Sukses

Kemenhan Israel Perketat Ekspor Teknologi Siber

Langkah terbaru pemerintah Israel ini dilakukan untuk mencoba dan menahan dampak dari serangkaian skandal yang melibatkan perusahaan perangkat lunak negaranya.

, Tel Aviv - Kementerian Pertahanan Israel mengatakan pada hari Senin (06/12) akan memperketat pengawasan ekspor teknologi siber karena kekhawatiran tentang kemungkinan berkembangnya pelanggaran di luar negeri.

Negara-negara yang membeli teknologi siber teknologi siber Israel harus berkomitmen menggunakan produk-produk itu "untuk penyelidikan dan pencegahan tindakan teroris dan kejahatan serius saja," kata Kementerian Pertahanan Israel.

Mereka yang melanggar perjanjian dapat dicabut lisensinya dan sistem mereka dapat dimatikan.

Ini adalah langkah terbaru pemerintah Israel untuk mencoba dan menahan dampak dari serangkaian skandal yang melibatkan perusahaan perangkat lunak Israel NSO Group.

Sebelumnya pada hari Jumat (03/12), Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan perangkat lunak NSO Group "menimbulkan kontra-intelijen dan risiko keamanan yang serius bagi personel AS."

Ini terjadi setelah muncul laporan bahwa sebanyak sembilan pejabat Departemen Luar Negeri AS menjadi sasaran penyerang tak dikenal menggunakan spyware canggih yang dikembangkan oleh NSO Group.

Perusahaan itu mengatakan sedang menyelidiki klaim bahwa teknologinya digunakan untuk meretas telepon para pejabat di Uganda.

Pada bulan Juli, investigasi oleh jurnalis di seluruh dunia mengungkapkan bahwa spyware Pegasus buatan NSO telah digunakan untuk meretas telepon jurnalis, pejabat pemerintah, dan aktivis hak asasi manusia di beberapa negara.

Laporan tersebut pun mendorong Israel untuk meninjau kebijakan ekspor teknologi sibernya yang dikelola oleh Kementerian Pertahanan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

NSO Group Menghadapi Tindakan Hukum

Pada akhir bulan November lalu, perusahaan teknologi Apple Inc menggugat NSO Group dan perusahaan induknya OSY Technologies atas dugaan pengawasan dan penargetan pengguna Apple dengan spyware Pegasus miliknya.

"Aktor yang disponsori negara seperti NSO Group menghabiskan jutaan dolar untuk teknologi pengawasan canggih tanpa akuntabilitas yang efektif. Itu perlu diubah," kata Craig Federighi, wakil presiden senior rekayasa perangkat lunak Apple.

Meta, perusahaan induk Facebook juga mengambil tindakan hukum terhadap NSO Group atas laporan bahwa mereka mengeksploitasi bug di layanan pesan WhatsApp untuk menginstal malware untuk pengawasan.

NSO Group menentang tuntutan hukum tersebut.

Lebih lanjut dalam pengumuman Kementerian Pertahanan Israel tersebut dikatakan bahwa penggunaan teknologi siber hal-hal semacam itu akan dilarang di masa depan.

"Definisi kejahatan berat dan aksi teroris telah dipertajam untuk mencegah kaburnya batas-batas dalam konteks ini," kata kementerian itu.

Ini termasuk menargetkan orang untuk afiliasi politik atau aplikasi yang melanggar undang-undang privasi suatu negara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.