Sukses

Viral di TikTok, Influencer Menyesal Lakukan Perawatan Botox karena Bikin Alisnya Jadi Seperti Lambang Nike

Seorang influencer wanita yang masih muda bernama Quenlin Blackwell dikenal sebagai "Ratu Blackwell" memamerkan tindakan perawatan botox yang gagal. Menurutnya tindakannya itu membuat alisnya jadi menukik seperti lambang merek sepatu Nike.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang influencer wanita yang masih muda bernama Quenlin Blackwell dikenal sebagai "Ratu Blackwell" memamerkan tindakan perawatan botox yang gagal. Menurutnya tindakannya itu membuat alisnya jadi menukik seperti lambang merek sepatu Nike. 

“Saya mendapat Botox di dahi saya, dan saya pikir sesuatu terjadi,” pekiknya dalam TikTok yang diunggah bulan lalu untuk 1,5 juta pengikutnya.

"Mengapa mereka terlihat seperti swoops Nike?" pekiknya lagi, tertawa gugup.

Mengutip dari New York Post, Minggu (28/5/2023), Blackwell yang masih berusia 22 tahun itu dihubungi untuk memberikan komentar. Video tersebut menarik 462.000 penayangan, dengan banyak pengguna TikTok yang mengomentarinya.

"KATAKAN ANDA LUCU," teriak seorang penonton.

"Bagaimana kamu tidak menangis atau panik," tanya yang lain.

"Ini pasti prank bro," orang lain berharap atas namanya.

Yang lain mengira alis Blackwell tampak seperti "mengoles".

Kak alis bilang 🕺,” tambah yang lain, semakin banyak yang mengklaim alisnya seperti menari lambang Nike.

Blackwell membuat serangkaian video tindak lanjut, bereaksi terhadap komentar orang dan menjawab pertanyaan. Ia bahkan menyampaikan saran bahwa Botox-nya harus "dihilangkan".

“Anda tidak bisa membuat Botox hilang begitu saja seperti bahan pengisi,” bantah Blackwell dalam satu video. “Aku akan terjebak seperti ini sebentar, dan aku tidak ingin mendengarnya lagi. Aku seharusnya tidak memberi tahu kalian semua. 

Diketahui botox tidak permanen, biasanya bertahan hingga tiga atau empat bulan. Tapi lelucon itu bertahan selamanya.

“Bros punya alis akar kuadrat √,” saran seorang TikToker.

“Cara yang benar diangkat secara horizontal itu membunuhku,” yang lain menertawakan penampilan sementaranya.

Seorang penggemar bahkan menyatakan: "Ekspresi alis yang lucu itu membuatku mengikutimu!! Mereka hebat."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Botox Memengaruhi Cara Menafsirkan Emosi

Pemindaian otak menunjukkan botox yang disuntikkan ke dahi mengubah kimia otak seseorang sehingga dapat memengaruhi cara mereka menafsirkan emosi orang lain, menurut temuan sebuah studi yang diterbitkan dalam Scientific Reports. 

Dilansir dari New York Post pada Selasa, 28 Maret 2023, botox adalah sebuah cairan yang disuntikkan untuk sementara mengurangi atau menghilangkan garis-garis halus dan kerutan di wajah. Botox banyak digunakan untuk mengurangi munculnya garis kerutan, lipatan dahi dan kerutan di dekat mata.

Menurut American Society of Plastic Surgeons dalam data terbaru di 2020, dilakukan 4.401.536 prosedur Botulinum Toxin Type A di Amerika Serikat yang mencakup botox dan produk serupa. Jumlah prosedur suntikan botox telah meningkat sebesar 459 persen sejak 2000, menjadikannya prosedur kosmetik invasif minimal yang paling umum dilakukan. 

Karena semakin banyak orang di seluruh dunia terus mendapatkan botox, peneliti mempertanyakan bagaimana kelumpuhan sementara pada otot wajah akibat perawatan tersebut berdampak pada kemampuan seseorang untuk menafsirkan emosi. 

3 dari 4 halaman

Proses Penelitian

Para peneliti dari University of California Irvine dan juga AbbVie, sebuah perusahaan biotek yang membuat Botox, melakukan pemindaian pencitraan resonansi magnetik fungsional pada 10 wanita berusia antara 33 dan 40 tahun.

Pemindaian otak dilakukan sebelum para wanita menerima suntikan botox di dahi mereka, lalu dilakukan pemindaian otak lagi dua sampai tiga minggu setelahnya untuk membandingkan reaksi otak mereka terhadap gambar-gambar emosional.

Selama dua pemindaian otak itu, para wanita diperlihatkan foto-foto ekspresi wajah bahagia, marah, dan netral, kemudian diminta untuk menafsirkan emosi yang ada dalam foto itu. Para peneliti menemukan bahwa setelah menyuntik botox, aktivitas otak wanita berubah di daerah amigdala mereka, bagian otak yang terlibat ke dalam pengalaman emosi, begitu mereka melihat wajah marah dan bahagia.

Saat melihat wajah orang yang bahagia, aktivitas otak pun berubah di fusiform gyrus. Bagian itu struktur penting untuk analisis penglihatan tingkat tinggi seperti persepsi wajah, pengenalan objek, serta membaca. 

 

4 dari 4 halaman

Menghambat Kemampuan Berekspresi

Seperti diharapkan para peneliti, temuan ini sejalan hipotesis umpan balik wajah atau facial feedback hypothesis, yang mengklaim orang secara naluriah akan meniru ekspresi untuk mengidentifikasi dan mengalami emosi yang diekspresikan seseorang di depan mereka.

Para peneliti mencatat kelumpuhan sementara di otot-otot wajah yang disebabkan botox menghambat kemampuan seseorang untuk mencerminkan emosi yang diekspresikan di depan mereka. Oleh karena itu mengubah kimiawi otak mereka saat mereka berusaha menafsirkan emosi.

Melansir dari Daily Mail, para ahli mengatakan temuan penelitian menunjukkan ketidakmampuan untuk tersenyum atau cemberut, yang diakibatkan botox, juga memengaruhi cara seseorang membaca wajah orang lain. Dr Fernando Marmolejo-Ramos, peneliti kognisi manusia di University of South Australia, mengungkap bahwa meniru ekspresi membantu kita mengenalinya.

Otot wajah secara tak sadar meniru ekspresi cemberut atau senyuman orang lain sebelum mengirimkan sinyal ke bagian otak yang bertugas menginterpretasikan emosi. Karena Botox membatasi gerakan otot, maka hal ini terganggu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini