Sukses

Tjahjo Kumolo: Frasa "Petugas Partai" Bukan untuk Merendahkan

Sebagai anggota atau kader partai, Tjahjo menekankan harus ingat akan asal usul dari mana setelah dapat jabatan baru.

Liputan6.com, Jakarta Politikus senior PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menegaskan bahwa frasa "petugas partai" bukan bermaksud merendahkan pejabat negara yang berasal dari kader partainya, termasuk Joko Widodo atau Jokowi yang terpilih sebagai presiden pada Pilpres 2014.

"Pak Jokowi, yang saya pahami, beliau bisa menempatkan diri dengan bijak pada posisi mana beliau sebagai Presiden RI dan pada posisi beliau sebagai kader partai yang ditugasi oleh PDI Perjuangan," kata Tjahjo di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (12/4/2015) malam.

Tjahjo yang juga Menteri Dalam Negeri menekankan, "Inti frasa petugas partai tidak dalam arti merendahkan seseorang yang awalnya hanya kader partai," imbuh dia

Ia lalu menyebutkan sejumlah nama kader PDIP, seperti dirinya yang mendapat tugas sebagai menteri, kemudian Jokowi yang ditugasi sebagai calon presiden, kemudian menjadi Presiden RI.

Jokowi sebagai presiden, kata Tjahjo, dipilih oleh rakyat yang awalnya atas dasar penugasan partai. Di lain pihak, sebagai presiden yang notabene Kepala Negara RI ada aturan kenegaraan.

"Saat saya ditunjuk sebagai Mendagri, tunduk aturan-aturan negara, loyal kepada Presiden karena saya pembantu Presiden," kata mantan Ketua Fraksi PDIP DPR itu.

"Sebagai kader partai," kata Tjahjo, "Saya didukung, diusulkan partai kepada Presiden terpilih sebagai menteri. Kalau ditarik dari partai (salah atau tidak), ya saya harus siap."

Sebagai anggota atau kader partai, Tjahjo menekankan harus ingat akan asal usul dari mana setelah dapat jabatan baru.

"Jadi orang kan harus amanah dan jangan lupa asal usulnya. Misalnya, ada yang dari partai karena penugasan partai, ada yang dari kalangan profesional," ucap dia.

Karena itu Tjahjo merasa heran istilah tersebut menjadi polemik. "Kenapa istilah internal PDI Perjuangan menyebut penugasan kader partainya sebagai petugas partai dipolitisasi atau diributkan?" kata dia. (Ant/Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.