Sukses

Imperatif Adalah Kalimat Perintah, Kenali Ciri-Ciri, Fungsi, dan Jenisnya

Imperatif adalah kalimat yang bersifat memerintah.

Liputan6.com, Jakarta Imperatif adalah istilah yang biasa kamu temui dalam pelajaran bahasa Indonesia. Imperatif adalah salah satu jenis kelimat yang perlu kamu pahami dalam bahasa Indonesia. Kalimat imperatif biasanya digunakan sebagai kalimat perintah.

Kalimat imperatif bisa kamu temui dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Kalimat imperatif biasanya dituliskan dengan tanda seru di akhir kalimat. Sementara itu, bila diungkapkan secara lisan, kalimat ini bisa disampaikan dengan keras ataupun halus.

Imperatif adalah kalimat yang bersifat memerintah. Namun, kalimat imperatif ini juga biasa digunakan sebagai kalimat larangan atau keharusan untuk melaksanakan suatu perbuatan. Kamu perlu memahami jenis kalimat ini lebih lanjut.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (8/9/2022) tentang imperatif adalah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Imperatif adalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), imperatif adalah bersifat memerintah atau memberi komando. Imperatif adalah bersifat mengharuskan. Dalam linguistik, imperatif adalah bentuk perintah untuk kalimat atau verba yang menyatakan larangan atau keharusan melaksanakan perbuatan.

Menurut Yeni Mulyani Supriatin, kalimat imperatif adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk mengajukan permintaan, memberi perintah, atau mensyaratkan sesuatu kepada lawan bicara. Sementara itu, menurut Alwi, kalimat imperatif adalah kalimat yang digunakan sesuai dengan konteks memberi perintah terhadap sesuatu.

Kalimat imperatif adalah kalimat yang biasanya dituliskan dengan tanda seru di akhir kalimat. Kalimat imperatif tidak hanya sebagai kalimat perintah, tapi juga sebagai larangan atau keharusan melakukan sesuatu.

3 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Kalimat Imperatif

Ciri-ciri kalimat imperatif adalah sebagai berikut:

- Bersifat memaksa. Seseorang yang mengucapkan atau melontarkan kalimat imperatif ingin memaksa seseorang atau objek yang diperintahnya untuk melakukan hal yang diperintahkan.

- Memiliki intonasi tinggi saat diucapkan. Biasanya seseorang memilih intonasi tinggi pada kalimat yang sifatnya memerintah atau menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu. Hal ini untuk menegaskan suatu perintah yang ia ucapkan atau ia ujarkan. Meski demikian, ada beberapa kalimat perintah yang juga menggunakan intonasi yang datar atau bahkan rendah, tergantung bagaimana keperluan dari penutur.

- Diawali dengan predikat. Berbeda dengan struktur kalimat normal yakni dengan pola S – P – O – K, kalimat imperatif ini justru biasanya diawali dengan predikat. Pola kalimat tersebut juga biasa disebut sebagai pola kalimat inversi. Pola kalimat inversi adalah pola yang memiliki pola susun terbalik dari pola normal (pola S-P) menjadi pola inversi (pola P-S).

- Berakhiran -lah atau –kan. Dua akhiran ini digunakan oleh penutur untuk memberi penegasan terhadap perintah. Selain itu, akhiran -lah atau akhiran -kan juga bisa digunakan untuk memberi tekanan khusus terhadap kalimat yang diucapkan, dengan maksud agar pendengar mengetahui bahwa dirinya sedang diperintah.

- Biasanya diakhiri tanda baca seru (!). Hal ini berlaku pada kalimat perintah yang berbentuk tulisan, sehingga pembaca mengetahui bahwa kalimat tersebut merupakan kalimat perintah.

- Mengandung kata-kata tertentu. Pasti ada kata-kata yang bernada suruhan atau perintah. Kata-kata yang biasa digunakan dalam kalimat perintah misalnya hendak, harap, ayo, coba, tolong, mari, mohon, dan lain sebagainya, yang memiliki tujuan memerintah seseorang.

4 dari 5 halaman

Fungsi Kalimat Imperatif

Melansir bola.com, Fungsi kalimat imperatif adalah sebagai berikut:

1. Memberi perintah

Contoh:

- Bawakan minuman untuk para tamu!

- Tolong, matikan motor itu!

2. Memberi komando

Contoh:

- Kelompok 7 bangunlah tenda di area rumput!

- Duduklah di dekat teman sekelompok!

3. Memberi larangan

Contoh:

- Jangan bicara saat makan!

- Jangan sampai kalian mengacau!

4. Memberi ajakan

Contoh:

- Mari menikmati hidangan yang tersedia.

- Ayo berangkat ke sekolah!

5. Memberi tuntutan

Contoh:

- Bertanggung jawablah atas perbuatan yang selama ini kamu lakukan.

- Bayarlah utang kamu malam ini.

6. Memberi isyarat

Contoh:

- Agar ia segera sembuh, kamu bisa pergi sekarang.

- Tak usah malu-malu, anggap saja rumah sendiri.

7. Memberikan pembiaran

Contoh:

- Biarkan dia sendiri untuk merenung.

5 dari 5 halaman

Jenis Kalimat Imperatif

Mengutip buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2017: 480) kalimat imperatif adalah kalimat yang terdiri dari 6 jenis, yaitu: 

- Imperatif Halus. Kata perintah yang digunakan untuk memperhalus perintah atau permintaan pada kalimat imperatif. Contoh kata imperatif halus seperti tolong, coba, silakan, sudilah, dan kiranya.

- Imperatif Permintaan. Tak seperti kalimat imperatif yang cenderung memerintah, kalimat imperatif permintaan ini terkesan lebih tegas, pendek, dan terkesan agak kasar. Contoh kata imperatif permintaan ialah mohon dan minta. Seperti, Kami memohon dengan sangat agar Bapak berkenan mengisi ceramah di pengajian kami.

- Imperatif Ajakan dan Harapan. Imperatif ajakan cenderung mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu. Seperti kata ayo, ayolah, mari, atau marilah. Sedangkan kalimat imperatif harapan di dalamnya terhadap pengharapan dari seseorang, misalnya kata harap dan hendaknya. Seperti, Mari, Pak, silakan masuk ke rumah kami.

- Imperatif Larangan. Kalimat imperatif ini diawali dengan kata jangan, janganlah, dilarang sebagai bentuk perintah untuk melarang seseorang melakukan sesuatu. Contohnya adalah Jangan pernah sia-siakan waktumu yang berharga.

- Imperatif Peringatan. Kalimat imperatif peringatan umumnya digunakan dengan awalan kata awas dan hati-hati. Contohnya adalah hati-hati di depan sana ada razia polisi.

- Imperatif Pembiaran. Kalimat ini mengajak orang lain untuk membiarkan sesuatu terjadi dengan ungkapan kata 'biarkan' atau 'terserah'. Contohnya adalah Biarkanlah aku pergi dari sini, karena aku sudah jenuh tinggal di sini!

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.