Sukses

Jelang Tahun Baru Imlek, Kasus COVID-19 di Pedesaan China Diperkirakan Melonjak

Ahli epidemiologi memperkirakan lonjakan kasus COVID-19 di pedesaan China menjelang Tahun Baru Imlek.

Liputan6.com, Beijing - Epidemiolog China memperingatkan bahwa kasus COVID-19 di wilayah pedesaan negara itu kemungkinan akan melonjak. Sementara itu, sistem kesehatan di daerah pedesaan dikhawatirkan tidak sanggup menerima beban lonjakan pasien. 

Dikutip dari Channel News Asia, Jumat (13/1/2023), ratusan juta orang di China akan mudik menjelang Tahun Baru Imlek. Ini merupakan mudik pertama mereka sejak pandemi COVID-19 dimulai beberapa tahun lalu. 

"Puncak gelombang COVID-19 di China diperkirakan akan berlangsung dua hingga tiga bulan," ujar Zeng Guang, mantan kepala Pusat Pengendalian Penyakit China.

Zeng mengingatkan sudah waktunya untuk fokus pada daerah pedesaan.

"Banyak lansia, sakit, dan cacat di pedesaan tertinggal dalam hal pengobatan COVID-19," tambahnya.

Henan adalah satu-satunya provinsi di China yang memberikan rincian tingkat infeksi. Awal bulan ini, seorang pejabat kesehatan di sana mengatakan hampir 90 persen populasi di sana terjangkit COVID-19.

China telah berhenti memberikan statistik COVID-19 harian sejak menyudahi kebijakan nol COVID-19. Pada saat bersamaan, rumah sakit di sejumlah kota besar, di mana fasilitas kesehatannya lebih baik dan lebih mudah diakses, ramai oleh pasien COVID-19.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Migrasi Terbesar

Sebagai gambaran, liburan Tahun Baru Imlek di China, yang secara resmi dimulai dari 21 Januari, disebut sebagai migrasi manusia tahunan terbesar di dunia.

Terdapat sekitar dua miliar perjalanan dan puluhan juta orang yang terlibat dalam fenomena tersebut.

3 dari 4 halaman

34,7 Juta Perjalanan Dalam Negeri

Kementerian Perhubungan China mengungkapkan ada sekitar 34,7 juta perjalanan dalam negeri yang dilakukan melalui jalan darat, kereta api, air atau udara pada Sabtu (7/1), hari pertama dari kesibukan perjalanan Tahun Baru Imlek 2023 di China.

Kemudian pada Minggu (8/1), jumlah itu bertambah menjadi 35,4 juta. Jumlah pelaku perjalanan di China tahun ini disebut 40 persen lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Wakil Menteri Transportasi China Xu Chengguang memperkirakan, negara itu akan melihat sekitar 2,1 miliar perjalanan selama keseluruhan periode 40 hari Festival Musim Semi, yang disebut Chunyun.

Peningkatan perjalanan di China, bersama dengan indikator mobilitas lainnya menunjukkan lonjakan penggunaan kereta bawah tanah dan kemacetan lalu lintas. 

4 dari 4 halaman

Pertanda Baik untuk Ekonomi Negara

Lonjakan ini menjadi pertanda baik bagi prospek ekonomi negara itu dan menunjukkan bahwa gelombang COVID-19 terburuk mungkin akan segera berakhir di sejumlah kota besar. Sementara itu, ekonom telah menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi China setelah pencabutan kebijakan nol COVID-19 menjelang Tahun Baru Imlek.

Barclays pekan lalu menaikkan proyeksi pertumbuhan PDB China menjadi 4,8 persen untuk 2023 dari 3,8 persen.

"Aktivitas di China telah pulih secara signifikan," kata Tommy Xie, kepala penelitian China di Oversea-Chinese Banking Corporation. "Tingkat kemacetan di kota-kota seperti Beijing dan Chengdu yang pertama kali dilanda wabah COVID-19 sudah pulih sepenuhnya."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.