Sukses

KBRI Manila: Sejauh Ini Tak Ada WNI Jadi Korban Gempa Filipina

Hasil komunikasi KBRI Manila menyebutkan bahwa sejauh ini tidak terdapat WNI yang terdampak gempa Filipina tersebut.

Liputan6.com, Manila - Pada Senin, 22 April 2019, pukul 17.11 waktu setempat, telah terjadi gempa Bumi bermagnitudo 6,1 yang berpusat di 81 km Barat Laut Filipina (Pamapanga-Zambales) pada kedalaman 71,2 km dan dirasakan hingga Wilayah Manila dan sekitarnya.

Dilaporkan delapan orang tewas dan 50 orang lainnya masih terjebak di reruntuhan supermarket dan gedung bertingkat di Wilayah Pampanga.

Gempa menyebabkan kerusakan serius di Bandara Internasional Clark-Filipina, yang pernah digunakan sebagai tempat mendarat pemimpin dunia saat menghadiri KTT ASEAN pada November 2017.

Hasil komunikasi KBRI Manila dengan para siswa Indonesia di sekolah penerbang di Iba dan Subic-Zambales, tidak terdapat WNI yang terdampak gempa tersebut, demikian seperti dikutip dari rilis resmi KBRI Manila yang dimuat Liputan6.com, Rabu (24/4/2019).

Gempa susulan masih terjadi di Filipina hingga saat ini dan tercatat setidaknya tiga kali gempa, yaitu dua kali gempa di 70 km Tacloban City pada 23 April 2019 pukul 13.37 (waktu lokal) bermagnitudo 6,4 dan pukul 14.41 bermagnitudo 4,8.

Selain itu, pada 24 April 2019 pukul 11.43, juga dilaporkan terjadi gempa bermagnitudo 4,9 di 117 km Tagum city-Davao del Norte.

Sejarah mencatat, gempa terparah disertai Tsunami di Filipina terjadi pada tahun 1976 yang menewaskan 8.000 korban jiwa dan pada Oktober 2013 di Bohol menewaskan 93 orang.

Simak video pillihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Evakuasi Korban Tewas Gempa Senin

Empat jasad tak bernyawa ditemukan pada Senin malam, di Supermarket Chuzon yang runtuh akibat gempa. Sementara itu, Hawaii News Now melaporkan tiga warga desa lain tewas akibat rumah yang ambruk, disampaikan oleh Mayor Condralito dela Cruz di Kota Porac, Provinsi Pampanga, Manila utara.

Seorang jurnalis Associated Press juga mengaku melihat tujuh orang, dengan setidaknya satu orang meninggal ditarik keluar oleh regu penyelamat dari tumpukan beton dan kayu.

Jumlah korban tewas kemudian dikonfirmasi Gubernur Pampanga, Lilia Pineda. Ia mengatakan setidaknya 10 orang tewas di provinsinya, termasuk mereka yang tewas di kota Porac. Seorang anak lain kemudian ditemukan meninggal di provinsi terdekat Zambales, kata para pejabat.

Gempa berkekuatan 6,3 itu merusak banyak rumah, jalan beton, jembatan, gereja-gereja Katolik Roma dan terminal bandara internasional di Clark Freeport, bekas pangkalan udara Amerika, di Pampanga, Filipina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.