Sukses

Dokter: Tak Perlu Pisahkan Piring Gelas Pasien TB

Stigma terhadap pasien TB masih ada, bahkan dari keluarga sendiri. Dokter Erlina menekankan penularan TB bukan dari piring gelas tapi udara.

Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan Jakarta, Erlina Burhan, sering mendengar cerita pasien Tuberkulosis (TB) masih mendapat stigma. Bahkan, stigma ini muncul dari keluarganya sendiri seperti membeda-bedakan piring gelas pasien TB.

"Ada pasien saya yang bahkan piring gelasnya harus harus dipisahkan. Harus dicuci sendiri," cerita Erlina di sela simposium tahunan Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia di Jakarta.

Padahal, kata Erlina, tidak perlu piring dan gelas pasien TB dibedakan. TB itu tidak menular dari piring, melainkan dari udara. Kuman Mycobacterium tuberculosis bakal melayang-layang di udara usai seseorang batuk atau bersin lalu terhirup ke saluran napas seseorang.

"Jadi itu salah (memisahkan piring dan gelas), kasihan kan kayak dikucilkan seperti itu," kata wanita yang juga Ketua Kelompok Kerja DOTS dan TB MDR RSUP Persahabatan ini di Jakarta, ditulis Senin (2/10/2017).

Bila pasien TB tersebut teratur minum obat, potensi menularkan ke orang lain menurun. Pengobatan mampu melumpuhkan kuman penyebab TB sehingga sudah tidak bisa dideteksi oleh mikroskop.

"Setelah konsumsi obat dua minggu, kumannya terlihat lagi di mikroskop. Artinya, kalau bersin atau batuk kumannya sudah berkurang. Ya, amannya bisa pakai maskerlah (agar tidak menulari orang lain)," ia menambahkan.

Untuk sembuh dari TB, pasien mengonsumsi obat anti-TB sekitar enam bulan sesuai aturan dari dokter. Jangan berhenti di tengah jalan untuk mencegah dari kebal terhadap obat TB.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini