Sukses

Kalimat Perintah Adalah Apa? Ini Pengertian, Jenis, Fungsi, Ciri dan Contohnya

Pengertian, ciri, fungsi, jenis dan contoh kalimat perintah.

Liputan6.com, Jakarta Kalimat perintah adalah elemen penting dalam bahasa yang digunakan sehari-hari. Dalam berbagai konteks, kalimat perintah menjadi alat efektif untuk mengarahkan tindakan atau memfasilitasi interaksi antarindividu. Mengetahui bagaimana menyusun kalimat perintah dengan tepat adalah keterampilan komunikasi yang sangat berharga. 

Pentingnya memahami bahwa kalimat perintah adalah lebih dari sekadar rangkaian kata, tetapi merupakan wujud dari keinginan atau instruksi yang ingin disampaikan. Kalimat perintah menjadi tulang punggung dalam menyampaikan arahan, baik dalam situasi formal maupun informal. 

Oleh karena itu, penguasaan cara menggunakan kalimat perintah dengan benar menjadi suatu keterampilan komunikasi yang tidak dapat diabaikan. Apalagi dalam kehidupan sehari-hari, kalimat perintah adalah sarana yang efektif untuk menciptakan keteraturan dan keselarasan. 

Untuk lebih memahami apa itu kalimat perintah, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pengertian, ciri, fungsi, jenis dan contoh kalimat perintah, Selasa (14/11/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Apa Itu Kalimat Perintah?

Kalimat perintah adalah jenis kalimat yang digunakan untuk memberikan instruksi, meminta seseorang untuk melakukan sesuatu, atau menyuruh. Fungsi utama dari kalimat perintah adalah untuk mengarahkan atau memotivasi orang lain untuk melakukan tindakan tertentu. Kalimat perintah biasanya disusun dengan menggunakan bentuk imperatif dalam bahasa Indonesia.

Contoh kalimat perintah:

  1. "Tutuplah pintu itu!"
  2. "Tolong bantu saya mengangkat kotak ini."
  3. "Berhentilah berbicara sejenak."

Dalam kalimat perintah, subjek (orang atau objek yang melakukan tindakan) sering kali tidak disebutkan secara eksplisit karena dapat dianggap sudah diketahui dari konteks percakapan. Bentuk kata kerja dalam imperatif sering kali merupakan bentuk dasar tanpa tambahan -lah atau -kan.

Penting untuk diingat bahwa tonasi dan konteks percakapan dapat memengaruhi cara kalimat perintah diterima. Kalimat perintah yang disampaikan dengan sopan dan ramah cenderung lebih diterima daripada yang terdengar kasar atau terlalu tegas.

3 dari 5 halaman

Ciri Kalimat Perintah 

Kalimat perintah memiliki beberapa ciri-ciri khas yang membedakannya dari jenis kalimat lainnya. Berikut adalah ciri-ciri umum kalimat perintah:

1. Menggunakan Bentuk Imperatif: Kalimat perintah biasanya menggunakan bentuk imperatif, yang merupakan bentuk khusus dari kata kerja yang digunakan untuk memberikan perintah atau instruksi.

Contoh: "Duduklah di sana."

2. Tidak Memerlukan Subjek yang Jelas: Subjek (orang atau objek yang melakukan tindakan) dalam kalimat perintah sering kali tidak disebutkan secara eksplisit karena dapat dianggap sudah diketahui dari konteks situasi.

Contoh: "Berikan saya buku itu." (Subjek "kamu" dianggap sudah diketahui.)

3. Dikemas secara Singkat dan Jelas: Kalimat perintah cenderung singkat dan jelas. Tujuannya adalah untuk memberikan instruksi dengan tegas dan tidak ambigu.

Contoh: "Jangan terlambat."

4. Menggunakan Kata Kerja Tanpa Tambahan: Bentuk dasar kata kerja sering digunakan dalam kalimat perintah, tanpa tambahan -lah atau -kan. Ini membuat kalimat lebih sederhana.

Contoh: "Menunggu di luar."

5. Mengandung Unsur Kehendak atau Permintaan: Kalimat perintah mencerminkan kehendak pembicara atau menyatakan permintaan untuk melakukan sesuatu.

Contoh: "Tolong antarkan surat ini."

6. Tidak Selalu Bersifat Tegas: Meskipun umumnya bersifat tegas, ada kalimat perintah yang dapat dirumuskan dengan sopan dan lebih santun, tergantung pada konteks dan situasi.

Contoh: "Silakan duduk."

7. Bentuk Bukan Pertanyaan: Kalimat perintah berbeda dari kalimat tanya. Mereka tidak bertujuan untuk meminta informasi, melainkan untuk memberikan instruksi atau perintah.

Contoh: "Tutup pintu."

Memahami ciri-ciri ini dapat membantu dalam mengidentifikasi dan memahami kalimat perintah dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya.

4 dari 5 halaman

Jenis Kalimat Perintah

Jenis kalimat perintah dapat dibedakan berdasarkan bentuk atau pola kalimatnya. Dalam bahasa Indonesia, kalimat perintah umumnya menggunakan bentuk imperatif. Berikut adalah beberapa jenis kalimat perintah berdasarkan cara penyusunannya:

1. Imperatif Afirmatif: Ini adalah bentuk kalimat perintah yang digunakan untuk memberikan instruksi atau perintah secara positif, mengajak atau menyuruh untuk melakukan sesuatu.

Contoh:

  • "Berdirilah di sana."
  • "Bukalah jendela itu."

2. Imperatif Negatif: Ini adalah bentuk kalimat perintah yang digunakan untuk memberikan instruksi atau perintah dengan cara melarang atau menunjukkan tindakan yang tidak diinginkan.

Contoh:

  • "Jangan lupa membawa payung."
  • "Tidak usah berisik."

3. Imperatif Bersyarat: Ini adalah bentuk kalimat perintah yang memuat syarat atau kondisi tertentu yang harus dipenuhi sebelum tindakan dapat dilakukan.

Contoh:

  • "Kalau lapar, makanlah."
  • "Jika sudah selesai, beri tahu saya."

4. Imperatif dengan Pronomina Sapaan: Dalam kalimat perintah, seringkali digunakan pronomina sapaan untuk memberikan kesan lebih sopan atau ramah.

Contoh:

  • "Silakan duduk."
  • "Mohon tunggu sebentar."

5. Imperatif dengan Kata Kerja Taklangsung: Beberapa kalimat perintah menggunakan kata kerja taklangsung dan dapat disertai dengan objek.

Contoh:

  • "Tolong bawakan saya minuman."
  • "Jangan beritahu dia."

6. Imperatif Majemuk: Dalam beberapa situasi, kalimat perintah dapat terdiri dari dua atau lebih perintah yang disusun bersamaan.

Contoh:

  • "Bersihkan meja dan ambilkan air minum."
  • "Pergi ke toko dan belikan roti."

Jenis-jenis kalimat perintah ini mencerminkan variasi dalam cara menyampaikan instruksi atau perintah, tergantung pada konteks dan kebutuhan komunikasi. Pemilihan jenis kalimat perintah dapat dipengaruhi oleh hubungan sosial, tingkat keformalan, atau nuansa emosional yang ingin disampaikan oleh pembicara.

5 dari 5 halaman

Fungsi Kalimat Perintah

Fungsi utama kalimat perintah adalah memberikan instruksi, meminta seseorang untuk melakukan sesuatu, atau menyuruh. Berikut adalah beberapa fungsi kalimat perintah:

1. Memberikan Instruksi atau Petunjuk: Kalimat perintah digunakan untuk memberikan petunjuk atau instruksi kepada seseorang agar melakukan tindakan tertentu. Contohnya, "Tutup pintu" atau "Selesaikan pekerjaan ini."

2. Meminta Bantuan atau Jasa: Kalimat perintah dapat digunakan untuk meminta bantuan atau jasa dari orang lain. Contohnya, "Tolong ambilkan saya air" atau "Bantu saya mengangkat barang ini."

3. Memberikan Perintah atau Komando: Kalimat perintah dapat digunakan untuk memberikan perintah atau komando, terutama dalam situasi yang memerlukan tindakan cepat atau kepatuhan. Contohnya, "Hentikan mobil itu" atau "Ikuti saya."

4. Menyatakan Kehendak atau Permintaan: Kalimat perintah dapat digunakan untuk menyatakan kehendak atau permintaan, baik secara langsung maupun lebih sopan tergantung pada konteks dan hubungan antara pembicara dan pendengar. Contohnya, "Tolong diam" atau "Harap berikan izin."

5. Memberikan Arahan: Kalimat perintah juga dapat digunakan untuk memberikan arahan, terutama dalam konteks di mana orang perlu tahu cara melakukan sesuatu dengan benar. Contohnya, "Susun meja ini dengan rapi" atau "Ikuti langkah-langkah ini."

6. Menyampaikan Larangan: Selain memberikan instruksi positif, kalimat perintah juga dapat digunakan untuk menyampaikan larangan atau larangan. Contohnya, "Jangan sentuh itu" atau "Tidak boleh masuk."

7. Menyampaikan Peringatan: Kalimat perintah juga dapat digunakan untuk menyampaikan peringatan atau nasihat, terutama jika ada potensi bahaya atau situasi kritis. Contohnya, "Hati-hati di jalan" atau "Jangan main-main dengan api."

Dengan demikian, kalimat perintah memiliki peran yang penting dalam berkomunikasi, memfasilitasi kerja sama, dan mengarahkan tindakan orang lain sesuai dengan keinginan atau kebutuhan pembicara.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.