Sukses

H-3 Lebaran, Kondisi Penyeberangan Kariangau Masih Terkendali

Penjabat Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) meninjau puncak arus mudik Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriyah di Pelabuhan Penyebrangan Kariangau, Balikpapan, Minggu (7/4).

Liputan6.com, Jakarta - Penjabat Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) meninjau puncak arus mudik Hari Raya Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriyah di Pelabuhan Penyebrangan Kariangau, Balikpapan, Minggu (7/4).

Kunjungan kali ini dilakukan di titik keberangkatan laut yang arah ke Penajam, Palu, dan Mamuju.

"Terlihat tadi secara umum masih terkendali," kata Akmal dalam keterangan diterima.

Akmal mencatat, jumlah pengunjung/pemudik di hari H-4 atau H-5 masih relatif sedikit jika dibandingkan tahun lalu. Menurut dia, jumlah penumpang yang turun hampir mendekati 50 persen itu diduga karena dibukanya akses jalan tol di Samboja Km 38 atau jalur Sepaku Semoi.

"Mereka yang mau ke Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah lebh memilih lewat darat. Jadi tidak melalui penyebrangan, " jelas Akmal.

Akmal mengatakan dirinya sudah berdiskusi dengan DPRD dan Dinas Perhubungan agar Pelabuhan Kariangau berikan perlindungan karena memiliki nilai sejarah.

Terlebih lagi, ketika Jembatan Pulau Balang selesai, maka penyebrangan feri menghubungkan Balikpapan - Penajam Paser Utara diyakini akan sepi.

"Penyebrangan Niaga ini bersejarah. Nanti kita diskusikan lebih lanjut bersama-sama agar penyebrangan ini menjadi salah satu moda transportasi laut nantinya," tutur Akmal.

"Bisa jadi museum, makanya kita nanti diskusikan dengan otoritas terkait," imbuh dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tiada Ada Kendala dan Tarif Terkendali

Terkait pelayanan arus mudik melalui penyeberangan dan pelabuhan laut, Akmal memastikan terus terlayani dengan baik dan tidak ada mengalami kendala yang cukup berarti.

"Kendalanya cuma nunggu kapalnya lama datang. Sebab ada pemudik yang menunggu sampai satu hari satu malam karena menunggu kapal dari Kalimantan Tengah. Kan jauh-jauh tuh yang datang dari Palangkaraya, mereka masuknya lewat sini kan dari Palu," ungkap Akmal.

Untuk tarif atau harga tiket berlaku standar atau tidak terjadi kenaikan, meski ada kekhawatiran warga akan kenaikan harga.

"Artinya berlaku hukum ekonomi, kalau demandnya (permintaan) terbatas, supplynya turun, karena harga yang ditetapkan di penyebrangan itu standar berdasarkan SK Gubernur, " dia menandasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.