Sukses

Unik, Vending Machine di Jepang Jual Daging Beruang Rp224 Ribu per Kg

Pelanggan dapat memilih daging beruang berlemak atau tanpa lemak.

Liputan6.com, Tokyo - Vending machine atau mesin penjual otomatis di Jepang muncul dengan menu baru yang unik: daging beruang liar.

Walau terdengar aneh, namun itu bukan satu-satunya menu unik yang dijual via vending machine di Jepang. Sebelumnya sudah ada daging ikan paus, siput kaleng, hingga serangga yang dapat dimakan.

Menurut harian Jepang Mainichi Shimbun, berbagai potongan daging beruang hitam lokal dijual via mesin penjual otomatis di Kota Semboku. Pelanggan dapat memilih ingin daging berlemak atau tanpa lemak dengan harga sekitar 2.200 yen atau kurang lebih Rp224 ribu per 250 gram.

Beruang hitam Asia diklasifikasikan rentan secara internasional dan dagingnya dianggap sebagai makanan lezat nan mewah maka jarang ada restoran menyajikannya. Jepang menyatakan telah membatasi jumlah perburuannya oleh pemburu berlisensi.

Dikelola oleh restoran lokal Soba Goro, vending machine di Semboku, Prefektur Akita, dilaporkan menjual 10-15 bungkus daging beruang setiap minggunya. Beruang itu dihasilkan oleh pemburu lokal dari pegunungan terdekat. Demikian seperti dilansir BBC, Selasa (17/4/2023).

Jepang memiliki jumlah vending machine per kapita tertinggi di dunia, yang terletak nyaris di seluruh penjuru, mulai dari gang kecil hingga desa terpencil. Umumnya dikenal sebagai jidou hanbaiki atau jihanki, mesin penjual otomatis menjadi populer di Jepang pada tahun 1960-an.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada Sekitar 15.000 Ekor Beruang di Jepang

Mesin penjual otomatis di Semboku yang menjual daging beruang terletak di pintu masuk Stasiun Tazawako, tempat perhentian Shinkansen atau kereta peluru, seperti halnya juga kereta lainnya. Namun, daging beruang kebanyakan dibeli oleh pengunjung yang datang dengan Shinkansen.

Sejak mesin penjualan daging beruang dipasang November lalu, para operatornya mengaku mendapat permintaan dari wilayah Kanto di sekitar Tokyo.

"(Daging beruang) rasanya clean dan tidak keras, bahkan saat dingin. Dapat dinikmati dalam berbagai macam hidangan, mulai dari rebusan hingga steak," kata perwakilan Soba Goro.

Para ahli mengatakan bahwa lebih banyak beruang meninggalkan hutan dan memasuki kota dalam beberapa tahun terakhir karena mereka kehabisan makanan. Berkurangnya populasi manusia di Jepang, terutama di daerah pedesaan, juga menjadi faktor hewan-hewan tersebut tertarik ke daerah yang jarang dihuni, sehingga menimbulkan ancaman bagi penduduk setempat.

Lima serangan beruang dilaporkan terjadi di Prefektur Miyagi antara April dan September 2022, di mana terdapat tujuh orang terluka. Itu adalah jumlah serangan tertinggi sejak otoritas prefektur melakukan pencatatan pada tahun 2001.

Menurut Kementerian Lingkungan Jepang, antara 3.000 dan 7.000 beruang telah terbunuh dalam tujuh tahun terakhir menyusul meningkatnya pertemuan antara manusia dan hewan itu.

Jepang membatasi jumlah beruang hitam yang dapat diburu, yaitu sebesar 12 persen dari perkiraan populasi mereka, yang diperkirakan ada sekitar 15.000 ekor di negara itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini