Sukses

Polisi Belum Temukan Korban Tewas dalam Insiden Penyerangan di Yahukimo Papua

Dedi menjelaskan, seseorang menginformasikan melalui telepon satelit bahwa lima orang tewas saat penyerangan terjadi. Namun, hingga kini keberadaan informan tersebut misterius.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya belum menemukan jenazah pekerja tambang emas yang tewas di Kabupaten Yakuhimo, Papua. Saat itu dilaporkan terdapat 5 orang yang meninggal dunia.

"Informasi awal adanya korban meninggal dunia sampai sekarang belum diketemukan jenazahnya," kata Dedi di Mabes Polri, Jumat (6/9/2019).

Dedi menjelaskan, seseorang menginformasikan melalui telepon satelit bahwa lima orang tewas saat penyerangan terjadi. Namun, hingga kini keberadaan informan tersebut misterius.

"Yang menginformasikan terakhir itu kordinatnya didatangi sudah enggak ada lagi. Jadi ketika ditemukan titik kordinatnya, yang perjalanannya delapan hari menuju ke situ, sudah tidak ada,” ucap Dedi.

Dedi mengatakan, TNI-Polri telah mengevakuasi 423 orang ke lokasi yang lebih aman. Sedangkan, 6 orang yang mengalami luka-luka dibawa ke Rumah Sakit Tanah Merah.

"Pada 4 September 2019 berhasil di evakuasi 288, Pada 5 September dievakuasi 189 orang," ujar dIa.

Sebelumnya, pendulang emas diserang Orang tidak dikenal (OTK) dengan menggunakan senjata tajam. Peristiwa itu terjadi di Kabupaten Yakuhimo, Papua pada Minggu, 1 September 2019. 

"Penyerangan itu secara spontan. Mereka berselisih," ucap dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kirim Personel Bantuan

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal mengatakan warga yang bekerja sebagai penambang ini melarikan diri setelah mendapat kabar adanya penganiayaan dari orang tidak dikenal.

Berdasarkan keterangan korban, Kamal menyebut penyerangan itu dilakukan tiba-tiba oleh beberapa kelompok warga.

"Tiba-tiba beberapa kelompok warga yang ada di sekitar perbatasan sana datang langsung melakukan penganiayaan kepada mereka yang ada di pertambangan dengan situasi demikian mereka saling kontak dengan kamp-kamp yang ada di sekitar penambangan," ucap Kamal.

Kamal mengatakan pihaknya sudah mengirimkan personel dari Polres Boven Digoel dan Polres Asmat. Dia bisa menyimpulkan motif penganiayaan ini.

"Yang dari Polres Asmat sudah jalan ke sana, yang dari Polres Boven Digoel juga sudah ada untuk lihat peristiwa ini apa sih. Saingan bisnis atau gimana," sebutnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.