Sukses

Tuntut Penyelidikan Kematian Jamal Khashoggi, Tunangan Datangi DPR AS

Tunangan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi yang terbunuh secara misterius, berjuang di hadapan House of Representative (DPR) Amerika Serikat.

Liputan6.com, Washington DC - Hatice Cengiz, tunangan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi yang terbunuh secara misterius, berjuang di hadapan House of Representative (DPR) Amerika Serikat pada Kamis, 16 Mei 2019. Ia menuntut keadilan atas meninggalnya kekasih yang dibunuh saat hendak mengambil buku nikah di Konsultas Arab Saudi di istanbul.

Di muka panel DPR, Cengiz menyerukan penyelidikan internasional yang disponsori AS atas kasus Jamal Khashoggi.

Namun para legislator AS, yang bersimpati pada perjuangannya, tidak dapat menawarkan jaminan konkret bahwa Amerika Serikat dapat melakukan hal itu.

"Belum ada konfirmasi yang jelas bahwa (Amerika Serikat) akan mengadakan penyelidikan," kata Cengiz sebagaimana dikutip dari situs Al Jazeera pada Jumat (17/5/2019).

Cengiz juga menyayangkan dunia yang seolah diam atas kematian Jamal Khashoggi, padahal sudah lebih dari enam bulan sejak peristiwa mengerikan itu terjadi.

"Tidak ada kebenaran, keadilan atau pertanggungjawaban bagi mereka yang bertanggung jawab atas insiden mengerikan ini, hingga menodai hak asasi manusia dan kebebasan pers," katanya pada kesempatan sebelumnya kepada Komite Urusan Luar Negeri DPR AS, subkomite tentang hak asasi manusia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dibunuh Saat Urus Surat Nikah

Cengiz juga sempat menggambarkan saat-saat terakhir Khashoggi sebelum meninggal. Saat itu, ia tengah bersama almarhum ke konsulat Saudi di Istanbul untuk mengambil surat nikah pada 2 Oktober 2018.

Khashoggi adalah orang yang memasuki konsulat sedangkan Cengiz menunggu di luar. Sementara Khashoggi konon dimutilasi di dalam, Cengiz tetap menunggu calon suaminya yang ternyata tidak pernah muncul lagi.

"Ketika saya mengharapkan kabar baik dari dia bahwa surat-surat pernikahan kami sudah beres, karena saya dengan sabar menunggu kejutan bahagia melihatnya lagi, hal seperti itu tidak pernah terjadi," kata Cengiz.

Pernyataan itu disampaikan oleh Cengiz, warga negara Turki, dalam kesaksian tertulis.

3 dari 3 halaman

AS Rilis 16 Tersangka Pelaku Pembunuhan

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri AS pada April lalu merilis nama 16 warga Arab Saudi yang masuk dalam daftar hitam mereka. Ke-16 orang tersebut dianggap terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi.

Dikutip dari laman CNBC, pemerintah AS melarang mereka yang masuk dalam daftar hitam untuk menginjakkan kaki di Amerika Serikat.

Dalam sebuah keterangan, sejumlah orang yang masuk daftar itu beberapa di antaranya; Saud al-Qahtani dan Maher Mutreb. Keduanya merupakan orang dekat Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman.

Sebelum dibunuh, Jamal Khashoggi kritis dalam menyikapi kebijakan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di kolom-kolom untuk The Washington Post.

Sejak itu, Khashoggi diduga menjadi target pemerintah Saudi. Hingga akhirnya, Jamal Khashoggi datang ke Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018.

Menurut keterangan dari kekasihnya, Hatice Cengiz, Jamal Khashoggi datang ke konsulat Arab Saudi di Turki guna mengurus dokumen untuk keperluan menikah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.