Sukses

Prasasti Ciaruteun, Simbol Kebesaran Raja Punawarman

Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di wilayah Jawa Barat. Peninggalannya berserakan di Jabar dan Jakarta. Prasasti Ciaruteun menyebutkan kebesaran Raja Punawarman.

Liputan6.com, Bogor: Raja Purnawarman yang memerintah Kerajaan Tarumanagara di Jawa Barat, sekitar tahun 395 Masehi, meninggalkan cukup banyak peninggalan sejarah. Tengok saja, Prasasti Ciaruteun yang berada di kawasan Batu Tulis, Kabupaten Bogor, Jabar. Prasasti yang terkenal itu sekaligus dianggap sebagian pemerhati sejarah kuno Nusantara sebagai momentum penobatan Punawarman selaku penguasa kerajaan tertua di Jabar pada 395 M.

Bagi kalangan sejarawan, sebenarnya hingga saat ini situs tersebut belum dapat dijadikan bukti kuat sebagai sumber sejarah. Sebab, sejumlah prasasti peninggalan Tarumanagara lainnya hanya menunjukkan keberadaan Raja Punawarwan tanpa menyebut tanggal pasti dia berkuasa. Misalnya, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Cidangiang, dan Prasasti Tugu. Sayangnya, sejumlah prasasti yang bertebaran di wilayah Jabar dan Jakarta itu tak satu pun memuat angka tahun.

Melihat dari bentuknya, Prasasti Ciaruteun berupa batu dengan berat delapan ton. Peninggalan Kerajaan Tarumanagara ini berbahasa Sansekerta dan berhuruf Palawa yang dilengkapi cap telapak kaki serta sejumlah simbol lainnya. Menurut Gandi, juru kunci Prasasti Ciaruteun, simbol itu menandai Raja Purnawarman yang gagah berani dan pernah berkuasa di wilayah tersebut. Gandi mengungkapkan pula, sejak 1991, Dinas Arkeologi setempat telah memindahkan prasasti ini ke sebuah bangunan bercungkup tak jauh dari lokasi penemuan. Sebab, peninggalan arkeologi tersebut terancam erosi akibat aliran Sungai Ciaruteun yang deras.

Tak jauh dari peninggalan tersebut, ditemukan pula Prasasti Kebon Kopi atau Tapak Gajah. Prasasti ini bila diartikan berisi kalimat: Tampak sepasang kaki gajah yang mirip airawata gajah penguasa Taruma yang agung, jaya, dan berkuasa.

Prasasti ketiga adalah Prasasti Batu Dakon dan Menhir. Konon, batu-batu ini digunakan sebagai tempat menyimpan sesajen untuk peribadatan agama Hindu. Maklum, Kerajaan Tarumanagara termasuk kerajaan Hindu tertua di Nusantara.(ANS/Esther Mulyanie dan Binsar Rahardian)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.