Sukses

Iklan `Tipuan` Dove Banjir Kritikan

Sejak lama iklan Dove menghadirkan eksperimen yang mengejutkan. Kali kejutan iklan Dove mendapat banyak kritikan.

Liputan6.com, Jakarta Sejak lama Dove membuat iklan-iklan yang menunjukkan eksperimentasi partisipatif di mana para peserta mengikuti sebuah prosedur dan di akhir eksperimen, wanita-wanita tersebut biasanya terkejut dengan hasilnya.

 

Pada iklan terbarunya, hal seperti itu pun terjadi. Namun kali ini iklan Dove mendapat banyak kritikan sebagaimana dikutip dari dailymail.co.uk Selasa (15/4/2014). Iklan terbaru Dove berisi eksperimen terhadap 6 orang wanita yang diminta oleh psikolog Dr. Ann Kearney-Cooke untuk menggunakan sebuah beauty patch selama 12 jam dalam dua minggu.

 

Dalam iklan berdurasi 4 menit tersebut, para wanita yang berpartisipasi dalam eksperimen ini mengutarakan rasa tidak percaya diri yang dialami kepada Dr Kearney sebelum menggunakan beauty patch yang disebut dapat membantu wanita-wanita itu untuk dapat tampil lebih baik.

 

Salah seorang partisipan mengatakan “Jika saya lebih percaya diri mungkin saya dapat mendekati seorang pria”. Meski pada akhir hari pertama wanita ini tak merasa ada perubahan apapun, pada hari ke sepuluh dirinya merasa sudah sangat percaya diri untuk berbelanja baju-baju, sesuatu yang menurutnya tak nyaman dilakukan sebelumnya.

 

Para wanita di uji coba ini kemudian kembali berbicara dengan Dr Kearney setelah dua minggu dan memberi kesaksian tentang bagaimana beauty patch tersebut memberi dampak positif bagi kehidupan mereka.

 

Ketika diungkap oleh sang psikolog bahwa beauty patch tersebut sesungguhnya tak mengandung khasiat apapun atau dengan kata lain hanya sebuah plasebo, para wanita yang jadi peserta eksperimen tersebut menjadi emosional sembari menyadari bahwa kecantikan hanyalah tentang “state of mind”.

 

“Saya benar-benar berharap ada sesuatu dalam beauty patch itu. Mengetahui bahwa tidak ada apapun di benda itu rasanya sungguh gila,” ucap seorang partisipan bernama Britney sambil menangis.

 

Iklan yang tayang di 65 negara ini membuat Dove dan Univeler sebagai induk perusahaannya mendapat banyak kritik. TIME Magazine menulis “Eksperimen ini membuat wanita tampak seperti mudah ditipu, putus asa dan tak berdaya dengan manipulasi yang dibuat oleh Unilever”.

 

Penulis artikel “Dove’s Latest Video Ad Misses The Mark- Empowering or Discouraging?”, Cheryl Wischhover dari situs fashionista.com menulis “eksperimen ini adalah konfirmasi untuk perusahaan kecantikan lain bahwa wanita memang membeli apa yang dikatakan perusahaan kecantikan mengenai produk yang dibuat”.

 

“Lain waktu, kita berharap Dove dapat membuat wanita merasa nyaman dengan diri sendiri tanpa harus memanipulasi mereka terlebih dahulu,” tulis huffingtonpost.co.uk di artikel berjudul “Dove `Patches` Ad Tricks Women into Believing that a Sticker can Solve Low Self-Esteem”

 

Di kala kritik menghujani iklan Dove itu, perlu ada perspektif lain yang mencegah pembaca untuk sekedar ikut kerumunan opini. Empati dengan apa yang dirasakan partisipan eksperimen ini dan keraguan terhadap niat asli dari Dove dalam meluncurkan iklan ini jangan sampai menenggelamkan ide positif yang juga ada dalam iklan tersebut. Yakni bahwa pada akhirnya yang sangat penting adalah kepercayaan diri.

 

Instropeksi diri tentang sejauh apa kita bergantung pada sebuah benda tertentu untuk tampil percaya diri dibanding pada sisi positif yang kita miliki harus lebih digaungkan. Eksperimen Dove tersebut memang merupakan cara yang terkesan terlalu lugas tapi bagaimana seorang wanita dapat belajar secara kritis tentang apa yang dilaluinya dalam hidup, termasuk dalam hal citra diri dan kecantikan, perlu diperdalam. Klik di sini untuk lihat videonya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.