Sukses

Agum Gumelar: Tak Sepatutnya Kivlan Zen Berkata Kasar pada SBY

Agum meminta para pihak yang tak puas dengan keadaan usai Pemilu 2019, jangan melampiaskan dengan cara-cara yang di luar etika.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Agum Gumelar menyayangkan pernyataan Kivlan Zen yang menyerang Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Agum nenilai tak sepatutnya Kivlan Zen mencaci maki SBY di depan publik.

"Saya juga sangat mohon maaf ya, itu juga kawan-kawan saya juga di 02 itu, seperti Kivlan Zen. Saya rasa tidak sepatutnyalah berkata kasar terhadap Pak SBY," kata Agum di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (10/5/2019).

Dia mengatakan, SBY dan Kivlan sama-sama purnawirawan TNI. Terlebih, SBY merupakan Presiden ke-6 RI dua periode sehingga tak seharusnya Kivlan Zen berkata kasar padanya.

"Menurut saya etika keprajuritan tidak mengizinkan. Apalagi sama-sama tentara. Dan SBY adalah jenderal bintang 4, dia adalah presiden," ucapnya.

Mantan Danjen Kopassus itu meminta para pihak yang tak puas dengan keadaan usai Pemilu 2019, jangan melampiaskan dengan cara-cara yang di luar etika.

"Jangan kemudian pelampiasannya dengan cara-cara yang di luar etika," ujar Agum.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pernyataan Kivlan Zen

Sebelumnya, Kivlan Zen angkat bicara terkait ucapan Politikus Partai Demokrat Andi Arief. Dalam cuitan di Twitter, Andi Arief menyebut ada setan gundul yang memberi informasi sesat kepada Prabowo menang pemilu presiden 62 persen.

"Yang setan gundul itu dia, Andi Arief setan gundul," kata Kivlan usai aksi di Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Kamis 9 Mei 2019.

Kivlan mempertanyakan sikap Demokrat dalam koalisi Prabowo. Dia menuding SBY tak ingin Prabowo jadi presiden. Pilpres 2014 pun, Kivlan menyebut SBY lebih memilih Jokowi daripada Prabowo.

Mantan jenderal bintang dua ini juga menyebut ada persaingan antara SBY dan Prabowo sejak dulu. "Dia (SBY) junior saya. Saya yang mendidik dia. Saya tahu dia," kata Kivlan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.