Profil Muhammad Thaha, Qori Berjuluk "Beautiful Voice From Heaven"

Muhammad Thaha Al-Junayd lahir di Manama, Bahrain, pada 1994. Sejak kecil, Muhammad Thaha Al-Junayd memang sudah akrab dengan Alquran. Dia memulai keakrabannya dengan Alquran sejak belajar menghafal Al-Qur'an di Pusat Studi Al-Qur'an Abdurrahman Ajur di Kota Hamad, Bahrain.

Sekarang dia dikenal sebagai qori yang memiliki suara merdu. Suara merdu yang dimiliki oleh Muhammad Thaha ini bisa dibilang merupakan warisan dari ayahnya. Meski demikian, ayah dari Muhammad Thaha Al-Junayd tidak termasyhur seperti anaknya, sebab, dia tidak tertarik dengan ketenaran. Dia lebih memilih untuk memberikan dukungan untuk menyemangati putranya di bidang itu.

Meski dikenal sebagai penghafal Alquran dengan suara yang merdu, dalam sebuah wawancara, Muhammad Thaha Al-Junayd mengaku bahwa masa kecilnya sama seperti anak-anak kebanyakan di lingkungannya.

Dia juga bermain sepak bola seperti kebanyakan anak lainnya. Bahkan dia mengaku sebagai pemain sepak bola yang bermain di posisi gelandang. Meski tetap menjalani masa kanak-kanak seperti anak lainnya, Muhammad Thaha Al-Junayd tidak pernah meninggalkan aktivitasnya untuk menghafal Alquran.

Bukan tanpa alasan mengapa Muhammad Thaha Al-Junayd menjadi begitu terkenal seperti sekarang. Ini jelas karena suaranya yang merdu ketika melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Hal itu membuatnya terkenal di penjuru dunia, termasuk di Indonesia.

Meski demikian, hal itu tidak cukup untuk membuat seorang Muhammad Thaha Al-Junayd menjadi seterkenal sekarang. Ada sejumlah prestasi yang sangat membanggakan yang pernah diraih oleh Muhammad Thaha Al-Junayd.

Muhammad Thaha Al-Junayd pernah mendapatkan peringkat pertama di sebagian besar kompetisi Alquran, di mana ia mendapatkan tempat pertama dalam kategori "menghafal tiga bagian" pada edisi kedelapan kontes hafalan Besar Bahrain. Itu adalah sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh Kementerian Kehakiman dan Urusan Islam, Bahrain.

Selain itu, Muhammad Thaha Al-Junayd meraih juara pertama dalam kontes Syeikh Ibnu Baaz, dalam hafalan Quran dan Tajwid yang diselenggarakan oleh Islamic Education Association.

Muhammad Thaha Al-Junayd juga berhasil menjadi salah satu dari 10 teratas dalam kompetisi Jalawi Ibn Dhaoui Al Otaibi dalam menghafal Quran dan Tajwid dalam edisi pertamanya. Selain itu, dia juga berhasil juara pertama atas keikutsertaannya dalam kontes Al-Qur'an di radio Bahrain yang diselenggarakan oleh Kementerian Kehakiman dan Urusan Islam.

Karena prestasinya tersebut, Muhammad Thaha Al-Junayd menjadi terkenal seperti sekarang ini. Lantunan murottalnya sering diputar di masjid-masjid dan di tempat-tempat pengajian.

Tidak hanya itu lantunan murottalnya juga sering diunggah di berbagai macam platform seperti YouTube, Spotify, dan website-website berbasis Islam.

Muhammad Thaha Al-Junayd bahkan sampai mendapatkan julukan "Beautiful Voice From Heaven" (Suara Indah Dari Surga). Julukan "Beautiful Voice From Heaven" (Suara Indah Dari Surga) diberikan kepada Muhammad Thaha Al-Junayd karena kemampuan vokalnya yang sangat indah dan memukau ketika membaca Al-Quran.

Ia memiliki suara yang merdu dan emosional, yang mampu membuat pendengar merasa begitu terkesan dan terharu. Selain itu, teknik bacaan yang terkontrol dan penuh perasaan juga menambah daya tarik dari suara qirannya.

Kombinasi dari keindahan suaranya dan kepiawaiannya dalam membaca Al-Quran telah membuat Muhammad Thaha Al-Junayd menjadi sangat terkenal, dan julukan "Beautiful Voice From Heaven" menjadi sebuah penghormatan atas keahliannya dalam membaca Al-Quran.

Muhammad Thaha Al-Junayd pernah membeberkan rahasianya tentang bagaimana dia bisa menghafal Alquran dan membacanya dengan suara yang begitu Indah. Menurutnya, kunci pertama yang harus dimiliki para penghafal Alquran adalah niat. Artinya, siapa pun yang ingin menghafal Alquran harus membulatkan niat untuk serius menekuni hafalannya.

Untuk dapat lancar dalam menghafal Alquran, Muhammad Thaha Al-Junayd juga mengungkapkan untuk memperbanyak intensitas membaca dan mengulang kembali bacaan yang telah lewat (murajaah). Bahkan, dia mengaku memili jadwal khusus dengan sang ayah untuk me-murajaah Alquran beberapa juz dalam sehari.

Selain itu, Muhammad Thaha Al-Junayd juga mengaku bahwa dirinya banyak termotivasi oleh sang ayah yang akhirnya mendorong dirinya terjun ke dalam dunia hafalan Alquran.