Sukses

1 Maret 1950: Mata-mata Pembela Komunis Dipenjara Selama 14 Tahun

Fuchs kelahiran Jerman, melarikan diri dari negara asalnya untuk menghindari Nazi pada tahun 1933.

Liputan6.com, Berlin - Seorang ilmuwan nuklir terkemuka telah dipenjara selama empat belas tahun di Old Bailey lantaran menjadi mata-mata untuk Uni Soviet.

Klaus Emil Julius Fuchs (38) seorang pegawai negeri dari Harwell di Berkshire, mengaku bersalah atas empat pelanggaran berdasarkan Undang-Undang Rahasia Resmi, demikian dikutip dari laman BBC, Selasa (1/3/2022).

Fuchs kelahiran Jerman, melarikan diri dari negara asalnya untuk menghindari Nazi pada tahun 1933, telah dianggap sebagai salah satu ilmuwan atom terkemuka Inggris.

Tetapi di balik topeng itu ada seorang Komunis yang berkomitmen yang telah membocorkan rahasia kepada Rusia selama hampir satu dekade terakhir.

Dia dihukum atas empat tuduhan mengungkapkan rahasia atom "dihitung secara langsung atau tidak langsung berguna bagi musuh" - di Inggris pada tahun 1943 dan 1947 dan di Amerika Serikat pada tahun 1944 dan 1945.

Jaksa Agung, Sir Hartley Shawcross KC, yang membuka kasus untuk penuntutan, mengatakan Fuchs tidak diragukan lagi telah memberikan informasi kepada Soviet lebih dari empat kali meskipun dia diadili untuk empat pelanggaran tertentu.

Motivasinya, kata Shawcross, adalah "pengabdiannya yang teguh pada Komunisme".

Fuchs, yang hingga penangkapannya pada Februari 1950, bekerja sebagai pejabat ilmiah utama senior di Harwell Atomic Research Establishment, tiba di Inggris dari Jerman, melalui Prancis, pada tahun 1933.

Ketika Prancis diserang oleh Jerman pada tahun 1940, Fuchs diinternir dan dideportasi ke Kanada.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bebas pada Tahun 1942

Dia dibebaskan pada tahun 1942 dan diburu oleh Universitas Birmingham untuk melakukan penelitian atom.

Pada tahap inilah dia melakukan kontak dengan Soviet dan mulai secara teratur menyampaikan informasi yang berkaitan dengan energi atom, pengadilan diberitahu.

Antara 1944 dan 1946 ia bekerja di departemen Riset Atom Amerika di Los Alamos, New Mexico, di mana ia terlibat dalam pembangunan bom atom pertama.

Pengadilan diberitahu bahwa informasi dari Amerikalah yang pertama kali membuat para detektif Inggris mencurigai Fuchs melakukan spionase.

Saat menjatuhkan hukuman, Ketua Hakim Agung Lord Goddard berkata: "Anda telah mengkhianati keramahan dan perlindungan yang diberikan kepada Anda oleh negara ini dengan pengkhianatan paling kejam."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.