Sukses

Indonesia Tolak Masuk Perahu Pengungsi Rohingya Terdampar di Aceh, tapi Bantu Perbaiki

Indonesia secara tegas menolak masuknya pengungsi Rohingya.

Liputan6.com, Jakarta - Pihak berwenang Indonesia akan membantu memperbaiki perahu, yang berisi lebih dari 100 orang pengungsi asal Rohingya, yang terdampar di lepas pantainya, tetapi tidak akan mengizinkan para penumpangnya mencari suaka. Perahu itu akan diminta pergi, kata para pejabat pada Selasa (28/12) kepada kantor berita Reuters.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (29/12/2021), nelayan melihat perahu itu pada hari Minggu di lepas pantai Bireuen, Aceh, mengangkut sekitar 120 pria, wanita dan anak-anak yang merupakan pengungsi Rohingya.

“Rohingya bukan warga negara Indonesia, kami tidak bisa membawa mereka masuk begitu saja sebagai pengungsi. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah,” kata Dian Suryansyah, seorang pejabat angkatan laut setempat. Pihak berwenang akan memberi bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat dan air, sebelum memintanya pergi, tambahnya.

Indonesia tidak ikut meratifikasi Konvensi PBB 1951 tentang Pengungsi dan umumnya dianggap sebagai negara transit bagi mereka yang mencari suaka menuju negara ketiga.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan dalam pernyataan pada Selasa (28/12) bahwa perahu itu mengalami kerusakan mesin dan harus diizinkan untuk mendarat.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengungsi dari Myanmar

Badruddin Yunus, tokoh masyarakat nelayan setempat, mengatakan, para pengungsi itu sudah melaut selama 28 hari dan sebagian jatuh sakit dan satu diantaranya meninggal dunia.

Pengungsi Muslim Rohingya dari Myanmar telah bertahun-tahun berlayar ke negara-negara seperti Malaysia, Thailand dan Indonesia antara November dan April ketika laut tenang. Banyak dari mereka yang ditolak, meskipun muncul imbauan dari organisasi-organisasi hak asasi internasional agar mereka dibantu.

Lebih dari 730.000 Rohingya melarikan diri dari Myanmar pada Agustus 2017 setelah tindakan keras yang dilakukan pihak militer negara tersebut, yang menurut para pengungsi tindakan tersebut diantaranya termasuk pembunuhan massal dan pemerkosaan. Organisasi hak asasi manusia telah mendokumentasikan pembunuhan warga sipil dan pembakaran Desa Rohingya.

Ratusan orang Rohingya telah mencapai Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, setelah berbulan-bulan terombang-ambing di laut.

3 dari 3 halaman

Infografis Pasien Positif Varian Omicron di Indonesia Terus Bertambah:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.