetap terlalu banyak dan harus dicegah sekuat tenaga," ucapnya.

Anies menyebut, kematian yang lebih rendah ini bisa disebabkan karena beberapa faktor. Di antaranya sifat dari varian Omicron sendiri yang tidak seganas varian Delta.

"Tapi (ada) juga faktor vaksinasi dan kekebalan warga Jakarta yang sudah jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu," katanya.

Anies Baswedan juga mengatakan, kasus kematian pasien Covid-19 di DKI Jakarta didominasi oleh warga yang belum mendapatkan vaksin Covid-19.

"Kebanyakan kasus kematian masih didominasi oleh warga yang belum mendapatkan vaksin lengkap. Oleh karena itu bagi semuanya saya ingin mengingatkan kembali untuk mari kita menuntaskan vaksinasi," ucap Anies.

3 dari 3 halaman

Jangan Menyepelekan

Angka kematian yang lebih rendah kali ini di satu sisi, menurut dia bisa membuat semua orang merasa lebih tenang, tidak perlu panik bahwa akan mengalami keadaan seperti di gelombang Delta kemarin. Tapi di sisi lain, Anies mingingatkan jangan sampai membuat semua pihak terlena apalagi menyepelekan keadaan.

“Walaupun fatality rate lebih rendah tapi bila jumlah kasusnya berlipat lebih banyak, maka jumlah kematian absolut tetap bisa tinggi seperti gelombang kedua. Ini yang harus kita cegah sama-sama," katanya.

Untuk menangkal itu, Anies bilang pihaknya bekerja sama sangat erat dengan berbagai pihak, termasuk Polda Metro Jaya, Kodam Jaya, dan kejaksaan Tinggi DKI Jakarta guna mengantisipasi.

"Dan harapannya juga bisa mengelola kenaikan kasus pada gelombang ketiga ini. Kita terus akan meningkatkan kapasitas tempat tidur, kapasitas ICU di rumah sakit-rumah sakit untuk bisa merawat pasien Covid-19," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.