Sukses

Mengingat Sosok Jenderal Hoegeng, Polisi Bersih dan Jujur di Tanah Air

Kabar tentang Meriyati Roeslani jatuh sakit, mengingatkan kembali ke sosok sang suami, mantan Kapolri Jenderal (Purn) Hoegeng Imam Santoso.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Meriyati Roeslani jatuh sakit, mengingatkan kembali ke sosok sang suami, mantan Kapolri Jenderal (Purn) Hoegeng Imam Santoso. Hoegeng merupakan sosok ideal polisi sepanjang masa.

Sikap bersih, sederhana, jujur dan tegas, mengantarkan Hoegeng menjadi legenda di kepolisian. Pelaku kejahatan tak berkutik selama Polri berada di bawah kepemimpinannya. 

Namun, keberanian Hoegeng membuatnya diberhentikan dari jabatan Kapolri.

Dia rela hidup pas-pasan demi menjaga integritas. Say no to bribe! Terima suap dan gratifikasi tak ada dalam kamus hidupnya.

Tak heran jika setelah pensiun dari kepolisian, Hoegeng tidak punya rumah pribadi. Hanya ada rumah dinas di Jalan Muhammad Yamin, Jakarta. Dia juga tak punya mobil pribadi. 

Menyaksikan keadaan itu Kapolri pengganti, Mohammad Hasan, berinisiatif mengalihkan rumah tersebut menjadi atas nama Hoegeng. 

Sejumlah kapolda juga iba kepadanya. Mereka lalu saweran dan membelikan mobil Holden Kingswood. "Itu satu-satunya mobil setelah Bapak pensiun," kata Aditya S Hoegeng dalam tulisannya, Saya Bangga Menjadi Anak Pak Hoegeng.

Aditya teringat saat 2 unit sepeda motor Lambretta datang ke rumah, ketika sang ayah masih menjadi Kapolri. Seorang pengusaha otomotif yang mengirim. Jatah buat pejabat.

Anak kedua Hoegeng itu senang luar biasa karena sudah lama ingin memiliki sepeda motor.

Namun, Hoegeng langsung memerintahkan ajudan untuk mengembalikan sepeda motor tersebut. "Saya sempat kecewa tapi kami bisa memahami sikap Bapak," kata Aditya.

Kondisi sebaliknya justru terjadi saat ini. Sejumlah pejabat kepolisian terlibat kasus mafia pajak. Malah, muncul persoalan rekening milik beberapa perwira yang menimbulkan kecurigaan.

Cerita lain menyangkut kunjungan kerja. Lazim untuk pejabat mengajak istri saat kunjungan kerja. Namun, tidak dengan Hoegeng.

Ketika dia hendak berkunjung ke Belanda, Merry berniat ikut karena punya kerabat di sana.

"Namun, Bapak melarang karena tak ingin ada orang lain yang mempergunjingkannya," ungkap Aditya.

Hasil penelusuran peneliti George Junus Aditjondro, Hoegeng dicopot lantaran sikap kerasnya memberantas penyelundupan mobil mewah yang dilakukan pengusaha Robby Tjahjadi. Padahal, Robby dikenal dekat dengan keluarga Presiden Soeharto.

Hubungan dengan Soeharto kian memburuk setelah Hoegeng terlibat Petisi 50, kelompok para senior yang mengkritisi pemerintah.

Konon, jika Soeharto datang ke sebuah acara, secara khusus ia meminta tuan rumah agar Hoegeng dan tokoh Petisi 50 lain tak usah datang.

Pada 14 Juli 2004, Hoegeng wafat di usia 82 tahun. Kejujuran dan kesederhanaan dia tetap dikenang sampai hari ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Istri Hoegeng Sakit

Istri mantan Kapolri Jenderal (Purn) Hoegeng Imam Santoso, Meriyati Roeslani dikabarkan jatuh sakit. Saat ini, Merry Hoegeng, sapaan akrabnya, tengah dirawat di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC), Kuningan, Jakarta.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo membenarkan informasi tersebut. Sebagai penghormatan dan penghargaan, Polri akan menanggung semua biaya rumah sakit untuk pengobatan Merry Hoegeng.

"Seluruh biaya yang menjadi tanggungan beliau akan diselesaikan oleh Rumah Sakit Bhayangkara Soekanto Polri," ujar Dedi saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (19/12/2018).

Dedi mengaku belum mengetahui apa sakit yang diderita mantan Ketua Bhayangkari itu. Dia juga belum bisa memastikan apakah Merry Hoegeng akan dipindah ke RS Polri Soekanto atau akan tetap dirawat di RS MMC.

"Saat ini masih di RS MMC. Ada dokter dari RS Polri yang melakukan pendampingan ke pasien untuk memudahkan koordinasi dengan dokter MMC yang merawat beliau," tutur Dedi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.