Sukses

Kenali Ragam Superfood dari Bahan Pangan Lokal, Bergizi dan Ekonomis

Eksplorasi yang didukung ilmu pengetahuan dan teknologi pangan menguak segudang manfaat dari superfood. Tak terkecuali dengan deretan superfood dari bahan pangan lokal yang ekonomis dan mudah didapat, tetapi bergizi tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Eksplorasi yang didukung ilmu pengetahuan dan teknologi pangan menguak segudang manfaat dari superfood. Tak terkecuali dengan deretan makanan super dari bahan pangan lokal yang ekonomis dan mudah didapat, tetapi bergizi tinggi.

Lantas, apa itu superfood? Ahli kulinologi Hindah Muari mengungkapkan bahwa superfood secara harfiah adalah bahan pangan yang memiliki zat gizi berkualitas serta bermanfaat untuk memelihara kestabilan kesehatan.

"Superfood itu sebenarnya pangan fungsional dan biasanya secara teknologi industri kita sebutnya pangan suplemen," kata Hindah dalam sambungan telepon kepada Liputan6.com, Rabu, 20 September 2023.

Founder Indonesia Institute of Culinary ini menjelaskan bahwa pangan fungsional adalah jenis pangan kesehatan yang tak hanya berfungsi memelihara kesehatan tubuh, tetapi dapat pula mencegah penyakit. Umumnya, superfood berasal dari nabati, buah-buahan, sayur, kacang-kacangan, biji-bijian dan hasil olahan lainnya yang mengandung vitonutrien.

"Ada juga bahan pangan hewani, dikatakan superfood seperti produk susu dan ikan yang mengandung omega-3," katanya.

Hindah menuturkan bahwa, "Makanan yang dikategorikan superfood adalah yang mengandung antioksidan tinggi, flavonoid yang dapat mencegah aneka penyakit degeneratif, meningkatkan kekebalan tubuh, dan mengurangi peradangan."

Di sisi lain, menurut Hindah, sesungguhnya tidak tepat bahan pangan itu dikatakan superfood. "Hanya ASI yang mempunyai kandungan gizi yang lengkap sesuai kebutuhan gizi bayi hingga enam bulan, hanya ASI berkat Tuhan Yang Maha Esa yang bisa dibilang superfood," katanya.

"Kenapa saya menjelaskan begitu karena setiap makanan punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, pada pilar gizi seimbang dinyatakan bahwa makanan beraneka ragam akan lebih baik dikonsumsi," tambah Hindah.

Kian beragam makanan yang dikonsumsi, akan semakin baik pula karena untuk memperoleh zat gizi dan komponen makanan lain yang bermanfaat bagi kesehatan secara lebih lengkap. "Semua bahan pangan itu saling melengkapi, tidak ada yang super, ada yang bergizi dan non gizi," ungkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Makanan Kian Beragam, Semakin Baik

Penulis "Baby Traveling: Tips & Trik Memberi MPASI Saat Traveling" ini mengatakan bahwa superfood jadi tren dibanding pangan lain karena sederet manfaat. Superfood, dikatakan Hindah, dapat membantu menurunkan berat badan, mengurangi terkena penyakit degeneratif, memperlambat penuaan, hingga menambah kecerdasan.

"Jadi, kesimpulannya istilah superfood atau pangan fungsional adalah pangan yang mengandung komponen bioaktif, zat gizi dan non gizi yang memiliki manfaat kesehatan dan atau mencegah penyakit tertentu," katanya lagi.

Ada beragam bahan pangan lokal yang termasuk superfood, yakni:

Tempe

"Bahan pangan superfood yang paling eksotik dan banyak dibicarakan adalah tempe, warisan nenek moyang asli Indonesia dan tidak bisa diklaim," kata penulis buku "Resep Panjang Umur Sehat & Sembuh" ini.

Dikatakan Hindah, tempe adalah makanan yaang bersumber dari kacang kedelai dengan popularitas yang sudah mendunia. Makanan khas Indonesia ini adalah hasil fermentasi kacang kedelai dengan jamur Rhizopus oligosporus. Proses fermentasi yang menambah rasa dari tempe dan membuat tempe lebih mudah dicerna.

"Selain itu, tempe juga mengandung senyawa isoflavon di dalam tempe yang dapat membantu menurunkan kolesterol jahat serta melawan radikal bebas. Superfood asli Indonesia yang merupakan sumber kalsium ini tidak kalah dengan susu sehingga dapat meningkatkan kepadatan tulang," terangnya.

Hindah menambahkan, "Bahkan sekarang dikembangkan pembuatan tepung tempe, dibuat minuman dan sekarang lagi tren di media sosial untuk minuman menaikkan kolesterol baik atau HDL."

3 dari 4 halaman

Superfood dari Bahan Pangan Lokal

Daun Katuk

Daun ini mengandung protein tinggi, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, dan berbagai macam vitamin.

Daun Kelor

Daun kelor mengandung antioksidan, berbagai vitamin dan mineral.

Ikan Kembung

"Ikan kembung bahkan lebih baik dibandingkan ikan salmon. Ikan kembung bermanfaat untuk mencegah hiperkolesterol, sumber protein hewani berkualitas tinggi, sumber omega-3 yang hampir sama dengan telur omega-3, rendah kolesterol, tinggi EPA dan DHA," kata Hindah.

Ikan Gabus

Hindah menyebut, "Manfaatnya untuk menjaga pencernaan karena ikan gabus punya protein kolagen yang lebih rendah dibandingkan kadar protein yang terkandung pada daging, memiliki sekitar 3--5 persen dari total kandungan protein kolagen."

Sukun

Sukun dikatakan Hindah, terkenal sebagai sumber karbohidrat. "Seratnya lebih baik untuk tubuh, protein nabati yang dilengkapi antioksidan, berbagai vitamin, kalsium, dan zat besi," sambungnya.

Ubi Ungu

"Ubi ungu mengandung karbohidrat kompleks juga mengandung vitaman dan zat besi. Kandungan antioksidan dalam ubi ungu tiga kali lebih banyak dari ubi putih dan kuning," terangnya.

Buah Manggis

"Dalam buah manggis terdapat kandungan xamthone yang efektif untuk memerangi berbagai penyakit kardiovaskular, memperlambat penuaan, menangkal penyakit degeneratif serta kerusakan fisik dan mental," ungkap Hindah.

Beras Hitam

Ia menuturkan, "Beras hitam memiliki kandungan antioksidan antosianin enam kali lebih tinggi dibanding beras cokelat dan putih, menurunkan kadar gula bagus untuk yang (menderita) diabetes, antosianin baik untuk kesehatan jantung."

Taoge

"Sebuah penelitian Chemistry Central Journal 2014 mengklaim bahwa taoge mengandung flavonoid yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengandung vitamin K yang dapat menjaga kesehatan jantung. Penelitian dalam The American Journal of Clinical Nutrition menyatakan bahwa vitamin K penting untuk sangat dibutuhkan menghambat penumpukan kalsium dalam pembuluh darah," tutup Hindah.

4 dari 4 halaman

Edukasi dari Komunitas

Ketua Umum Indonesian Gastronomy Community atau IGC, Ria Musiawan menyebut bahwa dalam perkembangannya, pangan lokal sudah ada sejak dahulu kala. Pun hingga saat ini, menurutnya pangan lokal mudah didapat, ekonomis, dan bergizi.

"Pangan lokal kita gali dan adopsi kembali akan menjadi superfood yang tidak kalah dengan makanan-makanan luar," kata Ria dalam sambungan telepon kepada Liputan6.com pada Selasa, 19 September 2023.

Ria menerangkan, "Untuk mengembalikan fungsi pangan lokal ke kesehatan masyarakat, kami sudah melakukan beberapa upaya untuk mencintai pangan lokal Indonesia. Pertama, dengan upaya edukasi pencegahan stunting melalui pangan lokal di berbagai kota."

Pihaknya pada 17 Agustus 2023 lalu juga mengadakan talkshow bertajuk "Nasionalisme Rasa". Talkshow ini, dikatakan Ria, menghadirkan narasumber anak-anak muda dari berbagai bidang profesi, ada artis, chef, politisi yang punya usaha restoran, hingga pengusaha makanan.

"Dari keempat narasumber tersebut kami ingin mendengar sejauh mana mereka mencintai pangan lokal. Surprisingly, ternyata mereka suka dan memberikan pendapat masing-masing tentang kecintaan terhadap makanan Indonesia yang berbasis pangan lokal dari perspektif masing-masing," jelasnya.

IGC juga tengah menulis buku mengenai tumpeng Indonesia. "Salah satu superfood karena terbuat dari berbagai makanan yang punya nilai gizi tinggi karena tumpeng punya filosofi, tumpeng terdiri dari empat unsur, yaitu hewan yang hidup di air, hewan yang hidup di atas tanah, tumbuhan yang tumbuh di atas dan bawah tanah."

Keempat unsur tersebut, disebut Ria, telah mencakup keseimbangan yang terdapat dalam sebuah tumpeng. Selain itu, Ria juga menyebut tempe menjadi salah satu superfood berbasis pangan lokal yang dibuat dalam berbagai inovasi makanan, mulai dari burger hingga steak tempe.

"Sebenarnya tujuannya untuk mereka yang pengganti daging dan ingin lebih sehat, ingin mengurangi konsumsi daging, mereka beralih ke makanan yang memenuhi unsur kesehatan, tapi lebih rendah kalorinya," tutup Ria.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.