Sukses

Perkuat Kerja Sama Bilateral, Taiwan Berikan Beasiswa untuk 79 WNI

79 WNI mendapat beasiswa dari pemerintah Taiwan. Salah satunya adalah jurnalis Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam upaya memperkuat dan mempromosikan pendidikan internasional, serta mendorong para pemuda dari seluruh dunia untuk lebih memahami budaya dan pembangunan nasional, pemerintah Taiwan kembali meluncurkan program beasiswa kepada masyarakat Indonesia.

79 orang dinyatakan berhasil mengikuti seleksi program beasiswa dalam tiga program. Penyerahan resmi kepada para peserta tersebut diadakan pada Senin, 12 Agustus 2019 di kantor Taipei Economic Trade Office (TETO), Jakarta.

Beasiswa tersebut terdiri dari Taiwan Scholarship (Kementerian Pendidikan serta Kementerian Riset dan Teknologi), Huayu Enrichment Scholarship, dan ICDF Scholarship.

Dalam acara sharing session dan pemberian sertifikat beasiswa, Direktur Bagian Pendidikan TETO, Grace Ou, menyampaikan bahwa 79 penerima beasiswa adalah mereka yang terpilih dari proses seleksi yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Taiwan.

"Kami menerima lebih dari 700 pendaftar. Setelah proses seleksi, kami memilih 79 penerima terbaik yang akan belajar di Taiwan," kata Ou.

"Pelajar Indonesia umumnya mengambil jurusan teknik, komunikasi dan manajemen bisnis. Karena bisnis Indonesia berkembang pesat, diharapkan talenta ini akan dikembangkan," tambahnya.

Salah satu penerima beasiswa tersebut adalah jurnalis Liputan6.com, Teddy Tri Setio Berty. Dia merupakan penerima Huayu Enrichment Scholarship. Teddy akan menetap sementara di Taiwan selama 6 bulan, untuk mempelajari Bahasa Mandarin di Soochow University.

Jurnalis Liputan6.com, Teddy Tri Setio Berty, yang menerima beasiswa dari pemerintah Taiwan, Senin, 12 Agustus 2019. (Liputan6.com/Afra Augesti)

Berbagai macam persiapan ia lakukan, salah satunya ialah mempelajari Bahasa Mandarin dasar sebelum berangkat ke Taiwan pada 7 September 2019.

"Persiapannya belajar Mandarin basic, karena saya tidak punya skill di bidang ini. Namun, saya mau challenge diri saya untuk belajar Bahasa Mandarin, sebab saya merasa akan ada peluang besar di masa depan dengan belajar Bahasa Mandarin," ujarnya.

Teddy pun tak segan untuk memberikan tips kepada mereka yang ingin mengikuti program short course seperti ini.

"Dalam menulis essay (salah satu syarat mengikuti program beasiswa), saya mengorelasikannya dengan pengalaman kerja saya. Taiwan itu punya kebijakan namanya New South Bound policy atau Kebijakan ke Arah Selatan. Salah satunya, koneksi people-to-people dalam urusan budaya dan pendidikan. Saya berharap, dengan background jurnalis, saya bisa menjembatani hubungan kedua negara."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ingin Belajar Budaya Taiwan

Selain Teddy, penerima beasiswa lain adalah Stefani. Lulusan Universitas Indonesia jurusan Sastra Mandarin ini mengatakan, ada target yang ingin ia capai usai belajar di Negeri Formosa tersebut.

"Saya berharap agar semakin lancar dan menguasai Bahasa Mandarin, terutama aspek (speaking) bicara. Selain itu, saya ingin menambah wawasan mengenai budaya dan lingkungan di Taiwan," jelas Stefani.

"Taiwan merupakan negara yang sangat berkembang pesat dan terbuka dengan inovasi, serta perubahan. Pola pikir masyarakatnya juga maju. Jadi sangat memotivasi saya untuk terus mengimprovisasi diri," tambahnya.

Hal lain yang membuat Stefani menyukai Taiwan yaitu negara yang kaya akan keindahan alam dan masyarakat lokal yang ramah dengan orang asing.

Menurutnya, Bahasa Mandarin di Taiwan juga berbeda dengan yang selama ini dia pelajari. "Karakter huruf Han tradisional yang kelihatannya sulit, menurut saya sangat menarik untuk dipelajari."

Selain itu, ada pula Bodhiprajna yang menerima beasiswa HES (atau kelas bahasa) selama enam bulan.

"Informasi seputar beasiswa ini saya dapatkan dari teman. Setelah itu, saya tertarik untuk mencoba dan bersyukur lantaran bisa diterima tahun ini," ujar Bodhiprajna.

"Saya tertarik ke Taiwan karena saya menilai negara tersebut sudah cukup maju. Bisa dibilang, Taiwan adalah Macan Asia selain Korea dan Jepang," jelas pria yang nantinya akan belajar di National Chengchi University (NCCU) tersebut.

3 dari 3 halaman

Perkuat Kerja Sama RI dan Taiwan

Program beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Taiwan ini bukan kali pertama. Sejak 2004, pemerintah Taiwan telah memberikan program beasiswa bagi pelajar seluruh dunia.

Tahun lalu, sekitar 72 pelajar Indonesia lolos seleksi beasiswa Taiwan. Sejumlah mahasiswa berasal dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah hingga UIN.

TETO berharap, mereka yang memperoleh beasiswa tersebut dapat menjembatani hubungan antara Taiwan dan Indonesia, serta membantu memperkenalkan Taiwan kepada orang banyak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini