Sukses

TNI-Polri Sisir Lokasi Penembakan 31 Pekerja Trans Papua

Sejumlah pasukan TNI-Polri tengah bergerak menuju lokasi pembunuhan 31 pekerja pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pasukan TNI-Polri tengah bergerak menuju lokasi pembunuhan 31 pekerja pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Mereka menginvestigasi dan menyisir daerah sekitarnya.

"Pasukan gabungan TNI-Polri yang diberangkatkan dari Wamena menuju distrik Yigi, telah link up dengan Pos Yonif 755/Walet di Distrik Mbua sekitar pukul 14.00 Wita," ucap Wakapendam XVII/Cendrawasih Letkol Inf Dax Sianturi dalam keterangannya, Selasa (4/12/2018).

Di pos tersebut, menurut dia, pasukan mendapat informasi bahwa, Pos Yonif 775/Walet yang didatangi telah diserang oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB), Minggu 3 Desember 2018 malam Pukul 18.30 Wita.

"Satu (pasukan) gugur, satu luka tembak," ungkap Dax Sianturi.

Adapun, masih kata dia, korban akan dievakuasi sore ini, menggunakan helikopter menuju Wamena.

"Rencana dapat berubah tergantung kondisi cuaca," jelasnya.

Dia pun mengungkapkan, pasukan gabungan kini masih berada di Distrik Mbua, guna melakukan penyisiran.

"Jarak dari Distrik Mbua ke Distrik Yigi masih sekitar 10 kilometer dan belum ada jalan dengan medan yang cukup berat," pungkasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ultimatum untuk Menyerah

Menteri Pertahanan Ryamirzad Ryacudu mengultimatum kelompok teroris yang menembak puluhan pekerja Trans Papua di Nduga, Wamena, Papua. Menhan meminta gerombolan bersenjata itu menyerah.

"Bagi saya tidak ada negosiasi. Menyerah atau diselesaikan. Itu saja," ujar Ryamirzad di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/12/2018).

Menurut Ryamizard, tidak tepat bila kelompok bersenjata itu disebut sebagai kelompok kriminal.

"Mereka itu bukan kelompok kriminal tapi pemberontak. Kenapa saya bilang pemberontak? Ya kan mau memisahkan diri, Papua dari Indonesia. Itu kan memberontak, bukan kriminal lagi," kata Ryamizard.

"Ingin memisahkan Papua dari Indonesia itu apa? Ingat, ingin memisahkan diri. Tugas pokok Kemenhan, tugas pokok TNI, satu, menjaga kedaulatan negara. Kedua, menjaga keutuhan negara. Tiga, menjaga keselamatan bangsa," ungkapnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.