Sukses

Finlandia Diterima Jadi Anggota NATO, Ukraina Tunggu Dulu

NATO telah buka pintu untuk Finlandia, padahal Ukraina juga berharap.

Liputan6.com, Jakarta - Republik Finlandia berhasil masuk NATO sebagai anggota ke-31. Bergabungnya Finlandia ini terjadi setelah Rusia melancarkan invasi ke negara tetangganya sendiri, yakni Ukraina. Finlandia juga berbatasan dengan Rusia. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Rabu (12/12/2023), pada bulan April, Finlandia secara resmi menjadi anggota NATO ke-31.

Sauli Niinisto, Presiden Finlandia gembira dengan bergabungnya negara itu. “Sebuah era baru telah dimulai. Setiap negara memaksimalkan keamanan mereka sendiri. Begitu juga dengan Finlandia. Keanggotaan NATO memperkuat posisi internasional kami dan ruang untuk bergerak.”

Swedia masih menunggu. Turki, yang sudah menjadi anggota NATO, telah menunda persetujuannya, dengan menuduh Swedia telah menyembunyikan orang-orang yang dianggap teroris oleh Turki.

Para anggota parlemen Turki, masih mendiskusikan permohonan Swedia.

Sekjen NATO, Jens Stoltelberg berharap Majelis Nasional dapat menyelesaikan diskusi terkait ini sesegera mungkin sehingga mereka dapat menyelesaikan ratifikasi bagi Swedia.

NATO telah meningkatkan dukungan bagi Ukraina pada 2023, dengan mengkooordinasikan pengiriman senjata dan pelatian dari negara-negara anggotanya.

Dalam pertemuan tahunannya di Vilnius, aliansi ini menegaskan kembali posisinya bahwa Ukraina akan menjadi anggota NATO dan menyederhanakan tahap-tahap bagi negara itu untuk diterima.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kedekatan Ukraina dengan NATO

Dmytro Kuleba, Menteri Luar Negeri Ukraina mengatakan, bahwa mereka sebenarnya sudah menjadi anggota NATO secara de fakto, dalam hal kapasitas teknik, pendekatan pengelolaan dan prinsip-prinsip dalam mengelola tentara.

Akses bagi Ukraina adalah keputusan politik bagi para pemimpin NATO, kata mantan kepala perencanaan kebijakan aliansi ini, Fabrice Pothier.

“Saya kira Ukraina mungkin adalah salah satu sekutu yang paling potensial yang mampu dan bisa di luar sana. Tidak ada yang lebih baik. Namun pada dasarnya ini adalah pertanyaan politik tentang apakah di sana ada lebih banyak risiko atau keuntungan untuk menerima Ukraina sekarang, dibanding menunggunya.”

Ukraina sedang mengarahkan pembicaraan terkait akses itu dengan NATO dan Uni Eropa, sementara negara itu bertempur melawan invasi pasukan Rusia. 

Sejumlah anggota NATO beralasan bahwa akses bagi Ukraina harus menunggu hingga perang berakhir. Namun itu bisa memperpanjang pertempuran, kata Pothier.

Pothier juga mengatakan, jika penundaan itu terus dilakukan, Presiden Rusia Vladimir Putin akan memiliki keuntungan lain untuk terus melakukan serangan dan mempertahankan tingkat permusuhan cukup tinggi, sehingga tidak akan ada ambang batas yang bisa dilewati Ukraina ke NATO.

Itulah yang menjadi tantangan bagi NATO, karena jalan keanggotaan bagi Ukraina masih sangat tidak pasti. 

3 dari 4 halaman

Inggris Kirim 2 Kapal Penyapu Ranjau ke Ukraina

Angkatan Laut Kerajaan Inggris mentransfer dua kapal penyapu ranjau ke Ukraina dalam upaya memperkuat kemampuan angkatan laut negara itu di tengah perang dengan Rusia. Hal ini dikonfirmasi Kementerian Pertahanan Inggris.

Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps menuturkan bahwa kapal-kapal itu akan membantu membuka kembali rute ekspor penting yang terbatas sejak invasi Rusia ke Ukraina.

Pada saat bersamaan, Inggris juga mengumumkan peluncuran koalisi maritim dengan Norwegia untuk menggalang dukungan jangka panjang bagi Ukraina.

Shapps mengatakan bahwa kehadiran kapal-kapal tersebut akan membuat perbedaan signifikan, meningkatkan upaya untuk membersihkan ranjau dari Laut Hitam, dan bahwa koalisi tersebut akan membantu membangun Angkatan Laut Ukraina yang mampu mempertahankan negara itu di masa depan. Shapps menampik anggapan bahwa negara-negara Barat sudah kehilangan perhatian terhadap perang Ukraina.

"Kami percaya bahwa kita tidak bisa mendapatkan hasil jika seorang diktator otokratis masuk ke negara tetangga yang demokratis dan kemudian Barat menjadi bosan," ujar Shapps, seperti dilansir BBC, Selasa (12/12/2023).

"Ini adalah hasil yang tidak bisa diterima. Ini sebabnya Inggris akan terus mengingatkan masyarakat bahwa hal itu tidak bisa terjadi."

Terkait koalisi yang dibangun bersama Norwegia, Shapps menyebutkan, "Upaya untuk meningkatkan Angkatan Laut Ukraina menandai awal dari upaya baru yang dilakukan Inggris, Norwegia, dan sekutu kami untuk memperkuat kemampuan maritim Ukraina ... meningkatkan kemampuan mereka untuk beroperasi dalam mempertahankan kedaulatan perairan mereka dan memperkuat keamanan di Laut Hitam."

"Sebagai negara kepulauan dengan sejarah maritim yang membanggakan, Inggris dan Angkatan Laut Kerajaan Inggris mempunyai posisi yang tepat untuk mendukung upaya ini, yang akan menjadi bagian dari serangkaian koalisi baru yang dibentuk antara sekutu untuk memastikan komitmen militer yang bertahan lama dalam mendukung Ukraina."

4 dari 4 halaman

Tantangan atas Dukungan Maritim untuk Ukraina

Pengiriman dua kapal penyapu ranjau Angkatan Laut Kerajaan Inggris ke Ukraina merupakan bagian dari paket dukungan maritim Inggris, yang dijanjikan sebelum Rusia menginvasi Ukraina.

Angkatan Laut Kerajaan Inggris telah melatih awak kapal Ukraina selama musim panas tentang cara menggunakan kapal tersebut.

Namun, masih ada pertanyaan mengenai bagaimana atau kapan mereka bisa memasuki Laut Hitam karena Turki mengendalikan akses melalui Bosphorus.

Hal ini menyoroti kekhawatiran mengenai dampak langsung dari dukungan maritim terhadap perang Ukraina. Selama enam bulan terakhir, Ukraina telah berhasil menargetkan armada Laut Hitam Rusia di Krimea dengan menggunakan drone dan rudal jarak jauh.

Bagaimanapun, negara Eropa Timur itu masih perlu membangun kembali angkatan lautnya dan untuk melakukan hal tersebut, Ukraina tidak hanya memerlukan dukungan dari negara-negara Barat – seperti Inggris dan Norwegia – namun juga akses untuk berlayar melalui selat sempit antara Mediterania dan Laut Hitam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.