Sukses

Dari Jakarta, Pementasan Sudamala: Dari Epilog Calonarang Bakal Diboyong ke Pura Mangkunegaran Solo

Pementasan "Sudamala: Dari Epilog Calonarang" di Gedung Arsip Nasional, Jakarta, pada September 2022 berjalan sukses. Antusiasme yang besar membawa pertunjukan teater tradisi dari Bali ini ke pentas di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah pada 24--25 Juni 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Pementasan "Sudamala: Dari Epilog Calonarang" di Gedung Arsip Nasional, Jakarta pada September 2022 lalu telah berjalan sukses. Antusiasme yang besar membawa pertunjukan teater tradisi dari Bali ini akan dipentaskan di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah pada 24--25 Juni 2023.

Produser "Sudamala: Dari Epilog Calonarang" Happy Salma menyampaikan pertunjukan di Jakarta memberi keyakinan yang luar biasa untuk menampilkan teater ini kembali. "Karena melihat antusiasnya waktu di Jakarta dan merasakan juga proses kerja yang cukup panjang, kita harus melakukannya lagi," kata Happy saat konferensi pers yang digelar di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Mei 2023.

Bukan tanpa alasan hingga akhirnya Pura Mangkunegaran, Solo didaulat sebagai lokasi pementasan "Sudamala: Dari Epilog Calonarang" mendatang. Happy menjelaskan hubungan erat antara kebudayaan Jawa dan Bali.

"Merunut jauh leluhur kami di Ubud, di tahun 1930-an sempat datang ke sana dan orasi juga tentang budaya. Lalu, setahun kemudian pergi ke Paris membawa Calonarang. Di 2023 ini, kenapa kita tidak melakukan hal yang sama," lanjutnya.

Nicholas Saputra yang juga selaku Produser "Sudamala: Dari Epilog Calonarang" menyebut membawa pementasan dari Jakarta ke Solo ingin memilih kemungkinan yang lebih dari sekadar pementasan. Ia sebelumnya telah berkomunikasi dengan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara X dan disambut hangat.

"Dengan membawanya ke Solo yang diterima dengan baik Pura Mangkunegaran, kemungkinan kita melakukan hal tersebut. Pertama, tidak berdiri sendiri pementasannya, tapi ada Pasar Kangen," terang sang aktor.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sambutan Hangat

Nicho menjelaskan Pasar Kangen adalah pasar rakyat dengan pihak yang berjualan sangat dikurasi dan hanya menjual beragam hal berbau tradisional. "Juga banyak cendera mata terkait dengan romantisme masa lalu," kata Nicho.

Ia menambahkan, "Kami berharap jadi suatu daya tarik yang memunculkan keriaan yang mengelilingi pementasan Sudamala. Selain itu juga ada Royal Heritage Dinner di mana Pura Mangkunegaran menjadi tuan rumah dan memberikan sesuatu yang berbeda."

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X turut mengapresiasi bakal diboyongnya pementasan "Sudamala: Dari Epilog Calonarang" ke Pura Mangkunegaran, Solo. Hal tersebut dikatakannya sejalan dengan dirinya yang meneruskan visi mendiang ayahanda, Mangkunegara IX.

"Saya meneruskan visi dari almarhum ayah saya Mangkunegara IX untuk menjadikan Mangkunegaran sebagai kerajaan Jawa yang bukan sebagai kerajaan, tapi juga sebagai wadah kebudayaan, bukan hanya kebudayaan Jawa tapi juga kalau bisa kebudayaan satu Indonesia maupun satu dunia," terangnya.

KGPAA Mangkunegara X menerangkan Pura Mangkunegaran memiliki keterkaitan dengan kerajaan-kerajaan di Bali. Di sana, masih banyak koleksi-koleksi peninggalan yang bergaya Bali atau dari Bali. "Prinsip saya, tidak mau sejarah hanya menjadi suatu kenangan, tapi sejarah juga merupakan satu fondasi untuk masa kini dan masa depan," lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Bukan Hanya Pementasan

Titimangsa bersama Katadata dan Pura Mangkunegaran Solo, serta didukung oleh Bank Central Asia (BCA), mempersembahkan kolaborasi "Satu dalam Cita". Ini adalah rangkaian acara yang terdiri atas:

Pertunjukan "Sudamala: Dari Epilog Calonarang" 

Pementasan ini digelar pada 24--25 Juni 2023 di Pura Mangkunegaran Solo.

Pasar Kangen

Pasar Kangen akan berlangsung di Pamedan Pura Mangkunegaran Solo pada 23--25 Juni 2023. Ini  acara tahunan yang digelar di Yogyakarta sejak 2007 dan mempertemukan tradisi, kuliner, kesenian, dan kreativitas dalam kemasan khas tempo dulu yang dapat dinikmati seluruh kalangan masyarakat. Kini, Pasar Kangen hadir di Pamedan Pura Mangkunegaran yang diikuti oleh kurang lebih 60 UMKM di Solo dan sekitarnya.

Royal Heritage Dinner

Agenda ini akan terselenggara di Pracima Tuin pada 23--25 Juni 2023 dan menghadirkan nuansa klasik jamuan makan kerajaan yang sudah berusia 266 tahun diiringi pertunjukan kesenian musik dan tari tradisional Mangkunegaran dengan koreografer Eko Supriyanto.

Ruwat Bumi Pura Mangkunegaran

Agenda ini berlangsung pada 24 Juni 2023 di Pura Mangkunegaran. Ruwatan di pulau Jawa khususnya Pura Mangkunegaran adalah upacara yang ditujukan untuk membuang keburukan atau menyelamatkan sesuatu dari sebuah gangguan.

Ruwat Bumi Pura Mangkunegaran berupa pertunjukan wayang ruwat yang digelar di depan Pendhapi Ageng yang dapat disaksikan oleh para abdi dalem dan masyarakat umum. Selain itu, ada pula sesajen atau sajian-sajian persembahan ruwat berupa gunungan, tumpeng, dan lainnya.

Lokakarya

Lokakarya berlangsung pada 23--25 Juni 2023. Lokakarya gaya Mangkunegaran adalah semacam pelatihan kepada peserta peminat seni budaya Mangkunegaran, yakni Lokakarya Tari, Lokakarya Karawitan, Lokakarya Topeng, dan Lokakarya Membatik.

4 dari 4 halaman

Sudamala: Dari Epilog Calonarang

Pementasan Sudamala: Dari Epilog Calonarang adalah karya kolaborasi antara 90 orang seniman dan maestro Bali juga kota lainnya yang dipentaskan di Pamedan Pura Mangkunegaran. Menceritakan kisah Walu Nateng Dirah, seorang perempuan yang memiliki kekuatan dan ilmu yang luar biasa besar serta ditakuti banyak orang, termasuk membuat resah raja yang berkuasa saat itu, Airlangga.

Hal ini pula yang menyebabkan tak banyak pemuda yang berani mendekati putri semata wayangnya, yang bernama Ratna Manggali. Walu Nateng Dirah sangat kecewa dan mengekspresikan kepedihannya dengan menebar berbagai wabah.

Luka hatinya itu akhirnya sementara terobati, setelah Ratna Manggali menikah dengan Mpu Bahula. Kehidupan pernikahan ini ternyata dicederai Mpu Bahula. Ia yang ternyata adalah utusan pendeta kepercayaan Raja Airlangga, mengambil pustaka sakti milik Walu Nateng Dirah yang akhirnya jatuh ke tangan Mpu Bharada.

Walu Nateng Dirah kecewa dan murka, kemurkaannya lalu menimbulkan wabah yang menyengsarakan banyak orang. Setelah Mpu Bharada mengenali ilmu yang dimiliki Walu Nateng Dirah, ia lantas menantang Walu Nateng Dirah untuk beradu ilmu, agar dapat menuntaskan bencana dan wabah yang melanda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.