Sukses

Kisah Perjuangan Tim SAR Lombok, Dilanda Cemas dan Harus Tidur di Pantai

Demi tugas sebagai anggota Tim SAR, Agung melawan rasa waswas karena meninggalkan anak dan istrinya yang juga terdampak gempa Lombok.

Liputan6.com, Jakarta - Rasa cemas dan takut akan adanya gempa susulan tidak hanya dirasakan warga Lombok. Perasaan ini juga melanda anggota Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mataram, I Gusti Agung Ary Suardana.

Ia terpaksa meninggalkan keluarganya yang juga terdampak gempa Lombok karena harus menjalankan tugas, menjaga Pulau Gili Trawangan setelah gempa berkekuatan 7 skala Richter mengguncang Lombok dan sekitarnya, Minggu 5 Agustus 2018.

Demi tugas sebagai anggota Tim SAR, Agung melawan rasa waswas yang meliputinya saat memikirkan anak dan istrinya, yang tinggal di teras dan bruga (bale-bale) di halaman rumah mereka yang terdampak gempa, di Jalan Gusti Jelantik, Mataram.

"Sekarang istri dan anak-anak saya tinggal di teras dan bruga, karena khawatir rumah ambruk jika terjadi gempa kembali. Saya waswas juga memikirkan keluarga, tapi ini tugas yang wajib, harus dilaksanakan demi kemanusiaan," kata Agung kepada Antara di Mataram, Minggu, 12 Agustus 2018.

Bersama timnya, Agung tidur dengan perlengkapan ala kadarnya di Pantai Pelabuhan Bangsal, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Lombok Utara. Tim belum berani menempati bangunan pos milik TNI Angkatan Laut di tempat tersebut, khawatir masih ada gempa susulan. "Saya tidur di pantai saja," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hadapi Longsor di Perjalanan

Setiap hari, Agung menyisir Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno untuk mengawasi dan memantau situasi pasca-gempa.

"Saya sejak Minggu (5 Agustus 2018) sampai sekarang masih stand by di Pelabuhan Bangsal," kata Agung, yang mengaku rutin berkomunikasi dengan keluarganya menggunakan telepon seluler.

Ia menuturkan pengalaman terberatnya saat mengevakusi wisatawan asing dari Gili Trawangan, pada Minggu 5 Agustus sampai Selasa 7 Agustus lalu, yang membuatnya tidak bisa beristirahat.

Agung mengungkapkan, perjalanan timnya menuju Pelabuhan Bangsal pasca-gempa tidaklah mudah. Mereka sempat menghadapi longsoran tanah dalam perjalanan. Setelah itu, mereka harus menangani wisatawan asing yang berlomba-lomba ingin naik ke kapal evakuasi di Gili Trawangan.

Usai evakuasi itu, Agung bersama rekan-rekannya sempat membantu evakuasi di Masjid Jamiul Jamaah di Dusun Pansor, Pamenang, Lombok Utara, tempat orang-orang yang ketika gempa terjadi sedang beribadah terjebak di reruntuhan masjid.

Agung berharap gempa segera berlalu. "Semoga juga kondisi masyarakat yang terdampak gempa segera pulih baik secara mental maupun materiil," dia menambahkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.