Sukses

Temuan Dokumen Rahasia di Rumah Pribadi Presiden AS Joe Biden Bertambah

Ada enam dokumen rahasia yang kembali ditemukan di rumah pribadi Presiden Joe Biden di Wilmington, Delaware, selama pencarian yang berlangsung 13 jam.

Liputan6.com, Washington - Penyelidik Kementerian Kehakiman Amerika Serikat kembali menemukan enam dokumen rahasia di rumah pribadi Presiden Joe Biden di Wilmington, Delaware, selama pencarian yang berlangsung 13 jam. Hal tersebut disampaikan oleh seorang pengacara Biden.

Sejumlah dokumen yang disita pada Jumat (20/1), berasal dari masa jabatannya sebagai senator, sementara sisanya merupakan dokumen dari masa jabatannya sebagai wakil presiden di bawah Barack Obama.

Pengacara Biden, Bob Bauer mengatakan, catatan pribadi dari tulisan tangan dan materi terkait lainnya juga diamankan. Sementara itu, Biden dan istri dilaporkan tidak hadir dalam pemeriksaan di kediaman mereka. Demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (22/1/2023).

"Presiden Biden menawarkan akses ke rumahnya demi memungkinkan penyelidik melakukan pencarian ke seluruh tempat untuk menemukan potensi materi rahasia," kata Bauer.

Biden tengah terseret skandal temuan dokumen rahasia pemerintah yang seharusnya sudah diserahkannya ke Arsip Nasional begitu masa jabatannya berakhir.

Temuan dokumen rahasia pertama terjadi pada 2 November 2022 di Penn Biden Center, sebuah think tank, yang didirikannya di Washington DC. Kemudian pada 20 Desember 2022, terjadi temuan kedua di kediaman pribadinya di Delaware. Pada 12 Januari 2023, diumumkan temuan ketiga yang juga di Delaware.

Setelah menemukan dokumen-dokumen rahasia tersebut, Biden mengklaim pihaknya segera menyerahkannya ke Arsip Nasional dan Kementerian Kehakiman.

Mengingat "kondisi luar biasa" atas temuan sejumlah dokumen rahasia ini, Jaksa Agung AS telah menunjuk seorang penasihat khusus bernama Robert Hur untuk memimpin penyelidikan.

Skandal yang menyeret Biden ini mencuat di tengah penyelidikan serupa yang dijalani mantan Presiden Donald Trump. Ada ratusan dokumen rahasia yang ditemukan di kediaman Trump di Mar-a-Lago, Florida.

Selain didakwa terkait penanganan dokumen rahasia pemerintah, Trump juga didakwa tidak mematuhi panggilan pengadilan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tidak Menyesal

Biden mengaku "tidak menyesal" karena tidak mengungkapkan temuan sejumlah dokumen rahasia lebih awal ke publik atau tepatnya sebelum pemilu sela tahun lalu. Publik sendiri baru mengetahui skandal ini sekitar dua pekan lalu.

"Saya tidak menyesal," kata Biden dalam kunjungan kerjanya ke California pada Kamis (19/1).

"Saya mengikuti apa yang para pengacara sampaikan kepada saya. Itulah yang kita lakukan," tambahnya.

Biden dan timnya menghadapi kritik keras, terutama dari Partai Republik, terkait jeda pengungkapan temuan pertama dokumen rahasia yang cukup lama.

3 dari 3 halaman

Salah Tempat

Pengacara Biden lainnya, Richard Sauber, sebelumnya mengklaim bahwa dokumen-dokumen rahasia itu secara tidak sengaja salah tempat.

Republikan telah menuntut agar daftar pengunjung kediaman pribadi Biden diungkap, namun hal itu ditolak Gedung Putih.

Kantor penasihat Gedung Putih pada Senin (16/1) mengatakan bahwa bukanlah praktik standar untuk mengawasi siapa yang mengunjungi rumah pribadi presiden.

"Seperti halnya setiap presiden dalam beberapa dekade sejarah modern, kediaman pribadi (Presiden Biden) bersifat pribadi," kata juru bicara penasihat Gedung Putih Ian Sams seperti dikutip dari BBC.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.