Sukses

BNPB: 112 Orang Meninggal Akibat Banjir di Sentani

Selain korban meninggal, terdapat 82 orang yang dinyatakan hilang dan 961 orang luka-luka akibat musibah banjir bandang di Sentani.

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki hari terakhir masa tanggap darurat banjir Sentani, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan informasi terkini kondisi korban terdampak bencana.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga hari ini sebanyak 112 orang dinyatakan meninggal dunia akibat banjir yang terjadi.

"112 orang meninggal dunia. Di mana 105 orang meninggal dunia di Kabupaten Jayapura, dan 7 orang di Kota Jayapura," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nughoho di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (29/3/2019).

Sebanyak 77 orang di antara 112 korban meninggal dunia sudah berhasil diidentifikasi tim Polri. Dari 77 yang sudah teridentifikasi, 52 ahli waris korban telah diberikan santunan oleh pemerintah. Sementara yang lainnya masih menunggu proses identifikasi.

Selain korban meninggal, terdapat 82 orang yang dinyatakan hilang dan 961 orang luka-luka baik luka ringan hingga luka berat. Sutopo juga menyatakan bahwa BNPB mengalami kesulitan dalam proses identifikasi.

"Memang kesulitan kita mengidentifikasi. Ternyata memang banyak pendatang yang tinggal di daerah wilayah Sentani yang tidak memiliki rekam identitas," ujarnya.

Terdapat juga sejumlah kerusakan seperti rumah yang terendam, jembatan rusak berat, sejumlah ruas jalan, tempat ibadah dan fasilitas umum lainnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jumlah Pengungsi

Sementara itu jumlah warga yang mengungsi sebanyak 5.347 orang, atau 962 Kartu Keluarga yang tersebar di 21 titik pengungsian. Pengungsi ini terbagi menjadi dua tipikal. Pertama yang mengungsi karena banjir bandang, yang kedua mengungsi akibat banjir luapan Danau Sentani.

"Danau Sentani beberapa hari terakhir terjadi kenaikan hampir 2 meter. Otomatis rumah-rumah yang berada di sekitar pinggiran Danau Sentani terendam, masyarakat mengungsi," tambah Sutopo.

Hingga kini pendataan jumlah kerugian dan kerusakan masih terus dihitung. Permasalahan utama yang dihadapi masyarakat setempat adalah penyediaan air bersih. Sebab air Danau Sentani tidak dapat dikonsumsi karena sudah terkena polusi oleh banjir. (Dewi Larasati)

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.