Sukses

Pasca Pandemi COVID-19: ATM dan Kantor Cabang Bank di Australia Terancam Punah

Di hampir semua distrik perbelanjaan di pinggiran kota di seluruh Australia, ATM apalagi kantor cabang bank, kini sulit ditemukan.

Liputan6.com, Canberra - Dalam beberapa tahun terakhir, ada perubahan yang nyata di Australia: semakin sulit menemukan tempat untuk menarik uang tunai. Pasalnya, kantor cabang bank dan ATM banyak yang 'hilang' menyusul beralihnya konsumen dari penggunaan uang tunai, tren yang muncul selama pandemi COVID-19 dan terus berlanjut hingga sekarang.

Di hampir semua distrik perbelanjaan di pinggiran kota di seluruh Australia, ATM apalagi kantor cabang bank, kini sulit ditemukan.

Data pemerintah menunjukkan bahwa jumlah ATM di seluruh Australia berkurang lebih dari setengahnya, yaitu dari 13.814 pada 2017, menjadi 6.412 pada 2022. Jumlah kantor cabang bank juga turun, dari 5.694 pada 2017 menjadi 4.014 pada 2022, turun dari puncaknya lebih dari 8.500 pada tahun 1993, ketika populasi Australia di bawah 18 juta, dibandingkan dengan 26 juta saat ini.

Gubernur Reserve Bank, bank sentral Australia, Philip Lowe bulan lalu menuturkan bahwa nilai penarikan tunai turun 17 persen dalam tiga tahun terakhir, meskipun total pengeluaran selama periode tersebut meningkat 27 persen.

"Dunia pembayaran berubah dengan cepat," kata Lowe seperti dikutip dari The Straits Times, Minggu (29/1/2023).

Hampir semua pembelian di Australia sekarang dapat dilakukan dengan kartu kredit atau debit, termasuk pembayaran transportasi umum dan layanan yang disediakan oleh pedagang seperti tukang listrik atau pekerja pemindahan. Beberapa toko dan kafe, bahkan benar-benar menerapkan pembayaran non-tunai.

Uang kertas diperkirakan mencapai kurang dari 4 persen dari total pembelian ritel pada tahun 2025.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Titik Terendah

Kepala Eksekutif Asosiasi Pengecer Australia Paul Zahra mengatakan pada awal bulan ini bahwa penggunaan uang tunai mencapai titik terendah setelah pandemi COVID-19, yang menyebabkan preferensi untuk pembayaran tanpa kontak. Dia menambahkan bahwa pertumbuhan terbesar dalam jenis pembayaran adalah dompet digital.

"Saat kita keluar dari lockdown, uang tunai telah digunakan lagi, tetapi tendernya menurun," kata Paul kepada The Sydney Morning Herald. "Kartu lebih disukai karena cepat dan mudah – hanya dengan satu ketukan dan Anda keluar."

Di banyak daerah, khususnya di pedesaan Australia, kantor pos kini menyediakan layanan perbankan seperti penarikan, penyetoran, dan pemeriksaan saldo. Ada sekitar 3.500 kantor pos yang menawarkan layanan perbankan.

Bagaimanapun, tidak ada jaminan cabang kantor pos akan tetap beroperasi. Australia Post dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menutup sekitar 30 cabang, terutama karena terlalu sepi atau berada di properti yang masa sewanya telah berakhir.

Asosiasi Perbankan Australia (ABA), yang mewakili 20 bank Australia, termasuk empat bank besar – Commonwealth Bank, Westpac, NAB dan ANZ – mengatakan tahun lalu bahwa mereka tidak memperkirakan uang tunai akan 'menghilang'.

"(Pada awal pandemi), sebagian besar pedagang – toko buah, tukang daging, supermarket besar, semua orang – muncul dengan mengatakan 'tidak ada uang tunai'," ungkap Kepala Eksekutif ABA Anna Bligh kepada 6PR Radio. "Sekarang mereka sudah sangat terbiasa, mereka tidak akan kembali menggunakan uang tunai."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.