Sukses

Puncak Gelombang Omicron XBB di Singapura Diprediksi Sebelum Pertengahan November

Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan, gelombang infeksi COVID-19 yang didorong oleh subvarian XBB dapat mencapai puncaknya lebih awal dari pertengahan November.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan, gelombang infeksi COVID-19 yang didorong oleh subvarian Omicron bernama XBB dapat mencapai puncaknya lebih awal dari pertengahan November.

“Cukup jelas dari minggu lalu kasus COVID-19 sebenarnya mulai turun,” kata Ong Ye Kung mengutip Straits Times, Selasa (25/10/2022).

Ong menambahkan bahwa jika tren turun ini berlanjut, itu berarti gelombang XBB telah mencapai puncaknya lebih awal dari yang diperkirakan.

Sebelumnya, gelombang kasus COVID-19 yang didorong oleh jenis XBB diperkirakan akan mencapai puncaknya sekitar pertengahan November, kata Ong, Sabtu 15 Oktober.

“Ini kemungkinan akan menjadi gelombang pendek dan tajam,” kata Ong, seraya mengatakan bahwa Singapura kemungkinan akan mengalami rata-rata sekitar 15.000 kasus harian.

Bila menilik saat gelombang BA.5 masuk di sana, kasus rawat inap mencapai 800 pada bulan Juli. Dan rumah sakit di Singapura sementara mampu mengatasinya. Untuk subvarian ini, Singapura optimistis bisa menanganinya.

Sub-varian XBB Omicron, atau dikenal sebagai BA.2.10, saat ini merupakan penyebab dominan infeksi COVID-19 di Singapura, kata Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) dalam sebuah pernyataan pada 15 Oktober.

Hal ini dianggap memengaruhi volume pasien yang tinggi di departemen darurat kesehatan masyarakat. Bahkan, ada yang menunggu tempat tidur hingga 50 jam. Terkait hal ini, Ong mengatakan bahwa departemen ini memang telah sibuk sejak awal tahun.

Situasi semakin memburuk selama gelombang COVID-19, seperti selama dua gelombang varian Omicron serta gelombang XBB yang sedang berlangsung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Krisis Tempat Tidur

Ong menambahkan bahwa volume pasien tidak didorong oleh mereka yang terinfeksi COVID-19.

"Mereka (bagian gawat darurat) tidak melihat banyak pasien COVID-19 tetapi pasien normal atau pasien penyakit lain seperti biasa."

Namun, memang lebih banyak ruang bangsal yang digunakan oleh pasien COVID-19 selama terjadinya gelombang kenaikan. Ini membuat tempat tidur lebih sulit untuk dialokasikan untuk pasien non-COVID-19, katanya.

Menurut Ong, krisis tempat tidur adalah alasan mengapa kementerian bekerja dengan rumah sakit untuk mengaktifkan langkah-langkah mengurangi krisis di departemen darurat dan memastikan ada cukup sumber daya dan tenaga untuk merawat pasien.

3 dari 4 halaman

Tetap Vaksinasi

Dia juga mengingatkan bahwa setiap individu harus tetap mendapatkan vaksinasi sebagai perlindungan. Bahkan jika gelombang saat ini mereda dan jika gelombang lain melanda Singapura.

Menanggapi pertanyaan tentang mengapa lanjut usia (lansia) harus mendapatkan vaksin bivalen, Ong mengatakan vaksin bivalen memiliki formulasi terbaru yang lebih efektif melawan infeksi pendorong sub-varian COVID-19 saat ini. Sekitar 20.000 orang telah mendapatkan vaksin tersebut.

Vaksin bivalen pertama yang diluncurkan adalah vaksin bivalen Moderna/Spikevax, yang tersedia di sembilan pusat pengujian dan vaksinasi bersama di seluruh pulau tiga hari lebih cepat dari jadwal pada 14 Oktober.

Sementara itu, vaksin bivalen Comirnaty dari Pfizer-BioNTech, yang masih dalam tahap evaluasi, diharapkan tersedia pada akhir tahun 2022.

4 dari 4 halaman

Terkait XBB

Subvarian XBB sendiri pertama kali terdeteksi pada bulan Agustus dan telah ditemukan di lebih dari 17 negara, termasuk Australia, Denmark, India, dan Jepang.

Sementara XBB setidaknya menular seperti strain lain yang saat ini beredar, termasuk BA.5 dan BA.2.75, Depkes Singapura mengatakan dalam pernyataan 15 Oktober tidak ada bukti bahwa itu menyebabkan penyakit yang lebih parah meskipun sangat menular.

Proporsi kasus dengan jenis XBB, subvarian Omicron, telah meningkat di Singapura selama sebulan terakhir.

Pada 14 Oktober, ada 9.087 kasus COVID-19 baru yang dilaporkan di Singapura dan sembilan berada di ICU. Sebanyak 562 pasien dirawat di rumah sakit, dengan 44 membutuhkan oksigen. Rasio infeksi minggu ke minggu adalah 1,64.

Mengacu pada angka di atas yang menunjukkan jumlah rata-rata pergerakan 7 hari, Ong mengatakan bahwa kasus meningkat, tetapi sudah mulai menurun yang berarti kasus tidak bertambah.

Di Singapura, XBB sekarang menjadi subvarian utama, terhitung 54 persen dari kasus lokal dari 3 hingga 9 Oktober.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • Setelah Covid-19 varian Delta dan Delta Plus, kini varian Omicron menimbulkan kekhawatiran di berbagai negara.

    Omicron

  • XBB