Sukses

Gagal Mendarat di Bulan, Mampukah Tardigrade Bertahan Hidup di Luar Angkasa?

Pesawat ruang angkasa milik Israel dengan nama Beresheet gagal mendarat di bulan pada April 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat ruang angkasa milik Israel dengan nama Beresheet gagal mendarat di bulan pada April 2019. Mesin pesawat yang membawa hewan Tardigrade tersebut mengalami kerusakaan parah pada menit-menit terakhir pendaratan di permukaan Bulan.

Orang-orang pun bertanya, apakah hewan terkuat di Bumi itu dapat bertahan hidup di liuar angkasa?

Ribuan Tardigrade yaitu beruang laut atau yang dikenal dengan "babi lumut" berada di pesawat ruang angkasa Beresheet ketika pesawat tersebut mengalami kecelakaan.

Mengutip dari CNN, makhluk kecil itu sangat tangguh dan dapat bertahan hidup dalam suhu yang sangat rendah dan kondisi yang keras -dan The Arch Mission Foundation, yang mengirim mereka ke luar angkasa, percaya beberapa dari hewan tersebut mungkin selamat.

Beruang laut adalah hewan kecil yang ukurannya tidak lebih dari 1 milimeter. Mereka hidup di air atau di tanaman seperti lumut dan dapat ditemukan di seluruh dunia di beberapa lingkungan yang paling ekstrem, dari gunung es di daerah kutub hingga khatulistiwa yang nyaman serta kedalaman laut.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tahan dengan Segala Kondisi

The Arch Mission membentuk sebuah misi yang bisa dinamakan sebagai "Bahtera Nuh" atau "cadangan" untuk bumi. Organisasi ini membawa sebuah arsip digital yang memiliki informasi setara dengan 30 juta halaman. Arch Mission mengirim sampel DNA manusia dan para tardigrades yang telah mengalami dehidrasi ke luar angkasa.

"Kami memilih mereka karena mereka luar biasa. Makhluk terkuat yang pernah kami ketahui. Mereka dapat bertahan hampir setiap bencana yang ada di muka bumi dan dapat bertahan hidup dalam ruang hampa udara, mereka dapat selamat dari radiasi," ujar Nova Spivack, salah satu pendiri dari Yayasan Misi Lengkungan.

Selain itu, mereka memiliki delapan kaki dengan cakar di ujungnya, otak dan sistem saraf pusat, dan faring seperti pengisap di belakang mulut mereka, yang dapat menembus makanan.

Arch Mission menempatkan makhluk-makhluk itu dalam keadaan "mati suri," di mana tubuh mengering dan metabolisme melambat hingga 0,01 persen dari laju normalnya.

"Mati suri yang dimaksud, nantinya dapat merehidrasi mereka di laboratorium lalu mereka akan bangun dan hidup kembali," jelas Spivack.

Meskipun hewan-hewan tidak akan dapat bereproduksi atau bergerak dalam keadaan dehidrasi -jika mereka selamat dari tabrakan-, mereka tetap bisa hidup kembali bertahun-tahun kemudian.

3 dari 3 halaman

Percobaan Manusia

Spivack juga mengatakan bahwa kejadian ini belum pernah terjadi sebelumnya. "Kami jarang mendapat kesempatan untuk mendaratkan kehidupan di bulan, hingga pada saat itu kami putuskan untuk mengirim beberapa orang untuk perjalanan itu," ucapnya.

Para peneliti berharap bahwa bersama dengan tardigrades, mayoritas informasi dari perpustakaan bulan selamat dari dampak tabrakan -dan dapat digunakan untuk regenerasi kehidupan manusia dalam jutaan tahun.

Meskipun Tardigrade yang didehidrasi tidak dapat hidup di bulan, secara teori mereka dapat dikumpulkan, dihidupkan kembali dan dipelajari untuk mengajarkan manusia tentang kehidupan mereka di sana.

"Tidak mungkin sel-sel dapat bertahan hidup di Bulan tanpa lebih banyak perlindungan dari radiasi," kata Spivack.

"Namun-sel-sel manusia, sel-sel tanaman dan organisme mikro yang kami kirim dapat dipulihkan, dipelajari, dan DNA mereka diesktraksi -mungkin untuk dikloning dan diregenerasi, jauh di masa depan," tambahnya.

 

 

Reporter: Aqilah Ananda Purwanti

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.