Sukses

Hati-Hati.. Perhatikan 3 Tanda Ini, Utusan Malaikat Maut Sebelum Ajal Menjemput

Tanda-Tanda Kematian yang diberikan malaikat maut kepada Nabi Yaqub, begini penjelasannya

Liputan6.com, Jakarta - Meski kita tidak bisa mengetahui kapan kematian itu datang, namun kematian adalah sebuah kepastian yang cepat atau lambat akan terjadi kepada tiap manusia.

Kematian akan datang pada setiap yang bernyawa, yang memiliki jasad dan jiwa.

Menurut Al-Qur'an, kematian itu sendiri berarti putusnya keterikatan ruh dengan badan dalam bentuk yang diketahui, perubahan-perubahan, serta perpindahan dari satu alam ke alam lain.

Perpisahan antara ruh dan jasad ini adalah pintu gerbang untuk memasuki kehidupan yang baru.

Malaikat pencabut nyawa adalah Malaikat Izrail. Sebelum kematian, Malaikat Maut setidaknya memiliki tiga utusan sebelum ajal menjemput.

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ini Permintaan Nabi Yaqub AS Terhadap Malaikat Maut

Mengutip Islampos.com, kematian diperantarakan oleh Allah melalui malaikat maut, adalah kepastian yang akan dialami oleh setiap manusia sebagaimana yang telah ditegaskan dalam firman Allah SWT:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS Ali Imran [3]: 185)

Dikisahkan dalam kitab Majmu’at Rasail, karya Abu Hamid Al-Ghazali, bahwa malaikat maut bersahabat dengan Nabi Ya’qub AS.

كان مُؤاخِيًا لِمَلَكِ الْمَوتِ فَزارَه فَقالَ لَه يَعقُوبُ عَلَيه الصلاةُ والسلامُ: يا مَلكَ الْمَوتِ، أَزائِراً جئتَ أم قابضاً رُوحِي؟ فَقالَ: بَل زائِراً، قالَ: فإنِّي أَسأَلُكَ حاجَةً، قالَ: وما هِي؟ قال: أن تُعْلِمَني إذا دَنَى أَجلِي وأَرَدتَ أن تَقبِضَ رُوحِي، فَقال: نَعَم أُرسِلُ إلَيك رَسُولَين أو ثَلاثَةً فلمَّا انْقَضَى أجَلُه أتَى إليه مَلَكُ الْمَوتِ، فَقال: أَزائِراً جئتَ، أم لِقَبضِ رُوحِي؟ فَقال: لِقَبضِ رُوحِكَ، فَقالَ: أوَلَستَ كنتَ أَخبَرتَني أنَّكَ تُرسِلُ إليَّ رَسُولَين، أو ثَلاثةً؟ قال: قَد فَعَلتُ، بَياضُ شَعرِكَ بَعدَ سَوادِه، وضُعفُ بَدَنِك بَعد قُوَّتِه، وانْحِناءُ جِسمِك بَعدَ استِقامَتِه، هذِه رُسُلِي يا يَعقُوبُ إلى بَنِي آدَمَ، قَبلَ الْمَوتِ

Suatu ketika Nabi Ya’qub berkata kepada malaikat maut, “Aku menginginkan sesuatu yang harus kamu penuhi sebagai tanda persaudaraan kita.”

“Apakah itu?” tanya malaikat maut.

“Jika ajalku telah dekat, beri tahu aku.”

3 dari 4 halaman

3 Utusan Malaikat Maut sebagai Tanda Kematian

Malaikat maut berkata, “Baik aku akan memenuhi permintaanmu, aku tidak hanya akan mengirim satu utusanku, namun aku akan mengirim dua atau tiga utusanku.”

Setelah mereka bersepakat, mereka kemudian berpisah.

Setelah beberapa lama, malaikat maut kembali menemui Nabi Ya’qub. Kemudian, Nabi Ya’qub bertanya, “Wahai sahabatku, apakah engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?”

“Aku datang untuk mencabut nyawamu,” jawab malaikat maut.

“Lalu, mana ketiga utusanmu?” tanya Nabi Ya’qub.

“Sudah kukirim,” jawab Malaikat Maut,

“Putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya tubuhmu setelah kekarnya, dan bungkuknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Ya’qub, itulah utusanku untuk setiap bani Adam.”

4 dari 4 halaman

Bagaimana Sikap Kita Jika Utusan Malaikat Maut Sudah Datang

Demikianlah tiga tanda kematian yang akan selalu ditemui manusia pada umumnya, yaitu memutihnya rambut, melemahnya fisik, dan bungkuknya badan.

Jika ketiga atau salah satunya sudah ditemukan, setiap Muslim hendaknya senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi tanda-tanda kematian tersebut.

Muslim diharapkan menghadapi kematian dalam keadaan tunduk dan patuh kepada Allah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran [3]: 102)

Tidaklah terlalu penting kita akan mati, tapi yang terpenting adalah sejauh mana persiapan menghadapi kematian itu. Rasulullah SAW mengingatkan agar kita bersegera untuk menyiapkan bekal dengan beramal saleh.

Bekal adalah suatu persiapan, tanpa persiapan tentu akan kesulitan dalam mengarungi perjalanan yang panjang dan melelahkan.

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ

Oleh karena itu, Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS Al-Baqarah [2]: 197).

Penulis :Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.