Sukses

Tren Kasus Covid-19 di Kota Bogor Tinggi, Bima Arya Siapkan RS Darurat

Menurutnya, Pemkot Bogor tidak mungkin mengandalkan rumah sakit swasta untuk menambah ruang isolasi untuk pasien covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan, tren penambahan kasus Covid-19 di Kota Bogor, Jawa Barat masih tinggi.

Meskipun angka kesembuhan sempat tinggi pada periode Minggu dan Senin kemarin, yakni mencapai angka 222 pasien covid-19. Namun jumlah penambahan kasus selama periode November rata-rata di angka 40 kasus positif baru.

"Saat ini, rata-rata masih di 40-an, jangan sampai 50. Makanya saya bilang testing, tracing dan treatment harus ditingkatkan lagi. Saya minta unit lacak dimaksimalkan lagi di wilayah,” ungkap Bima Arya, Selasa (24/11/2020).

Untuk itu, Pemerintah Kota Bogor mulai menyiapkan alternatif rumah sakit darurat apabila terjadi lonjakan kasus Covid-18 di Kota Bogor semakin tinggi. Rumah sakit darurat dikhususkan pasien bergejala ringan hingga sedang.

"Skenario terburuknya itu kan tidak ada lagi tempat tidur tersisa. Kalau OTG masih bisa, tapi kalau fasilitas mediskan beda, perlu SDM dan alat kesehatan. Begitu (lonjakan dahsyat) itu terjadi, bahaya sekali. Dan sekarang indikasinya sudah ke arah situ," ujar Bima.

Bima menyatakan, saat ini bukan hanya menambah ruang isolasi tetapi harus mulai menyiapkan rumah sakit darurat seperti Wisma Atlet di Jakarta apabila kasus Covid-19 membludak.

"Artinya tidak cukup isolasi karantina untuk orang tanpa gejala, tetapi orang yang dengan gejala juga memerlukan perawatan. Harus disiapkan," tambahnya.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tak Mungkin Andalkan RS Swasta

Menurutnya, Pemkot Bogor tidak mungkin mengandalkan rumah sakit swasta untuk menambah ruang isolasi. Begitu pula RSUD, tidak bisa 100 persen untuk menangani pasien Covid-19.

Sebab, ada pasien umum lainnya yang harus dilakukan perawatan di rumah sakit milik pemerintah daerah itu. Menurut laporan, saat ini tercatat ada 200 pasien non-Covid yang sedang dirawat di RSUD Kota Bogor.

"Itu sangat tidak memungkinkan. Pasien jantung, cuci darah, kanker, diabetes bagaimana. Itu harus tetap kita rawat, tanggung jawab kita juga. Jadi saya minta tolong dicari tempatnya (RS Darurat) atau jejaring dengan Kabupaten Bogor. Saya khawatir terjadi lonjakan, tidak menampung dimana-mana,” tandasnya.

 

3 dari 3 halaman

Kekurangan Tenaga Medis

Direktur Utama RSUD Kota Bogor dr Ilham Chaidir mengaku bisa menambah tempat tidur untuk perawatan Covid-19 hingga 120 unit. Namun persoalannya RSUD Kota Bogor kini tengah mengalami kekurangan tenaga perawat akibat kelelahan setelah tujuh bulan bertugas tak ada hentinya.

“Kemarin kapasitas bisa sampai 100 tempat tidur tapi sekarang SDM banyak yang tumbang, sakit," terangnya.

Saat ini, pihaknya sedang merekrut pegawai kontrak baru untuk memenuhi 120 tempat tidur. "Target kita 120 tempat tidur itu nomor dua paling banyak se-Jawa Barat," kata dr Ilham.

Data kasus Covid-19 per 24 November 2020 yang dirilis Dinas Kesehatan Kota Bogor menunjukan bahwa ada penambahan sebanyak 45 kasus atau menjadi 3.063. Dengan rincian sembuh atau selesai isolasi 2.468, masih sakit 504, dan meninggal 91.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.