Aturan Restoran Menolak Refund Uang Konsumen yang Tidak Kuat Pedas Picu Pro Kontra

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah restoran Thailand di New York, Amerika Serikat (AS) jadi viral di media sosial. Pasalnya, mereka menampilkan pemberitahuan bahwa pihak restoran tidak akan memberi refund uang konsumen yang memesan makanan pedas, tapi "tidak bisa mengatasinya."

Melansir Mirror, Selasa, 25 Oktober 2022, pengumuman yang difoto dan dibagikan jurnalis, Rani Molla, di akun Twitter-nya, baru-baru ini, telah memicu perdebatan. Menyertakan foto pemberitahuan tersebut, Molla menulis, "Restoran lokal Thailand tidak lagi menderita (karena) orang bodoh."

Pemberitahuan tercetak berbunyi, "Peringatan level kepedasan: level 0--5. Kami tidak akan lagi menyediakan refund uang ketika Anda memesan makanan pedas dan tidak dapat mengatasinya."

Berbagi vonisnya, Molla menambahkan, "Bayangkan memesan makanan pedas kemudian mencoba mengembalikannya karena pedas? Pelanggaran yang seharusnya tidak dilakukan." Tapi, tidak semua orang begitu yakin aturan itu bijak.

Salah satu warganet membalas, "Jika saya memesan 7 ... jangan membuatnya menjadi 7." Yang lain berkata, "Tapi pedas tidak sama dengan panas."

"Tidak membantu bahwa meminta tingkat pedas yang sama menghasilkan hasil berbeda dengan urutan besarnya, di seluruh restoran, dan bahkan di restoran yang sama, tergantung pada juru masaknya," pengguna lain berkomentar.

"Demi semua cinta yang suci, beri tahu saya di mana ini. Saya harus mengunjunginya!" kata salah satu penggemar, sedangkan yang lain hanya menulis, "Benar sekali!" Beberapa komentator juga terkejut dengan gagasan pengunjung restoran meminta pengembalian uang.

Ada yang menarik dari sebuah warung makan di Sleman, Yogyakarta. Makanan seafood kepiting saus pedas dihargai sangat terjangkau yakni hanya Rp15 ribu.

2 dari 4 halaman

Kasus Lainnya

Ilustrasi restoran. Photo by Sandra Seitamaa on Unsplash

Itu tentu bukan satu-satunya konten terkait restoran yang pernah viral. Sebelumnya, sebuah restoran di Singapura telah membuat heboh pada akhir bulan lalu karena mengenakan biaya tambahan sebesar 10 dolar Singapura (sekitar Rp106 ribu) jika seorang anak pengunjung dianggap berisik dan mengganggu pelanggan lain.

Kebijakan yang diterapkan Angie's Oyster Bar & Grill ini, meski bukan hal baru, sempat membuat heran para ibu di Negeri Singa. Melansir Mothership, tangkapan layar dari pesan teks oleh restoran pada pembuat reservasi yang menjelaskan penetapan biaya tambahan 10 dolar Singapura itu dikirimkan ke publikasi tersebut.

Itu "menyoroti kondisi yang dianggap tidak ramah anak yang dikenakan pada mereka yang makan di luar bersama keluarga." Pesan oleh restoran dikirim ke calon pelanggan, yang membuat reservasi dan meminta kursi bayi.

Pembuat reservasi diberitahu bahwa hanya tempat untuk kereta dorong bayi yang akan disediakan, sementara kursi bayi tidak tersedia, karena restoran bukanlah tempat yang ramah anak.

Pihak restoran lebih lanjut mengatakan bahwa anak-anak masih dipersilakan untuk makan di tempat, hanya saja biaya tambahan 10 dolar Singapura akan dikenakan jika mereka "berteriak" atau "tidak terkendali." Juga, jika mereka "mengganggu tamu lain."

3 dari 4 halaman

Tanggapan Restoran

Berdasarkan ulasan yang diunggah di Google dan Facebook, restoran ini telah menerima pujian yang tinggi untuk makanan dan suasananya. Satu-satunya keluhan tentang biaya tambahan anak berisik dan kebijakan tidak ramah anak oleh restoran disebutkan dalam ulasan TripAdvisor pada Agustus 2022.

Menanggapi ulasan TripAdvisor, Angie's Oyster Bar & Grill menjelaskan bahwa stafnya telah menerima lebih banyak keluhan tentang anak-anak "berlari tanpa pengawasan atau mengganggu meja lain selama periode layanan."

Restoran mengatakan insiden seperti itu "berbahaya" karena pelayan sering bergerak dengan makanan panas dan peralatan makan yang tajam. Juga, itu dianggap "tidak menghormati pengunjung lain yang mungkin ingin makan dalam suasana yang tenang dan nyaman."

Restoran kemudian akan dibiarkan dalam posisi "canggung" karena harus menengahi antara kelompok pengunjung yang berbeda, terutama ketika perilaku mengganggu tetap ada.

Menanggapi pertanyaan Mothership, Angie's Oyster Bar & Grill memberi pernyataan lengkap. Restoran berkata, "Kami bangga dalam menyediakan lingkungan yang menyenangkan untuk semua tamu makan kami di Angie's."

"Kami terus mencari cara meningkatkan pengalaman pelanggan kami dan meminta umpan balik dari tamu tentang pengalaman bersantap mereka: makanan kami, standar layanan, dan suasana keseluruhan kami," kata mereka melanjutkan.

4 dari 4 halaman

Situasi Canggung

Hong Kong Temukan Varian Omicron Transmisi Lokal, Klaster Restoran Diduga Jadi Penyebab — Ilustrasi restoran. (dok. Jay Wennington/Unsplash)

Terkait keluhan anak-anak yang berlarian tanpa pengawasan atau mengganggu meja lain, pihak restoran menyebut, "Dalam hal ini, tim kami berbicara dengan orangtua atau pengasuh dan situasinya hampir selalu segera ditangani. Namun, terkadang kita mengalami situasi di mana tidak ada yang dilakukan dan masalah tersebut diabaikan sama sekali."

"Ini membuat frustrasi dan memalukan karena menempatkan restoran dalam posisi canggung ketika menjelaskan pada tamu lain mengapa tidak ada yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Karena pengalaman-pengalaman ini, kami merasa tidak punya pilihan selain memberlakukan 'hukuman' untuk mengatasi situasi yang tidak menguntungkan tersebut," imbuhnya.

"Kami meminta tidak lebih dari rasa saling menghormati dari semua tamu kami, tapi sayangnya kami menemukan beberapa pengunjung yang mungkin merasa lebih berhak daripada yang lain," tutur pihak restoran. "Sungguh menyakitkan bagi kami untuk menerapkan kebijakan tersebut, tapi kami tidak pernah bermaksud mengurangi pengalaman tamu kami."

Restoran itu juga berkata, "Kami meminta pengertian orangtua dan pengasuh yang baik untuk merawat anak-anak mereka karena kami bertujuan memberi pengalaman bersantap yang menyenangkan dan berkesan bagi sebanyak mungkin pelanggan."

Selain itu, Angie's Oyster Grill and Bar juga mengatakan bahwa mereka akan "terus berusaha memberi pengalaman bersantap yang lebih baik pada semua tamu, bahkan jika itu berarti memperkenalkan kebijakan 'kreatif.'"