Sukses

Studi: 30-40 Persen Pasutri Tidur Terpisah

Sebuah penelitian dari Toronto mengungkapkan bahwa hanya 30-40 Persen pasangan tidur terpisah. Padahal ada manfaat tidur bersama.

Sebuah penelitian dari Universitas Ryerson di Toronto mengungkapkan, hanya sekitar 70 persen saja yang tidur bersama. Sementara 30-40 Persennya, tidur terpisah. Peneliti menyayangkan hal ini, karena tidur bersama bisa menurunkan tingkat stres.

Bukan karena bertengkar dan sebagainya, tapi beberapa pasangan beranggapan tidur terpisah lebih nyaman. Seperti yang dikutip dari laman Yourtango, Rabu (14/8/2013) pasangan yang tidur terpisah belum tentu berkaitan dengan pertengkaran.

Sebelumnya, sebuah survei serupa dilakukan oleh National Sleep Foundation pada 2005 silam menuliskan bahwa ketika itu, peneliti menemukan satu dari empat pasangan tidur sendirian.

"Tidur sangat penting untuk kesehatan Anda pribadi dan kesehatan hubungan Anda. Tapi apakah tidur terpisah merupakan solusi untuk pasangan yang memiliki masalah tidur?," tulis peneliti.

Menurut peneliti, ada manfaat tidur bersama. Seperti misalnya menurunkan kortisol (hormon stres) dan meningkatkan oksitosin (hormon cinta) yang bisa membangkitkan perasaan aman.

Ada banyak pilihan bagi pasangan yang merasa sulit untuk tidur bersama, apa pun alasannya peneliti beranggapan tidur bersama lebih baik daripada sendiri.

(Fit/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini