Sukses

Peduli Korban Kekerasan, Ratusan Orang akan Valentine di Monas

Tahun ini One Billion Rising memfokuskan keadilan untuk koban, sebagai tanda kepedulian ratusan orang akan berkampanye di Monas lewat tarian

Menyadari kasus kekerasan seksual di Indonesia semakin mengkhawatirkan, One Billion Rising (OBR) akan berkampanye dengan tarian sebagai bentuk seruan agar segala bentuk kekerasan dihilangkan di hari penuh cinta yaitu 14 Februari 2014. Diperkirakan ratusan orang akan berkumpul dan menari bersama di Monumen Nasional (Monas), Jakarta.

"Acara OBR tahun ini akan diisi dengan pemutaran film dan diskusi terkait isu-isu kekerasan terhadap perempuan, pembuatan foto dan video kampanye serta latihan rutin. Puncak acara akan diselenggarakan di Monas pada tanggal 14 Febuari 2014. Tahun lalu saja ada 400 yang ikut, tahun ini kami yakin bisa sampai ratusan," kata Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dan Perempuan sekaligus sebagai Salah Satu Penggagas Awal One Billion Indonesia, Dhyta Caturani saat dihubungi Tim Health Liputan6.com, Kamis (6/2/2014).
 
Seperti tertulis pada akun twitter @OBR_Indonesia, gerakan ini merupakan panggilan untuk semua orang yang peduli dengan kesetaraan dan menyatakan sikap antikekerasan pada perempuan. Tahun lalu bersama dengan jutaan orang di 217 negara, ratusan orang menari bersama menyerukan sikap antikekerasan.

Dhyta mengatakan semua orang yang hadir akan bangkit (rising) dan menari bersama untuk menyerukan sikap antikekerasan pada perempuan.

"Gerakan OBR ini bertujuan memecah kebisuan terhadap isu-isu kekerasan seksual terhadap perempuan karena ketabuan dan stigma terhadap perempuan yang harapannya akan membuat lebih banyak orang peduli dengan isu-isu kekerasan terhadap perempuan," kata Dhyta.

Untuk tahun menurut Dhyta OBR lebih memfokuskan keadilan untuk korban, berkaca pada kasus yang melibatkan sastrawan Sitok Srengenge dengan korban Mahasiswi berinisal RW. "Oleh sebab itu dengan OBR ini kami ingin menyampaikan kepada korban bahwa mereka tidak sendiri dan bahwa ada banyak orang yang peduli pada mereka. Kami juga ingin meningkatkan kesadaran publik agar berhenti menyalahkan korban kekerasan terhadap perempuan," katanya.

(Mia/Abd)

Baca Juga :

Ucapan Doa Mengalir untuk Ibu Bayi si Korban Sitok Srengenge

Mahasiswi Korban Sitok Srengenge Melahirkan Anak Perempuan

Kondisi Mental `R`, Korban Sitok Srengenge Kian Memprihatinkan

Korban Sitok Ingin Diperiksa di Tempat Nyaman Agar Tak Ketakutan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.